Makalah Lincoln Electric



BAB I


LATAR BELAKANG

1.1.                 Latar Belakang 
Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya. Perusahaan yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis, tidak akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan kompetitor ketika ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing) operasi bisnis berbagai industri. Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi secara internasional, maka kompleksitas risiko dalam supply chain akan semakin besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam kompetisi bisnis yang ketat ini, karena tidak menganalisa, mengantisipasi, dan mengelola berbagai risiko dari seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah perusahaan.
Perusahaan perlu memperhatikan seluruh aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer (customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated cost), dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Memaksimalkan keuntungan (profit maximization) adalah tujuan dari supply chain (Hise, 1995). Karena itu diperlukan keseimbangan antara produktivitas (efficiency) dan profitabilitas (effectiveness) untuk memindahkan barang dan material antar negara maupun antar daerah dengan tepat waktu dan kualitas yang baik (Mentzer dan Firman, 1994).  Kompleksitas pasar dan perbedaan infrastruktur dan sosial ekonomi antar negara dan daerah berpotensi mempengaruhi keterlambatan, ketidakpastian, dan kebutuhan yang lebih besar akan koordinasi, komunikasi, dan pengawasan terhadap seluruh mata rantai pasok.
Meningkatnya pertumbuhan bisnis Lincoln Electrik sebagai perusahaan industri otomotif  yang memproduksi produk-produk motor listrik dan produk-produk las harus diikuti dengan kemampuan perusahaan mengelola berbagai masalah-masalah dalam rantai pasok yang berpotensi mengganggu pertumbuhan bisnis perusahaan.
Berbagai masalah dalam rantai pasok di Perusahaan Lincoln Electrik yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis perusahaan (business continuity) dan reputasi bisnis (business reputation).

1.2.                 Rumusan masalah
1.             Bagaimana proses manajemen dalam perusahaan Lincoln Electrik hingga menjadi perusahaan Global
2.             Strategi apa saja yang di gunakan Perusahaan Lincoln Electrik untuk memenuhi keunggulan yang kompetitif di bandingkan perusahaan lainnya?
3.             Apa saja yang dilakukan Lincoln Electric untuk program CSR nya?

1.3.                 Tujuan Masalah
1.             Untuk mengetahui bagaimana proses manajemen dalam perusahaan Lincoln Electric
2.             Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan oleh perusahaan Lincoln Electric
3.             Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan Lincoln Electric untuk program CSR nya
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.        Supply Chain Management  (Manajemen Rantai Pasok)
Supply chain management berawal dari kegiatan Supply chain management militer yang memiliki peranan yang besar dalam menentukan kemenangan perang, khususnya pada Perang Dunia II. Supply chain management ini dimanfaatkan untuk membantu proses pengiriman barang dalam Perang Dunia II.
Saat ini, di era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari bagaimana cara menurunkan biaya produksi. Salah satunya dengan cara memindahkan pabrik mereka ke daerah yang upah buruhnya terbilang kecil. Contohnya di Indonesia. Dari hal tersebut, supply chain management memegang peranan yang lebih penting bagi perusahaan.
2.1.1.     Pengertian Supply Chain
Menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam T.n (2003), supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan sama.
Sedangkan menurut Schroeder dalam T.n (2010), supply chain adalah rangkaian dari proses binsis dan informasi yang menyediakan produk atau jasa dari supplier ke manufaktur, dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi, supply chain adalah susatu sistem jaringan di perusahaan yang terhubung, terangkai saling bergantung dan saling menguntungkan dalam organisasi yang bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur, dan mengembangkan arus material, produk, jasa dan informais dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik hingga pelanggan sebagai end user.
2.1.2.     Pengertian Supply Chain Management (SCM)
Menurut Chopra & Meindl dalam Doli (2013), supply chain management (SCM) dipandang sebagai manajemen dari semua aliran-aliran dari informasi, produk, atau keuangan yang menghasilkan biaya-biaya di dalam supply chain. Manajemen suppply chain melibatkan manajemen dari aliran-aliran di antara dan di setiap tahap-tahap dalam sebuah supply chain untuk memaksimalkan keuntungan total dari supply chain.
Menurut Chan dalam Doli (2013), supply chain management adalah proses manajemen dan sinkronisasi dari entitas, proses, dan aktifitas untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk para pelanggan. Secara spesifik tereverse logisticsihat pada rantai kegiatan yang tereverse logisticsibat dalam pembuatan dan pengiriman barang dan jasa, dan proses ini menggabungkan pemenuhan pesanan pelanggan.
Jadi, supply chain management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman ke konsumen melalui distribusi.
Adapun tujuan dari supply chain management ini adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial antara setiap bagian di dalam rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau produk yang terbaik kepada konsumen dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada akhirnya, tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.

2.2.        Pengertian Manajemen Logistik
Proses logistik berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses ini tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik, tapi juga mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konsumen baru dapat merasakan proses logistik ini jika mereka mengalami beberapa hal seperti ketereverse logisticsambatan dalam pengiriman barang, kesalahan produk dalam pengantaran barang ataupun juga jika mereka kesulitan mendapatkan produk yang mereka lihat di majalah/tabloid. Masalah di atas ini berhubungan dengan Supply chain management.
Pengertian logistik menurut Wikipedia Indonesia adalah sebagai berikut:
“Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi kepasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk dua hal yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat, dalam Tunggal (2008;2), manajemen logistik mempunyai definisi sebagai berikut:
“Manajemen logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik konsumsi (point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.”
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Jadi terkait dengan semua hal yang ada di dalam suatu organisasi, baik berupa aliran barang, pelayanan, dan informasi pada sector produk maupun jasa.
2.2.1.     Cara Pengadaan Logistik
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan logistik. Beberapa cara pengadaan logistik tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan organisasi membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah logistik sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Setelah transaksi jual-beli ini selesai, barang/logistik yang telah dibeli menjadi hak milik oraganisasi. Pengadaan logistik dengan cara pembelian ini merupakan cara yang dominan dilakukan oleh organisasi.
2.        Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan tanpa memberikan kontra-prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.
3.        Menyewa
Menyewa merupakam cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan dua belah pihak. Pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan logistik bersifat sementara atau temporer.
4.        Membuat Sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan  cara membuat sediri yang dilakukan oleh pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan logistik yang lainnya.
5.        Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan logistik yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan organisasi dari pihak lain. Pemilihan cara pengadaan logistik ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan logistik yang ditukarkan harus merupakan logistik yang sifatnya bereverse logisticsebihan atau logistik yang dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna maupun bernilai guna lagi.
6.        Subtitusi
Subtitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara mengganti material lain yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7.        Pemberian/Hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan menggunakan logistik yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8.        Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan memperbaiki logistik yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit logistik maupun dengan jalan penukararan instrument yang baik di antara instrument logistik yang rusak sehingga instrument-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit logistic, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit logistik tersebut dapat dioperasikan, dan kebutuhan logistik dapat dipenuhi. 

2.3.        Reverse Logisics
Penggunaan ulang dari sebuah produk bukanlah suatu fenomena baru (Fleischmann et al., 1997) dalam thesis karya Fang Liu, hal ini dapat dilihat dari pendaur ulangan kertas yang sudah tidak terpakai, botol minuman ringan, dan bahkan besi-besi tua yang sudah ada sejak lama. reverse logistics adalah salah satu elemen yang paling sering diabaikan dalam siklus operasi yang lengkap (Grave dan Devis). Namun pada kenyataannya, reverse logistics menjadi pembicaraan hangat pada akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, maraknya isu lingkungan saat ini, menyebabkan banyak pemerintahan di dunia mengharuskan perusahaan untuk menanggulangi sendiri masalah limbahnya. terutama untuk perusahaan elektronik yang produknya mempunyai masa hidup yang mulai menyingkat dan ini membuat pelanggan membuangnya pada tingkat yang cepat untuk mendapatkan versi terbaru. Dengan demikian, dipastikan limbah elektronik menimngkat.
Reverse logistics adalah solusi yang dianggap paling tepat untuk masalah tersebut. Karena selain dapat menyelesaikan masalah di atas, ternyata dengan pengolahan reverse logistics ini, perusahaan dapat memperoleh tingkat keuntungan dengan memanfaatkan nilai dari produknya yang sudah tidak terpakai oleh konsumen.
2.3.1.     Pengertian Reverse Logistics
Reverse logistics didefinisakan oleh Rogers dan Tibben-Lembke dalam  Chan, Felix T.S.; Chan, Hing Kai (2008) yaitu sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, dalam proses persediaan, barang jadi, dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan merebut kembali atau menciptakan nilai atau tepat pembuangan.
Sedangkan menurut Moritz dalam T.n., (2009), Reverse Logistics didefinisikan sebagai:
“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif  dan efisien serta penyimpanan barang bekas (secondary goods) dan informasi terkait yang arahnya bereverse logisticsawanan dengan supply chain tradisional yang bertujuan untuk mengembalikan nilai produk atau melakukan proses disposal yang tepat.”
Reverse logistics adalah proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian secara efisien dan efektif aliran barang (bahan baku, sediaan dalam proses, atau barang jadi) dan informasi yang terkait, dari titik konsumsi balik ke titik asal. Tujuan reverse logistics adalah menangkap atau menciptakan kembali nilai atau untuk pembuangan barang-barang yang mengalir balik (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa, 2009).
Secara sederhana reverse logistics bertujuan untuk recapture value atau melakukan proses disposal yang tepat dari barang yang sudah habis masa pakainya baik disebabkan karena kadaluwarsa, rusak atau produk gagal. Namun dalam reverse logistics, terdapat take-back activity, dimana konsumen (yang dulunya bertindak sebagai konsumen) bertindak sebagai supplier. Sedangkan konsumen dari aktifitas reverse logistics ini bisa jadi adalah manufakturer atau pihak lain yang butuh barang bekas yang masih layak pakai- baik dalam kondisi sebenarnya atau setelah pengolahan.
Reverse logistics meliputi semua aktivitas logistik, namun semua barang yang ditangani mengalir dalam arah berlawanan (barang retur). Menangani reverse logistics lebih rumit daripada forward logistics, sebab waktu barang retur mengalir tidak pasti dan sulit diramalkan, dan datang lebih cepat dibandingkan waktu pemrosesan. Barang retur kebanyakan tidak teridentifikasi dan wewenang penerimaan tidak standar, kondisi barang dan/atau kemasan tidak seragam, rusak atau kurang lengkap. Tambahan lagi, kebanyakan konsumen atau mitra distribusi kehilangan kepercayaan selama waktu pemrosesan (Rogers dan Tibben-Lembke, 2001; Stock et al., 2002).
Rumitnya penanganan reverse logistics mengakibatkan membengkaknya biaya operasional (Trebilcock, dalam Sutapa 2009). Sebagai contoh, di Amerika Serikat biaya penanganan reverse logistics beberapa produk manufaktur rata-rata mencapai 15% total penjualan (Dowlatshahi, 2005). Lagi pula, banyak hambatan ditemui perusahaan ketika menangani reverse logistics, diantaranya manajemen perusahaan menganggap reverse logistics kurang penting, kurang kompetitif, ketiadaan sistem, dukungan finansial rendah, dan personil pengelola kurang memadai (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa 2009).
Namun demikian, reverse logistics yang dikelola dengan efisien dan efektif berpotensi mendapatkan nilai ekonomi dan meningkatkan citra positif perusahaan di konsumen dan mata rantai distribusi (Bernon et al., 2004). Nilai ekonomi dari efisiensi reverse logistics didapat melalui pemanfaatan barang retur, diantaranya dengan memakai ulang jika masih dapat dipakai, mendaur-ulang bahan baku, perbaikan atau pabrikasi ulang untuk dijual kembali (Stock, 2001).
2.3.2.     Akhir Siklus Hidup Produk (End of product life cycle) 
Akhir-hidup (EOL) adalah istilah yang digunakan sehubungan dengan produk yang ditawarkan kepada pelanggan, yang menunjukkan bahwa produk tersebut pada akhir masa pakainya. EOL bervariasi menurut produk.  Akhir kehidupan produk pada akhirnya mengarah pada konsep pembuangan - apa yang dilakukan dengan produk akhir setelah masa pakainya berakhir. Seringkali hal ini diabaikan dalam perencanaan siklus hidup. Namun dengan reverse logistics dengan sudut pandang yang baru ini diharapkan potensi nilai yang masih ada dalam produk setelah masa EOLnya (End of Life) dapat dimanfaatkan kembali (for the purpose of reca pturing value of proper disposal). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengembalian produk dengan merancang rantai pasokan reverse logistics secara efektif dan efisien. 

2.4.        Kinerja Rantai Pasok Reverse Logistics
Komitmen jajaran manajemen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Keberhasilan pengelolaan reverse logistics membutuhkan komitmen manajemen, dalam hal menyediakan sarana-prasarana seperti organisasi dan anggaran yang memadai. Perusahaan yang komit mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan kualitas layanan kepada mitra rantai distribusi (Norek, dalam Sutapa, 2009). Lebih jauh, mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics dengan menugaskan staf dan menyediakan anggaran memadai, berpengaruh terhadap pengurangan investasi untuk sediaan barang retur, peningkatan pendapatan, pemulihan aset, dan pemenuhan persyaratan lingkungan. Tambahan lagi, dengan mengorganisasikan secara terpusat pengelolaan reverse logistics dapat membantu perusahaan secara signifikan meningkatkan kecepatan respon (Richey et al., dalam Saputra, 2009).
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Komitmen perusahaan menerapkan teknologi semacam material handling otomatis untuk pengumpulan, pemilihan dan pemilahan, serta pengangkutan barang retur; penggunaan bar codes untuk identifikasi dan penelusuran sejarah barang retur, sangat berpengaruh terhadap pemulihan aset, penurunan biaya operasional, maupun peningkatan kepuasan mitra rantai distribusi (Rogers et al., dalam Saputra, 2009). Penggunaan teknologi logistik merupakan pemicu utama efisiensi operasional reverse logistics dan membantu meningkatkan kecepatan respon terhadap keinginan maupun keluhan mitra rantai distribusi.
Komitmen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi, fleksibelitas proses, serta standarisasi sistim dan prosedur. reverse logistics merupakan bisnis logistik yang rumit, oleh sebab itu dipereverse logisticsukan kapabilitas inovasi dalam menanganinya, dan untuk meningkatkan kapabilitas inovasi dipereverse logisticsukan alokasi sumber daya yang memadai. Tan et. al dalam Saputra (2009), mengatakan bahwa komitmen perusahaan mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics harus menjadi prioritas karena berpotensi meningkatkan kemampuan perusahaan mengelola reverse logistics lebih baik, yakni perusahaan menjadi lebih fleksibel, dapat melakukan kustomisasi, dan dapat menangani reverse logistics secara sistematis. maka, semakin tinggi komitmen perusahaan menata dan mengendalikan reverse logistics secara terpusat, semakin tinggi pulankemampuan perusahaan dalam melakukan kustomisasi dan fleksibelitas proses pengelolaan reverse logistics.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi. Teknologi logistik merupakan sumberdaya yang dapat membantu perusahaan mempercepat respon dalam menjawab permintaan atau keluhan mitra rantai distribusi. Keberadaan teknologi logistik, seperti material handling otomatis, bar codes, electronic data interchange, radio frekwency identifier, sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi dan fleksibelitas pemrosesan reverse logistics (Rogers dan Tibben-Lembke., 2001).
Selanjutnya, komitmen perusahaan dalam mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kapabilitas komunikasi. Kapabilitas komunikasi di sini adalah kemampuan komunikasi dengan mitra distribusi dan pemroses barang retur, kemampuan menindaklanjuti informasi retur dan mengintegrasikan data. Karena menurut Rogers dalam Saputra (2009), salah satu masalah serius dalam penangana reverse logistics adalah kekurang-mampuan perusahaan mengelola informasi. Dalam hal ini, jajaran manajemen seyogyanya mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics untuk membangun kemampuan komunikasi yang memadai dalam berhubungan dengan mitra distribusi maupun dengan pemroses dalam menangani barang retur. reverse logistics yang dikelola terorganisir akan lebih leluasa mengatur informasi perihal retur dengan kalangan internal dan eksternal.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kapabilitas komunikasi. Teknologi identifikasi dan penelusuran berpengaruh pada peningkatan kemampuan perusahaan melakukan komunikasi dengan jalur distribusi, pasar second, maupun dengan pelanggan akhir. Semakin tinngi komitmen perusahaan mengimplementasikan teknologi logistik dalam mengelola reverse logistics, semakin tinggi kemampuan perusahaan mengelola informasi reverse logistics. Dengan adanya teknologi perusahaan dapat leluasa menerima dan mengirim informasi produk dengan kalangan internal dan eksternal. 
Kapabilitas inovasi pengelolaan logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Penanganan reverse logistics yang inovatif berpotensi meningkatkan pendapatan dan pengurangan biaya operasional logistik. Perusahaan yang lebih inovatif dalam mengelola reverse logistics dapat mengembangkan operasional organisasi lebih responsif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan bottom line dan mengurangi permasalahan logistik yang terjadi (Morton, dalam Saputra, 2009). Selain itu, kapabilitas inovasi berkontribusi pada efisiensi operasional logistik dan efektivitas jasa layanan ke pelanggan (Mouritsen et al., 2004; Richey et al., 2005).
Kapabilitas komunikasi berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Perusahaan dengan kapabilitas komunikasi yang tinggi lebih responsif terhadap kondisi perubahan pasar, dapat meningkatkan pelayanan terhadap mitra rantai pasok, serta dapat mengurangi biaya persediaan dan operasional. Kapabilitas komunikasi yang baik memungkinkan perusahaan memaksimalkan keuntungan, melalui transaksi yang secara intensif menggunakan sistem informasi. Pemanfaatan sistim informasi dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan utilitas sumberdaya, pemulihan aset, dan mempermudah masalah arus kas. Kemampuan perusahaan dalam mengelola informasi logistik berpengaruh pada kecepatan respon dan kompetensi penghantaran barang oleh perusahaan.

2.5.        Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pengarang
Judul
Hasil Penelitian
Felix T.S. Chan,
Hing Kai Chan (2008)
A Survey on Reverse Logistics System of Mobile Phone Industry in
Hong Kong (2008)
Supply chain position telepon seluler (manufaktur, wholesaler, retail dan service provider) di Hong Kong tertarik dengan adanya sistem reverse logistics, mereka juga sadar akan adanya banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari sistem tersebut, seperti penambahan profit. Namun, banyaknya faktor-faktor- faktor seperti kebijakan perusahaan dan kurangnya sistem menjadi hambatan utama dalam penerapan reverse logistics tersebut.
I Nyoman Sutapa (2009)

Komitmen dan Kapabilitas untuk meningkatkan Kinerja Reverse Logistics
Pengelolaan reverse logistics melalui alokasi anggaran dan pembentukan unit pengelola tersendiri disertai pendayagunaan teknologi terutama pertukaran data secara elektronik, mampu meningkatkan kapabilitas inovasi, khususnya kemampuan kustomisasi dan flesksibilitas perusahaan dalam meningkatkan kinerja reverse logistics, dalam hal ketepatan waktu dan biasya operasional yang rendah. di sisi lain, kapabilitas komunikasi belum terbukti dapat mempengaruhi kinerja reverse logistics dikarenakan kapabilitas yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. 

2.6.        Kerangka Pemikiran
Permasalahan
-Suppliers telepon seluler memandang kegiatan reverse logistics
-Kinerja suppliers telepon seluler
-Kegiatan reverse logistics berpengaruh terhadap suppliers elepon seluler

Strategi
-Reverse Logistics
 Pentingnya kegiatan reverse logistics
 Kebijakan Perusahaan
 Sistem
 Keuangan
  Sumber daya aparatur
  Masalah hokum
-Suppliers
 Wholesaler
 Retailer
  Service center
Rumusan Masalah
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatan
reverse logistics?
- Bagaimana kinerja
suppliers sebagai rantai
pasok telepon seluler?
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatn reverse
logistics? 
 






                                                                  
                                                                            Umpan balik






Hipotesis
Terdapat pengaruh reverse logistics terhadap kinerja suppliers telepon seluler



umpan balik




BAB III
PEMBAHASAN

3.1.        Proses Manajemen Dalam Perusahaan Lincoln Electrik Hingga Menjadi Perusahaan Global
Lincoln Electric Company, selanjutnya disebut Lincoln, merupakan perusahaan terkemuka dunia dalam produksi pengelasan busur. Motor listrik merupakan produk pertama dari Lincoln.  John C. Lincoln adalah pendiri Lincoln pada tahun 1895. Pada awal-awal tahun, Lincoln, yang memproduksi motor listrik sebagai produk pertamnya, mengalami pertumbuhan walaupun kecil. Kemudian, pada tahun 1907, James, saudara John membantu John untuk mengelola perusahaan dalam hal promosi, sedangkan John fokus kepada penemuan produk baru dan bertindak sebagai manajer produk.
Beberapa tahun kemudian, Lincoln mengembangkan bisnisnya tak hanya dalam produksi motor listrik tetapi juga pada battery charges untuk mobil listrik, dan pada 1909 mulai memproduksi alat pengelasan. Ketika Perang Dunia II pecah, banyak permintaan akan produk pengelasan. Saat itu, penjualan Lincoln meningkat tajam dari $4 juta ke $24 juta pada 1941. Karena permintaan akan produk pengelasan yang begitu tinggi, produksi motor listrik ditiadakan selama masa perang.
Setelah kematian John dan James Lincoln, Lincoln Electric Company dikelola oleh Donald F. sebagai pemilik, dan Fred Makenbach sebagai CEO pada tahun  1992. Di tangan mereka, seluruh operasi luar negeri dikonsolidasikan dan di atur ulang. Lincoln kini menguasai 40% pangsa pasar di Amerika Serikat untuk produk pengelasannya.
Lincoln selalu mengutamakan kepentingan pelanggan. Para eksekutif berusaha untuk membuat produk dengan kualitas yang meningkat dengan kos yang semakin kecil. Mereka sadar bahwa profit perusahaan adalah datang dari pelanggan. Lincoln juga memperlakukan karyawan dengan baik, sebab karyawan lah yang menciptakan produk sesuai dengan keinginan pelanggan. Tidak ada struktur organisasi yang jelas di dalam Lincoln, selain itu rekrutmen karyawan dilakukan secara tertutup, kecuali untuk bagian penjualann dan teknik, dan hanya dengan wawancara tanpa ada tes psikologi.

Kompensasi terhadap karyawan di Lincoln selalu diukur secara finansial. Pegawai akan digaji dan diberi bonus berupa uang sesuai dengan kinerja mereka, missal berdasar unit yang diproduksi. Karyawan juga diberi kesempatan untuk memiliki saham Lincoln, dengan tujuan untuk meiningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Four International Operations Strategies
Pasar global adalah pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain: Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan. Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global, semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk, dan perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dunia. Pasar global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam pasar global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak keuntungan.
3.1.1.     Karakteristik perusahaan yang berorientasi global :
1.        Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2.        Komponen bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3.        Desain produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4.        Permintaan bukan berdasarkan lokal saja.
5.        Logistik dan pengendalian persediaan bersifat global.
6.        Perusahaan global diorganisasikan melalui divisi secara global
3.1.2.     Pertimbangan-Pertimbangan Utama Untuk Mencapai Operasi Global.
1.        Desain Produk Global
Ditiap Negara ada perbedaan social dan budaya sehingga perusahaan harus memperhatikan berbagai hal, misalnya kemasan dan cara pemasaran yang mungkin akan bervariasi.
2.        Desain Proses Global dan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu pengelolaan atau manajemen sehingga operasi global dapat diintegrasikan.
3.        Analisa lokasi fasilitas global
Menggunakan faktor kunci sukses untuk memilih negara, diantaranya dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi nasional, tingkat inovasi, jumlah penduduk yang trampil, tingkat perubahan teknologi, stabilitas pemerintahan, pertanggung jawaban produk, pembatasan ekspor, kesamaan bahasa, etika kerja, tingkat pajak, inflasi, ketersediaan bahan baku, tingkat bunga, jumlah penduduk dan ketersediaan sarana jalan.
4.        Dampak budaya dan etika
Budaya yang ada ditiap negara berbeda, hal tersebut juga harus disikapi dengan arif agar kegiatan operasi perusahaan dapat sukses, misalnya kebiasaan jam istirahat, perlindungan terhadap hak intelektual , budaya korupsi, dsb.
3.1.3.           Jenis Perusahaan Yang Beroperasi Secara Global
1.        Bisnis Internasional
Ball, McCullach, Frantz, Geringer, dan Minor, mengartikan bahwa bisnis internasional merupakan suatu bisnis yang kegiatannya melampui batas negara, yang mencakup perdagangan internasional, pariwisata, transportasi dan yang lainnya. Sedangkan menurut C. Daniels, Radebaugh dan Sullivan. Bisnis internasional yaitu semua transaksi komersia baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
Ciri-ciri bisnis internasional :
·         Perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi multinasional (desentralisasi).
·         Memerlukan suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan menembus pasar global.
·         Keahlian ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri.
·         Menggunakan sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk dengan anak perusahaan.
2.        Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional (PMN, mengacu pada multinational corporation atau MNC) menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah sebuah perusahaan yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah).
Ciri-ciri perusahaan multinasional :
·         Perusahaan induk memberikan kebebasan kepada anak perusahaan untuk mengembangkan produk dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi).
·         Strategi ini menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat), dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan strategis serta terdiri dari proses dan database yang beridiri sendiri (oleh anak perusahaan).
3.        Perusahaan Transnasional
Perusahaan transnasional  adalah perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara. Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi diseantero planet ini.
Ciri-ciri perusahaan transnasional :
·         Perusahaan induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang tepat.
·         Tercapainya efisiensi dan integrasi global serta fleksibilitas di tingkat lokal.
·         Rumitnya sistem pengendalian yang diperlukan, demikian pula arus sumber daya dari satu titik ke titik lain ketika perusahaan berfungsi sebagai suatu sistem yang terkoordinasi.
·         Selain itu menunjukkan kapasitas pemrosesan informasi yang tersedia pada tingkat anak perusahaan.
4.        Perusahaan Global
Perusahaan Global adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi.
Ciri-ciri perusahan global :
·         Pengendalian ada di perusahaan induk (sentralisasi proses & database).
·         Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia dengan produk-produk standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentral dan dikirimkan ke anak-anak perusahaan.
·         Hal tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database.
·         Pengendalian sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.
Lincoln Electric merupakan salah satu perusahaan yang mencerminkan perusahaan global yang ada di dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari proses oprasi dan rantai pasokan dari perusahaan Lincoln Electric.
Keberhasilan John C. Lincoln membawa perusahaan Lincoln saat ini memiliki sebuah gambaran global dari strategi proses operasi. Lincoln Electric melakukan beberapa ekspansi ke berbagai negara berikut :
·         1939, Lincoln Electric mengirimkan William I. Miskoe ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.
·         1953, Lincoln Electric mendirikan pabrik modern di Rouen saat melakukan perjalanan singkat dari Paris
·         1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings sebagai presiden. Mr Willis mengejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
·         1996, ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di Jakarta, Indonesia.
·         1998, merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk di beberapa negara seperti China, Turki, Jerman, dan Kanada. Lincoln pun membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
·         2000, Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·         2002, Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
·         2003, Lincoln Electric mengakuisisi Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·         2004, akuisisi kepentingan pengendali di tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa terkemuka yang pasarnya berkembang.        
·         2005, Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·         2006, mengakuisisi produk limited METRODE, produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit listrik industri.
·         2007, Lincoln Electric berinvestasi dalam memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia. Akuisisi Vernon Tool Company, produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk meningkatkan posisi perseroan pasar global.
·         2008, mengakuisisi Brastak di Brasil memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
Dapat dilihat dari diagram di atas dengan produk yang terstandarisasi, memperhatikan keadaan ekonomi negara tujuan, dan mudah beradaptasi dengan budaya negara tujuan. Lincoln Electric mampu memiliki ciri-ciri yang ada dengan tingkat efisiensi yang tinggi, serta tanggap terhadap budaya lokal, sehingga termasuk ke dalam kategori perusahaan global.

3.2.        Strategi  Yang Digunakan Perusahaan Lincoln Electrik Untuk Memenuhi Keunggulan Yang Kompetitif Di Bandingkan Perusahaan Lainnya
1.     Lincoln Electric Company merupakan sebuah bisnis yang memiliki strategi Cost Leadership. Lincoln sangat bagus dalam mengaplikasikan strategi ini, karena Lincoln mampu menjadi pemimpin dalam industri ini dengan harga produk terendah namun memiliki kualitas yang tinggi. Lincoln bergerak di industri manufaktur peralatan las, motor listrik, dan peralatan listrik lainnya. Perusahaan ini bersaing untuk memenangkan pilihan pelanggan berdasarkan kompetisi harga dan kualitas produk.
2.     Berbagai faktor mempengaruhi kesusksesan Lincoln, antara lain:
·         Lincoln menempatkan pelanggan sebagai pihak yang paling penting dalam membangun kesuksesan perusahaan. Hal ini diwujudkan dengan menomorsatukan kepentingan pelanggan dengan menghsilkan produk berbiaya rendah namun dengan kualitas yang tinggi.
·         Lincoln memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memiliki saham perusahaan. Dengan begitu, loyalitas karyawan menjadi meningkat, mereka dengan senang hati bekerja lebih keras untuk mencapai profit yang lebih tinggi.
·         Insentif diberikan dalam bentuk bonus finansial, yang di Amerika Serikat sangat cocok. Dari hasil wawancara, didapatkan bukti bahwa karyawan merasa senang dengan sistem insentif tersebut dan mereka rela bekerja lebih keras untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
Untuk bisnis yang menggunakan strategi bisnis Cost Leadership, idealnya manajemen menetapkan insentif perusahaan berdasarkan pada tingkat keefektifan penggunaan sumberdaya perusahaan. Lincoln telah melakukan hal tersebut dengan memberikan bonus yang bergantung pada berapa banyak produk (metal electrode) yang berhasil diproduksi oleh karyawan.
3.     Pada prinsipnya, Lincoln menggunakan etika Kristiani dalam menjalankan bisnisnya, bahwa promosi kan menjadi sukses ketika perusahaan menyediakan produk-produk terbaik, bahwa kompetisi akan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi, bahwa harga merupakan cerminan dari efisiensi produksi. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut sepertinya kurang disosialisasikan sehingga karyawan tidak mengetahuinya (berdasarkan wawancara). Yang terjadi sekarang adalah, karyawan bekerja keras karena mereka memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan. Karyawan dengan tipe pencari uang, kekayaan, dan kesejahteraan adalah jenis karyawan yang cocok bekerja pada Lincoln. Sebab, perusahaan ini menggunakan sistem kompenssi yang financial oriented.
4.     Beberapa pendekatan Lincoln yang dapat diterapkan di perusahaan lain:
·         Insentif dengan financial oriented. Insentif diberikan dalam bentuk dolar dan diukur berdasarkan tingkat kefisienan dan keefektifan kinerja karyawan.
·         Stock option. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk dapat memiliki saham Lincoln. Bagaimanapun ada beberapa hal yang membuat Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa seperti Lincoln.
·         Lincoln memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja lulusan sekolah menengah atas daripada perusahaan lain. Kayrawan pun dapat berpartisipasi dalam pengembilan keputusan secara tidak langsung. Karyawan memilih Advisory Board, yang Adcisory Board ini nanti ikut dalam pengambilan berbagai keputusan manajemen.
·         Tata letak pabrik dan sistem produksi yang efisien.
5.     Pendekatan implementasi Lincoln mungkin bisa berantakan karena:
·         Sistem rekrutmen perusahaan yang salah. Perusahaan hanya mengandalkan wawancara, yang berpotensi terhadap bias, dan bahkan tidak menyelenggarakan psikotes untuk rekrutmen karyawan. Padahal psikotes sangat penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang sekarang.
·         Sistem kompensasi yang kurang tepat. Lincoln beroperasi di berbagai negara di dunia, yang tentu saja memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda. Di Amerika, sistem kompensasi yang berdasar pada finansial sangat cocok. Akan tetapi, belum tentu sistem ini cocok diterapkan di Asia dan Eropa, dimana uang bukanlah segalanya.
Selama ini, penghematan biaya yang dilakukan Lincoln hanya bersifat teknis dengan pemaksimalan kinerja karyawannya. Apabila pesaing Lincol mampu menemukan penghematan biaya yang lebih bersifat mendasar dan jangka panjang, maka posisi Lincoln sebagai perusahaan pemimpin Cost Leadership akan terancam.
6.     Proses Seleksi Supplier
Proses seleksi supplier bertujuan untuk memastikan pemilihan supplier dilakukan secara konsisten, dengan mempromosikan sebuah proses yang akan menjamin produk kualitas tertinggi pada harga standar pasar. Cakupan yang berlaku untuk semua bahan dan / atau jasa yang dibeli digunakan dalam pembuatan produk Lincoln. Pemilihan supplier didasarkan pada evaluasi yang mungkin termasuk, namun tidak terbatas pada, kriteria berikut:
·      Kualitas produk secara keseluruhan dan kemampuan teknis
·      Manufaktur kapasitas dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pengiriman sistem mutu yang diterima
·      Sebagian sampel disetujui dengan percobaan bahan yang sesuai dengan kriteria
·      Sejarah kinerja yang akan mencakup evaluasi kualitas, pengiriman, dan atau dukungan layanan
·      Stabilitas keuangan, harga yang kompetitif, dan total biaya layanan angkut produk, dan layanan nilai tambah lainnya
·      Waktu keterlambatan untuk Pengiriman sesuai dengan peraturan NAFTA, RoHS, kepatuhan EHS, dan ematuhi semua hukum setempat
Pemasok didorong untuk menghubungi personil pembelian yang tepat di Supply Management untuk informasi mengenai peluang potensial. Data mengenai produk, fasilitas manufaktur, sejarah perusahaan, dukungan teknis yang tersedia, dll.
Strategi yang di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi. 

3.3.      Yayasan Pendidikan Lincoln (Program CSR)
Perusahaan lincoln yang telah berkembang pesat dan telah menyebar di berbagai negara membuat perusahaan telah dikenal masyarakat setempat. Sehingga membuat manajer perusahaan lincoln dituntut untuk membuat strategi lain untuk tetap menjaga nama baik perusahaan lincoln di mata masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan atau pabrik. Untuk itu manajer harus mampu mengolah pemasukan dan pengeluaran serta investasi dari stakeholder agar terlihat jelas dan transparan. Dana, laba dan pemasukan lain yang diperoleh perusahaan harus diolah dengan baik untuk arus pengeluaran perusahaan tersebut. Salah satu strategi atau rencana manajer dalam memaparkan pengeluaran selain dalam bentuk laporan keuangan manajer juga melakukan corporate social responsibility (CSR) tujuannya adalah sebagai tanggung jawab sosial perushaan karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya. CSR bagian yang penting dalam strategi perusahaan dalam berbagai sektor dimana terjadi ketidak konsistenan antara keuntungan perusahaan dan tujuan sosial atau perselisihan yang dapat terjadi karena isu-isu tentang karyawan yang berlebihan (heal,2004). Berikut merupakan wujud dari strategi CSR yang dilakukan perusahaan Lincoln:
Lincoln Foundation dan Lincoln Welding Sekolah
Yayasan J.F.Lincoln adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit), pendidikan pengelasan yang didirikan tahun 1936 metode untuk mempromosikan pengelasan yang lebih baik yang digabungkan dengan logam dan untuk mempromosikan pengelasan sebagai pilihan karir. Yayasan ini adalah satu-satunya organisasi di Amerika Serikat yang didedikasikan semata-mata untuk mendidik publik tentang seni dan ilmu pengelasan busur, yang terbentuk ketika industri pengelasan busur di masa pengenalan. Sekarang, yayasan sekarang masuk dalam dekade yang ketujuh dengan menerbitkan buku-buku pendidikan dan memberikan uang penghargaan untuk mengenali prestasi teknis. Sekolah Lincoln Electric Welding didirikan pada tahun 1917, dan sejak itu memerintahkan lebih dari 100.000 laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang dan teknik keselamatan dan proses pengelasan busur. Sekolah ini terdaftar oleh Ohio State Board School dan pendaftaran perguruan tinggi.
Bentuk Penghargaan yang diberikan dalam program CSR ini adalah:
1.        JFLF ini Welding Choice Program Imbalan Excellence dan Menginspirasi Kemajuan di Lapangan
JFLF ini Welding Choice Program mendukung pendidikan las busur, desain dan inovasi pada setiap tingkat pendidikan, dari program penyuluhan (4H Hand, Heart, Head, and Health) ke sekolah tinggi untuk tingkat perguruan tinggi. Kami juga mengakui keunggulan instruktur pengelasan yang mengajarkan pengelasan dan tukang las profesional yang lebih bekerja keras untuk kepentingan ilmiah dan kemajuan las busur. Menyadari proyek pengelasan dan masalah teknis. Penghargaan program pengelasan penghargaan kami berikan kepada tukang las yang muncul dari hari ini dan kemajuan bidang pengelasan untuk tukang las besok.
2.        DIVISI I Welding Choice Competition
Sekolah Tinggi - Masukan Sekolah Anda dalam Peta (mahasiswa umur 18th ke bawah). Arc kiriman proyek pengelasan terbuka untuk semua siswa berumur 18th dan lebih muda yang terdaftar dalam program sekolah atau pelatihan. Siswa dapat menyampaikan laporan tertulis tentang proyek pengelasan mereka setelah selesai. Proyek pengelasan mungkin tentang struktur, perbaikan atau item yang dibuat untuk rumah, pertanian, toko atau penggunaan rekreasi. Siswa dapat menyerahkan proyek pengelasan miliknya seniri atau bekerja dengan tim sesama siswa (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi I entri pertama dinilai oleh wilayah dan kemudian menjadi layak untuk penghargaan nasional.
3.        DIVISI II Welding Choice Competition
Proyek Karir - Mengembangkan Daya Saing Anda (Siswa berumur 19+). Terbuka untuk semua siswa berumur 19th dan lebih tua yang terdaftar di salah satu dari berikut: kelas malam untuk dewasa, karir atau sekolah teknik, sekolah tinggi, sekolah perdagangan swasta, kelas pelatihan di-pabrik, lembaga teknis, dasar, kursus perguruan tinggi atau dua tahun atau program magang. Satu-satunya pengecualian adalah mahasiswa yang terdaftar dalam program gelar dua tahun Associate (yang mengirimkan makalah tentang proyek) diberlakukan untuk kategori Divisi IV. Proyek pengelasan dapat diajukan oleh perorangan atau oleh tim (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi entri II bersaing di tingkat nasional.
4.        DIVISI III Welding Choice Competition
SkillsUSA - Kompetisi untuk Karir-Focused (Siswa di Program Pengembangan Profesional). Sebagai bagian dari JFLF pengelasan program penghargaan, kami dengan bangga mendukung Skills USA dan misi mereka untuk memberdayakan tukang las profesional selanjutnya. Kontes pengelasan Divisi III ini terbuka untuk semua anggota SkillsUSA aktif saat ini terdaftar dalam program-program yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk pengelasan sebagai bagian atau posisinya. Hadiah uang tunai yang tersedia di kedua negara dan tingkat nasional, dan penghargaan peralatan yang diberikan kepada pemenang nasional dan instruktur

5.        DIVISI IV Welding Choice Competition
Associate Gelar Papers - Inspiring Pursuit of Knowledge (Mahasiswa dalam program dua tahun atau S2). Divisi IV ini terbuka untuk semua siswa bekerja menuju gelar S2 dalam disiplin yang melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah untuk siswa yang memenuhi syarat dan ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat di sekitar disiplin pengelasan. Topik makalah yang diterima meliputi, tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan dalam las busur; pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality sebagai bagian dari program pelatihan. Siswa dapat berpartisipasi sebagai individu atau kelompok hingga 6 orang. Mahasiswa program S2 yang ingin mengajukan proyek pengelasan sebenarnya perlu untuk dipertimbangkan di bawah program Devisi II dalam memberikan program penghargaan pengelasan. Mahasiswa program empat tahun atau S1 harus menyerahkan surat-surat mereka di bawah Divisi V.
6.        DIVISI V Welding Choice Competition
Sarjana & Pasca Sarjana – Penghargaan Inovasi Pengelasan (Mahasiswa dalam program empat tahun atau S1). Divisi V terbuka untuk semua siswa menuju gelar sarjana dalam disiplin yang melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah untuk siswa yang memenuhi syarat yang ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat di sekitar disiplin pengelasan. topik makalah diterima meliputi, tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; las busur penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan; pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality sebagai bagian dari program pelatihan. Mahasiswa program sarjana atau pascasarjana yang ingin mengajukan proyek pengelasan yang sebenarnya untuk dipertimbangkan dalam program pengelasan penghargaan kami harus melakukannya di bawah program Divisi II.

3.4.        Profil dan Sejarah Perusahaan Lincoln Electric
                        Saat ini Perusahaan Lincoln Electric dipimpin oleh CEO bernama Christopher L. Mapes. Lincoln Electric sekarang ini mampu menguasai pasaran global atas kepemimpinananya. Namun, sebelum masa kepimpinan Christopher, Lincoln Electric sendiri sudah menjadi perusahaan yang besar.
3.4.1.     Profil Perusahaan
Lincoln Electric adalah perusahaan multinasional Amerika dan produsen global produk pengelasan, weldingequipment busur, pengelasan perlengkapan, plasma dan perlengkapan pemotongan oxy-bahan bakar dan sistem pengelasan robot.
Perusahaan Fortune 1000 yang berkantor pusat di Euclid, Ohio, Amerika Serikat dan memiliki seluruh jaringan distributor dan kantor penjualan yang meliputi lebih dari 160 negara. Ini memiliki 42 lokasi manufaktur di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin. Maskapai ini juga mengoperasikan aliansi manufaktur dan perusahaan patungan di 19 negara.
Lincoln Electricand model bisnis ini terdaftar sebagai salah satu yang paling dipelajari oleh Harvard Business School dan telah tampil dalam banyak studi kasus oleh sekolah-sekolah bisnis lain di seluruh dunia. Sejak tahun 1975, delapan kasus telah ditulis tentang Lincoln Electric oleh Harvard Business School sendirian.
Perusahaan melaporkan atas penjualan $2,9 miliar pada 2013, dengan penjualan dari Amerika Utara akuntansi untuk 50% dari itu. Lincoln memiliki lebih dari 8500 + karyawan secara global dan 3000 di Amerika Serikat saja. Di antara Lincoln Electricand anak perusahaan adalah kelompok produk Harris, yang merupakan produsen pengelasan perlengkapan, peralatan Gas dan produk-produk khusus lainnya. Harris produk kelompok memiliki fasilitas manufaktur di Georgia, Ohio, California, Polandia, Meksiko, Brasil, dan Italia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1895 oleh John C. Lincoln dengan modal investasi sebesar $200 untuk membuat motor listrik yang ia telah dirancang
3.4.2.     Sejarah Perusahaan
·      1895-1919
     Sejak awal 1895, John C. Lincoln mendirikan The Lincoln Electric Company dengan investasi modal $ 200,00. Produk yang dihasilkan adalah motor listrik dari desainnya sendiri. Adik John C., James F. Lincoln, bergabung dengan Perusahaan sebagai salesman pada tahun 1907. Sementara itu, lini produk telah diperluas untuk mencakup pengisi daya baterai untuk mobil listrik. Satu set pengelasan pertama kali dibuat oleh James F. Lincoln pada tahun 1909. Pada tahun 1911, Lincoln Electric memperkenalkan variabel tegangan pertama, operator tunggal, dan mesin las portabel di dunia. Pada tahun 1914, John C. berbalik kendali ke James F. Lincoln. James F. memperkenalkan buruh dengan membayar dan mendirikan Dewan Penasehat Karyawan, yang mencakup wakil-wakil terpilih dari setiap departemen dan telah mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil yang terpilih setelah mendirikan Dewan Penasehat Karyawan. Pada 1915, dalam upaya waktu yang progresif, karyawan Lincoln Electric ditutupi oleh asuransi jiwa bersifat kelompok. Pada tahun 1916, The Lincoln Electric Company mendirikan pabrik untuk mendistribusikan produk dari AS di Kanada. Tahun berikutnya, sekolah The Lincoln Electric Welding didirikan. Sekolah tersebut telah melatih lebih dari 100.000 orang sejak awal tahun 1917.

·      1920-1939
     Produk Lincoln Electric bagian pengelasan untuk motor pertama kalinya pada tahun 1922, menjadikan perusahaan bisnis pengelasan pertama. Pada tahun 1927, Lincoln Electric memperkenalkan Fleetweld (armada las) 5 lapis elektroda yang menghasilkan lasan dengan 20 – 50% daya tarik lebih tinggi dan daktilitas 100% lebih besar dari yang dibuat dengan elektroda tanpa lapisan.
     Karyawan Lincoln Electric mendapatkan tunjangan liburan pada tahun 1923. Dimana pada tahun tersebut, perusahaan juga merencanakan pembagian kepemilikan saham yang pertama kali ada di Amerika pada tahun 1925. Sebuah program usulan karyawan dilaksanakan pada tahun 1929, dimana karyawan Lincoln Electric menerima bonus intensif tahunan pertama mereka pada tahun 1934. Sementara itu, rata-rata gaji karyawan Lincoln Electric lebih dari dua kali lipat selama satu dekade perusahaan mengalami kemunduran ekonomi. Pada saat itu perushaan menjual elektroda kurang dari $ 0,06 / lb dari target perusahaan yang seharusnya $ 0,16 / lb.
     Setelah bekerja selamat 12 tahun untuk menyempurnakan lasan, John Lincoln menciptakan kerapatan medan magnet(fluks) yang telah dipatenkan untuk pertama kalinya, membuat las sefleksibel baja.
     The Procedure Handbook of Arc Welding Design and Practice (Buku Prosedur Penuntun dari Desain dan Praktek Las Busur), pertama kali diterbitkan pada tahun 1933, dan lebih dari 500.000 eksemplar buku ini telah terjual. Pada tahun 1936, yayasan las busur milik James F. Lincoln didirikan sebagai organisasi pendidikan nirlaba untuk memajukan las busur sebagai bahan utama proses penggabungan. Pada tahun yang sama, seorang salesman muda bernama William I. Miskoe ditugaskan pergi ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.

·      1940 – 1949
     Perang Dunia II membawa ekspansi dramatis dari bisnis Lincoln Electric, dengan lambung kapal yang dilas menciptakan sebuah pasar baru untuk produk las busur. Setelah banyak pekerja Lincoln Electric yang ada, perusahaan itu menyewa sejumlah besar perempuan dan pekerja pabrik minoritas untuk pertama kalinya. Produksi motor dihentikan untuk fokus pada sumber daya yang ada untuk mendukung permintaan produk pengelasan pada masa perang.
·      1950 – 1969
     Pada tahun 1951, Lincoln Electric membangun pabrik modern dengan material unik yang mampu menangani pemeliharaan di Euclid, Ohio. Lincoln Electric France SA didirikan pada tahun 1953 dengan pembangunan pabrik di Rouen, perjalanan singkat dari Paris. Inovasi besar dari tahun 1950-an termasuk Jetweld cepat mengisi tongkat elektroda hidrogen yang rendah dan Innershield (pelindung inti) melindungi diri dari inti kerapatan medan magnet (fluks) biji kawat elektroda.
     James F. Lincoln terus meningkatkan Manajemen Insentif (manajemen pendorong), menambahkan biaya pengalihan hidup, menilai jasa secara formal, dan penjaminan kerja secara terus-menerus. Pada tahun 1959, John C. Lincoln meninggal.
     Pada tahun 1960, motor kembali ke lini produk perusahaan dengan model baru yang menampilkan frame aluminium ekstrusi dan luka kumparan stator otomatis. James F. Lincoln meninggal pada tahun 1965.
·      1970 – 1989
     Lincoln Electric memasuki era baru dari manajemen profesional dengan promosi dari George E. Willis untuk presiden dan William Irrgang ketua pada tahun 1972. The Mentor, Ohio, pabrik elektroda dimulai pada tahun 1977 untuk memproduksi kawat domestik perusahaan habis produk.
     Pada awal 1980-an adalah masa kesulitan, dengan penjualan Lincoln Electric yang menurun 40% dalam menanggapi efek gabungan dari inflasi, biaya energi naik tajam, dan resesi nasional. Meskipun dijamin kerja terus menerus menerima ujian berat, tidak satu karyawan Lincoln Electric dipecat karena kurangnya pekerjaan. Pada tahun 1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings menjadi presiden. Mr Willis dikejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
·      1990 – 1995
     Pada 1992, Mr. Hastings menjadi ketua dan Frederick W. Mackenbach dipromosikan menjadi presiden. Pada tahun 1991, fasilitas kantor pusat dibuka dengan perluasan dan perenovasian Weld Teknologi dan operasi pusat pelatihan. Operasi asing dikonsolidasikan dan ditata kembali.
     Pada tahun 1993, selama reorganisasi global, Don Hastings dan Fred Mackenbach mendesak karyawan Perusahaan AS untuk mengejar tingkat rekor produksi dan penjualan. Dalam kebenaran semangat Lincoln Electric, mereka menanggapi dengan sukarela menunda 614 minggu liburan dalam rangka untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membuat produk. Catatan penjualan yang ditetapkan setiap triwulan sejak pertengahan 1993.
     Lincoln Electric menambahkan lebih dari 600 karyawan baru selama tahun 1994. Pada tanggal 8 Juni 1995, tahun ke 100 perusahaan, fasilitas bermotor baru dibuka. Perusahaan Lincoln Electric mencapai tujuan penjualan satu miliar dolar selama tahun seratus tahun.
·      1996
     Dewan direksi mengangkat Anthony A. Massaro sebagai Presiden, menyukseskan kepensiunan Frederick W. Mackenbach. Pada tanggal 1 November, Mr. Massaro berstatus sebagai Presiden dan Chief Executive Officer (CEO). Mr. Hastings tetap sebagai Ketua sampai Mei 1997.
     Ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di Jakarta, Indonesia.
·      1997
     Direksi Lincoln Electric Direksi mengumumkan pengangkatan Anthony A. Massaro sebagai ketua perusahaan, menjadikannya sebagai ketua keenam. Pada pameran perdagangan American Welding Society pada bulan April, perusahaan memperkenalkan banyak produk yang dihasilkan dari proses pengembangan produk baru.
·      1998
     1998 merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk bagi Lincoln Electric. Di wilayah global, Lincoln Electric membuka pabrik elektroda di Shanghai, Cina dan diperoleh Uhrhan seorang desainer & Schwill penginstal sistem pengelasan pipa untuk bagian pabrik pipa, dari Essen, Jerman. Selain itu, Lincoln Electric menjamin sendiri kemampuan kawat aluminium dan merek melalui akuisisi perusahaan di Kanada, Indalco, produsen aluminium kawat dan batang. Dalam qilayah global lainnya, Lincoln Electric dijamin 50% saham di AS Kaynak, produsen Turki terkemuka bahan las dan membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
     Produk berlimpah dengan lebih dari 23 produk baru dan layanan yang diperkenalkan ke pasar pada tahun 1998, termasuk ArcLink, busur pengelasan industri protokol komunikasi pertama, pada pameran tahunan American Welding Society.
     Pada tahun 1998, Lincoln Electric juga membagikan bonus berturut-turut kepada 65 karyawannya dan mencapai tahun kelima berturut-turut mencatat kinerja keuangan. Dalam berita investor, pemegang saham menyetujui pembentukan perusahaan induk, Lincoln Electric Holdings, Inc Dengan transisi ini datang konversi dari dual saham kelas (voting dan non-voting) untuk kelas tunggal, semua hak suara. Tindakan ini dua kali lipat jumlah saham yang beredar.
·      1999
     Pada bulan Januari 1999, Lincoln Electric mendirikan, pabrik patungan mayoritas dipegang elektroda di Filipina dengan mitra distributor. Selama American Welding Society International Welding dan Fabrikasi Exposition di St Louis, Lincoln meluncurkan beberapa produk tidak pernah dilihat sebelumnya termasuk sistem Multi-Weld, dirancang untuk pengelasan struktur besar, dan Power MIG: The Professional Choice, 255 kombinasi kawat pengumpan /tukang las. Lincoln Electric juga debutnya sejumlah elektroda baru.
     Juga pada tahun 1999, perusahaan menyelesaikan penjualan bisnis motor untuk maraton Divisi Regal-Beloit, melestarikan Kebijakan Ketenagakerjaan Dijamin melalui proses.
·      2000
     Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·      2001
     Perusahaan memperluas operasinya di Amerika Selatan dengan perolehan Messer Soldaduras de Venezuela, produsen terkemuka negara itu produk pengelasan habis. David C. Lincoln Technology Center selesai, memastikan posisi kepemimpinan Lincoln Electric dalam pengembangan produk.
·      2002
     Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
·      2003
     Lincoln Electric mengakuisisi Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·      2004
     Akuisisi kepentingan pengendali di tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa terkemuka yang pasarnya berkembang. Sekretaris Perdagangan AS, Donald L. Evans, mengunjungi markas Euclid Lincoln Electric, mengutip perusahaan sebagai contoh utama dari kekuatan manufaktur Amerika.
     John M. Stropki sebagai Ketua, Presiden dan Chief Executive Officer, menjadi ketua ketujuh dalam sejarah perseroan.
·      2005
     Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·      2006
     Akuisisi produk limited METRODE, produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit listrik industri.
·      2007
     Lincoln Electric berinvestasi dalam memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia.
     Akuisisi Vernon Tool Company, produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk meningkatkan posisi perseroan pasar global.

·      2008
     Presiden George W. Bush mengunjungi kantor pusat Lincoln Electric di Euclid, Ohio, tours kampus manufaktur dan memuji para karyawan perusahaan untuk daya saing global mereka.
     Akuisisi Brastak di Brasil memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
·      2009
     2,5 megawatt turbin Kenersys angin dipasang di Lincoln Electric di Euclid, Ohio pada tahun 2011. Pada tanggal itu adalah turbin angin terbesar di Ohio dan salah satu yang terbesar di Amerika Utara.
     Fokus pada masa depan sambil mengelola melalui lingkungan ekonomi yang menantang, Lincoln Electric memperkenalkan 108 produk baru dalam jangka waktu sembilan bulan, termasuk VRTEX ™ 360, sistem pelatihan pengelasan virtual.
     Perusahaan membuka fasilitas las seluas 100.000 kaki persegi di Chennai, India, untuk melayani permintaan di kawasan Asia Pasifik. Lincoln Electric juga mengakuisisi kepemilikan penuh dari Jinzhou Jin Tai Welding dan Metal Co untuk memperluas kapasitas manufaktur di China, pasar pengelasan yang paling cepat berkembang di dunia.
·      2010
     Perusahaan juga merupakan subjek dari buku Spark yang ditulis oleh wartawan ekonomi Kanada, Frank Koller.
·      2011
     Lincoln Electric mengakuisisi Arc Product, produsen sistem pengelasan orbital dan pengelasan komponen otomatisasi.
     Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy Company Inc dan perusahaan induknya, Central Wire Industries Ltd (Industri kawat pusat) yang dikenal secara komersial sebagai Techalloy.
     Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy Robotic Inc (terapan robotik), yang dikenal di industri pengelasan dengan nama merek Torchmate.
·      2012
     Lincoln Electric mengakuisisi Weartech International, produsen spesialis kobalt keras yang digunakan dan nikel berdasarkan campuran untuk yang sulit dihadapi dan komponen gigi, dengan fasilitas manufaktur di Anaheim USA dan Port Talbot Wales.
     Lincoln Electric mengakuisisi Wayne Trail, produsen spesialis solusi otomatisasi yang sepenuhnya telah terintegrasi untuk industri mulai dari otomotif dan alat-alat udara yang mengelilingi bumi, HVAC, furniture dan banyak lagi. Wayne Trail berkantor pusat di Fort Loramie, OH.
     Lincoln Electric mengakuisisi Burny-kaliburn, produsen spesialis mesin pemotong plasma dan mesin CNC untuk plasma – memotong oxy bahan bakar. Burny-Kaliburn berkantor pusat di Ladson, Carolina Selatan.
3.4.3.     Lokasi Perusahaan
Berkantor pusat di Euclid, Ohio, Lincoln Electric memiliki 44 lokasi manufaktur, termasuk operasi dan usaha patungan di 19 negara dan jaringan di seluruh dunia, distributor dan kantor penjualan yang mencakup lebih dari 160 negara.
Europe
Belgium                           Russia                           Crioaia
Czech Republic               Denmark                       Finland
England & Wales            Estonia                          Finand
France                             Greece                           Hungary
Italy                                 Poland                           Portugal
Spain                               Ukraine                         Latvia
Lithuania                         Sweden                        Netherland
Slovakia                          Norway                        Romania
America
Canada                           Colombia                      Brazil 
Mexico                           Venezuela
Asia
China                              Japan
India                               Indonesia
Australia
Australia
New Zealand
Africa
North Africa

3.4.4.     Peta

              1.       Dunia

2.              
Amerika
3.            
Eropa

4.            
Afrika

5.            
Asia
6.            
Australia

3.4.5.     Produk
              1.       Welding Wire, Flux, and Rods

 

Tongkat Elektroda

Untuk aplikasi pengelasan baja paduan ringan dan rendah. Fitur selulosa, rutil dan jenis coating hidrogen rendah.

Kabel MIG dan TIG Pemotong Panjang

Dimulai dengan baja kualitas tertinggi dan menghasilkan tingkat tinggi konsistensi, feedability dan kinerja busur.

Metal-Cored Wires (Kabel Metal-Cored)

Menggabungkan kawat padat dan fluks-buang biji untuk tingkat deposisi yang tinggi dengan kemampuan untuk mengelas lebih kontaminasi permukaan ringan.

Self-Shielded, Flux-Cored (Self-Terlindung, Flux-Cored)

Tidak ada shielding gas diperlukan; membawa produktivitas kawat las untuk aplikasi luar ruangan.

Gas-Terlindung, Flux-Cored

Dirancang untuk digunakan dengan baik CO2 atau argon campuran, gas-terlindung, kabel fluks-buang biji fitur kinerja busur.

Submerged Arc (terendam Arc)

Berisi berbagai flux dan kabel yang dapat dipasangkan bersama-sama untuk memenuhi industri persyaratan pengelasan tertentu.

Stainless Alloys (stainless Paduan)

Memenuhi bahan dan proses dasar persyaratan dari banyak stainless steel dan aplikasi pengelasan paduan tinggi.

Nickel Alloys (Paduan nikel)

Memenuhi bahan dasar dan proses persyaratan seperti korosi dan aplikasi suhu tinggi

Hardfacing

Untuk memulihkan bagian untuk ukuran aslinya yang telah lelah karena logam-ke-logam gesekan atau dampak yang parah.

Aluminum MIG and TIG

Casting aluminium batang sendiri memungkinkan memegang toleransi sangat ketat dalam komposisi kimia dari paduan.

Murex

nilai opsi habis Lincoln Electric untuk tongkat elektroda, kabel MIG dan TIG dipotong panjang.




2.             Welding and Cutting Equipment
PERALATAN PENGELASAN
peralatan las meliputi tongkat tukang las, tukang las tig, tukang las MIG, tukang las multi-proses, proses tukang las canggih, tukang las multi-operator, drive mesin, terendam peralatan busur, dan pengumpan kawat untuk pengelasan busur.
PERALATAN MEMOTONG
Cutting peralatan termasuk pemotong plasma, sistem pemotongan plasma, sistem pemotongan CNC, pemotong pipa mesin, fabrikasi baja struktural, gerak dan bentuk pemotongan pengendali, dan bahan habis pakai obor yang tulus untuk obor plasma.
Memakai pelindung diri meliputi sarung tangan tahan api las, pakaian, topi dan kain doo, dan perlindungan wajah termasuk gelas, memotong kacamata, dan perisai. Dapatkan paket lengkap dengan tas pengelasan kami. VIKING Auto Penggelapan Helm yang ringan, nyaman dan penuh fitur. alat las meliputi oven batang untuk mencegah kelembaban menjemput di tongkat elektroda, sikat kawat untuk membersihkan baja, tirai dan selimut untuk perlindungan.
Aksesoris
Aksesoris untuk tukang las dan peralatan las termasuk add-ons dan pilihan untuk meningkatkan fungsi dari peralatan las dan bagian dibuang untuk menjaga peralatan las Anda dengan benar. Pilih fitur opsional kasar untuk peralatan Lincoln Electric Anda, termasuk undercarriages, selimut, kit dan banyak lagi.
Eceran
Peralatan ritel termasuk tongkat tukang las, mesin digerakkan tukang las, tukang las kawat feeder, senjata pengelasan, dan pemotong plasma tersedia di gerai ritel seperti Home Depot, Lowes, NAPA, Alat & Peralatan Utara, Lumber 2 Rumah dan Peternakan, dan Blain ini Farm & Fleet.

3.             New and Featured Equipment
Top Features(fitur top)
·     Gunakan dengan berbagai input daya 3 phase tersedia
·     Mudah satu-knob proses seleksi
·     Termasuk kekuatan 380/460/575/3/50/60
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored, Submerged Arc, Gouging
Top Features
·     Jarak jauh mengendalikan las output tanpa kabel kontrol untuk proses Stick dan TIG
·     Dilengkapi non-CrossLinc jarak jauh mengontrol output menggunakan yang ada kawat pengumpan
·     Processes
·     SMAW, GTAW, GMAW, FCAW
Top Features
·     Perakitan rak Lengkap tanpa tukang las.
·     Sesuai untuk/dengan (4) Flextec 350X tukang las.
Top Features
·     Memperluas K3400-1 4-pack rak dengan atau tanpa tukang las ke rak 8-pack.
·     Memungkinkan dua rak inverter Flextec 350X K3400-1 untuk berlari bersama-sama berfungsi sebagai satu kesatuan.
Top Features
·     4C Lens Technology meningkatkan visibilitas dan mengurangi ketegangan mata
·     kejelasan yang lebih baik, pandangan warna nyata - 1/1/1/1 Kejelasan Optik
Top Features
·     Pencegahan karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama enam bulan
·     Tidak akan mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
Top Features
·     pencegahan karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama enam bulan
·     Tidak akan mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
Top Features
·     Ekstraksi Reach -. Pilih ekstensi selang untuk maksimal mencapai hingga 32 ft (9,7 m)
·     Airflow - ekstensi selang tambahan memfasilitasi kondisi aliran udara hingga 765 CFM
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored
Top Features
·     Sederhana Konfigurasi - Menggunakan ekstraksi asap tunggal pistol las atau hisap nosel lampiran
·     Filter Cleaning System - Unik sistem rotary udara jet memungkinkan filter polyester harus dibersihkan menggunakan kompresi udara tanpa mengeluarkannya dari X-Tractor® 1GC
·     Input Power 120V/1/50/60
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.                  Kesimpulan
Lincoln Electric memiliki proses manajemen dari yang sederhana dengan  seiring perkembangan zaman menjadi proses yang rumit. Strategi yang di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi. 
Dengan melihat perjalanan perusahaan Lincoln Electric membuktikan bahwa dirinya telah mampu bersaing dan memasuki pasar global. Hal ini di buktikan oleh adanya kerjasama antara perusahaan pusat Lincoln yang berada di Amerika dengan sebagian Negara yang ada di dunia. Selain kerjasama yang mampu mengembangkan perusahaannya, produk yang dihasilkan oleh Lincoln juga dapat di terima oleh masyarakat di negara-negara yang telah bekerjasama serta mampu di sesuaikan dengan kondisi culturnya.
4.2.                 Saran
Menurut kelompok kami, Perusahaan Lincoln Electric membuat anak perusahaan atau akuisisi di benua yang masing sedikit unit perusahaannya. Contohnya di benua Australia dan benua Afrika. Perusahaan Lincoln Electric haruslah mencari pemasok yang tepat supaya tidak terjadi lead time saat produksi.

























REFERENSI



1.1.                 Latar Belakang 
Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya. Perusahaan yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis, tidak akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan kompetitor ketika ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing) operasi bisnis berbagai industri. Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi secara internasional, maka kompleksitas risiko dalam supply chain akan semakin besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam kompetisi bisnis yang ketat ini, karena tidak menganalisa, mengantisipasi, dan mengelola berbagai risiko dari seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah perusahaan.
Perusahaan perlu memperhatikan seluruh aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer (customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated cost), dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Memaksimalkan keuntungan (profit maximization) adalah tujuan dari supply chain (Hise, 1995). Karena itu diperlukan keseimbangan antara produktivitas (efficiency) dan profitabilitas (effectiveness) untuk memindahkan barang dan material antar negara maupun antar daerah dengan tepat waktu dan kualitas yang baik (Mentzer dan Firman, 1994).  Kompleksitas pasar dan perbedaan infrastruktur dan sosial ekonomi antar negara dan daerah berpotensi mempengaruhi keterlambatan, ketidakpastian, dan kebutuhan yang lebih besar akan koordinasi, komunikasi, dan pengawasan terhadap seluruh mata rantai pasok.
Meningkatnya pertumbuhan bisnis Lincoln Electrik sebagai perusahaan industri otomotif  yang memproduksi produk-produk motor listrik dan produk-produk las harus diikuti dengan kemampuan perusahaan mengelola berbagai masalah-masalah dalam rantai pasok yang berpotensi mengganggu pertumbuhan bisnis perusahaan.
Berbagai masalah dalam rantai pasok di Perusahaan Lincoln Electrik yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis perusahaan (business continuity) dan reputasi bisnis (business reputation).

1.2.                 Rumusan masalah
1.             Bagaimana proses manajemen dalam perusahaan Lincoln Electrik hingga menjadi perusahaan Global
2.             Strategi apa saja yang di gunakan Perusahaan Lincoln Electrik untuk memenuhi keunggulan yang kompetitif di bandingkan perusahaan lainnya?
3.             Apa saja yang dilakukan Lincoln Electric untuk program CSR nya?

1.3.                 Tujuan Masalah
1.             Untuk mengetahui bagaimana proses manajemen dalam perusahaan Lincoln Electric
2.             Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan oleh perusahaan Lincoln Electric
3.             Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan Lincoln Electric untuk program CSR nya
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.        Supply Chain Management  (Manajemen Rantai Pasok)
Supply chain management berawal dari kegiatan Supply chain management militer yang memiliki peranan yang besar dalam menentukan kemenangan perang, khususnya pada Perang Dunia II. Supply chain management ini dimanfaatkan untuk membantu proses pengiriman barang dalam Perang Dunia II.
Saat ini, di era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari bagaimana cara menurunkan biaya produksi. Salah satunya dengan cara memindahkan pabrik mereka ke daerah yang upah buruhnya terbilang kecil. Contohnya di Indonesia. Dari hal tersebut, supply chain management memegang peranan yang lebih penting bagi perusahaan.
2.1.1.     Pengertian Supply Chain
Menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam T.n (2003), supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan sama.
Sedangkan menurut Schroeder dalam T.n (2010), supply chain adalah rangkaian dari proses binsis dan informasi yang menyediakan produk atau jasa dari supplier ke manufaktur, dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi, supply chain adalah susatu sistem jaringan di perusahaan yang terhubung, terangkai saling bergantung dan saling menguntungkan dalam organisasi yang bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur, dan mengembangkan arus material, produk, jasa dan informais dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik hingga pelanggan sebagai end user.
2.1.2.     Pengertian Supply Chain Management (SCM)
Menurut Chopra & Meindl dalam Doli (2013), supply chain management (SCM) dipandang sebagai manajemen dari semua aliran-aliran dari informasi, produk, atau keuangan yang menghasilkan biaya-biaya di dalam supply chain. Manajemen suppply chain melibatkan manajemen dari aliran-aliran di antara dan di setiap tahap-tahap dalam sebuah supply chain untuk memaksimalkan keuntungan total dari supply chain.
Menurut Chan dalam Doli (2013), supply chain management adalah proses manajemen dan sinkronisasi dari entitas, proses, dan aktifitas untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk para pelanggan. Secara spesifik tereverse logisticsihat pada rantai kegiatan yang tereverse logisticsibat dalam pembuatan dan pengiriman barang dan jasa, dan proses ini menggabungkan pemenuhan pesanan pelanggan.
Jadi, supply chain management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman ke konsumen melalui distribusi.
Adapun tujuan dari supply chain management ini adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial antara setiap bagian di dalam rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau produk yang terbaik kepada konsumen dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada akhirnya, tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.

2.2.        Pengertian Manajemen Logistik
Proses logistik berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses ini tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik, tapi juga mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konsumen baru dapat merasakan proses logistik ini jika mereka mengalami beberapa hal seperti ketereverse logisticsambatan dalam pengiriman barang, kesalahan produk dalam pengantaran barang ataupun juga jika mereka kesulitan mendapatkan produk yang mereka lihat di majalah/tabloid. Masalah di atas ini berhubungan dengan Supply chain management.
Pengertian logistik menurut Wikipedia Indonesia adalah sebagai berikut:
“Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi kepasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk dua hal yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat, dalam Tunggal (2008;2), manajemen logistik mempunyai definisi sebagai berikut:
“Manajemen logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik konsumsi (point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.”
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Jadi terkait dengan semua hal yang ada di dalam suatu organisasi, baik berupa aliran barang, pelayanan, dan informasi pada sector produk maupun jasa.
2.2.1.     Cara Pengadaan Logistik
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan logistik. Beberapa cara pengadaan logistik tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan organisasi membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah logistik sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Setelah transaksi jual-beli ini selesai, barang/logistik yang telah dibeli menjadi hak milik oraganisasi. Pengadaan logistik dengan cara pembelian ini merupakan cara yang dominan dilakukan oleh organisasi.
2.        Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan tanpa memberikan kontra-prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.
3.        Menyewa
Menyewa merupakam cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan dua belah pihak. Pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan logistik bersifat sementara atau temporer.
4.        Membuat Sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan  cara membuat sediri yang dilakukan oleh pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan logistik yang lainnya.
5.        Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan logistik yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan organisasi dari pihak lain. Pemilihan cara pengadaan logistik ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan logistik yang ditukarkan harus merupakan logistik yang sifatnya bereverse logisticsebihan atau logistik yang dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna maupun bernilai guna lagi.
6.        Subtitusi
Subtitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara mengganti material lain yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7.        Pemberian/Hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan menggunakan logistik yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8.        Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan memperbaiki logistik yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit logistik maupun dengan jalan penukararan instrument yang baik di antara instrument logistik yang rusak sehingga instrument-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit logistic, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit logistik tersebut dapat dioperasikan, dan kebutuhan logistik dapat dipenuhi. 

2.3.        Reverse Logisics
Penggunaan ulang dari sebuah produk bukanlah suatu fenomena baru (Fleischmann et al., 1997) dalam thesis karya Fang Liu, hal ini dapat dilihat dari pendaur ulangan kertas yang sudah tidak terpakai, botol minuman ringan, dan bahkan besi-besi tua yang sudah ada sejak lama. reverse logistics adalah salah satu elemen yang paling sering diabaikan dalam siklus operasi yang lengkap (Grave dan Devis). Namun pada kenyataannya, reverse logistics menjadi pembicaraan hangat pada akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, maraknya isu lingkungan saat ini, menyebabkan banyak pemerintahan di dunia mengharuskan perusahaan untuk menanggulangi sendiri masalah limbahnya. terutama untuk perusahaan elektronik yang produknya mempunyai masa hidup yang mulai menyingkat dan ini membuat pelanggan membuangnya pada tingkat yang cepat untuk mendapatkan versi terbaru. Dengan demikian, dipastikan limbah elektronik menimngkat.
Reverse logistics adalah solusi yang dianggap paling tepat untuk masalah tersebut. Karena selain dapat menyelesaikan masalah di atas, ternyata dengan pengolahan reverse logistics ini, perusahaan dapat memperoleh tingkat keuntungan dengan memanfaatkan nilai dari produknya yang sudah tidak terpakai oleh konsumen.
2.3.1.     Pengertian Reverse Logistics
Reverse logistics didefinisakan oleh Rogers dan Tibben-Lembke dalam  Chan, Felix T.S.; Chan, Hing Kai (2008) yaitu sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, dalam proses persediaan, barang jadi, dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan merebut kembali atau menciptakan nilai atau tepat pembuangan.
Sedangkan menurut Moritz dalam T.n., (2009), Reverse Logistics didefinisikan sebagai:
“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif  dan efisien serta penyimpanan barang bekas (secondary goods) dan informasi terkait yang arahnya bereverse logisticsawanan dengan supply chain tradisional yang bertujuan untuk mengembalikan nilai produk atau melakukan proses disposal yang tepat.”
Reverse logistics adalah proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian secara efisien dan efektif aliran barang (bahan baku, sediaan dalam proses, atau barang jadi) dan informasi yang terkait, dari titik konsumsi balik ke titik asal. Tujuan reverse logistics adalah menangkap atau menciptakan kembali nilai atau untuk pembuangan barang-barang yang mengalir balik (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa, 2009).
Secara sederhana reverse logistics bertujuan untuk recapture value atau melakukan proses disposal yang tepat dari barang yang sudah habis masa pakainya baik disebabkan karena kadaluwarsa, rusak atau produk gagal. Namun dalam reverse logistics, terdapat take-back activity, dimana konsumen (yang dulunya bertindak sebagai konsumen) bertindak sebagai supplier. Sedangkan konsumen dari aktifitas reverse logistics ini bisa jadi adalah manufakturer atau pihak lain yang butuh barang bekas yang masih layak pakai- baik dalam kondisi sebenarnya atau setelah pengolahan.
Reverse logistics meliputi semua aktivitas logistik, namun semua barang yang ditangani mengalir dalam arah berlawanan (barang retur). Menangani reverse logistics lebih rumit daripada forward logistics, sebab waktu barang retur mengalir tidak pasti dan sulit diramalkan, dan datang lebih cepat dibandingkan waktu pemrosesan. Barang retur kebanyakan tidak teridentifikasi dan wewenang penerimaan tidak standar, kondisi barang dan/atau kemasan tidak seragam, rusak atau kurang lengkap. Tambahan lagi, kebanyakan konsumen atau mitra distribusi kehilangan kepercayaan selama waktu pemrosesan (Rogers dan Tibben-Lembke, 2001; Stock et al., 2002).
Rumitnya penanganan reverse logistics mengakibatkan membengkaknya biaya operasional (Trebilcock, dalam Sutapa 2009). Sebagai contoh, di Amerika Serikat biaya penanganan reverse logistics beberapa produk manufaktur rata-rata mencapai 15% total penjualan (Dowlatshahi, 2005). Lagi pula, banyak hambatan ditemui perusahaan ketika menangani reverse logistics, diantaranya manajemen perusahaan menganggap reverse logistics kurang penting, kurang kompetitif, ketiadaan sistem, dukungan finansial rendah, dan personil pengelola kurang memadai (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa 2009).
Namun demikian, reverse logistics yang dikelola dengan efisien dan efektif berpotensi mendapatkan nilai ekonomi dan meningkatkan citra positif perusahaan di konsumen dan mata rantai distribusi (Bernon et al., 2004). Nilai ekonomi dari efisiensi reverse logistics didapat melalui pemanfaatan barang retur, diantaranya dengan memakai ulang jika masih dapat dipakai, mendaur-ulang bahan baku, perbaikan atau pabrikasi ulang untuk dijual kembali (Stock, 2001).
2.3.2.     Akhir Siklus Hidup Produk (End of product life cycle) 
Akhir-hidup (EOL) adalah istilah yang digunakan sehubungan dengan produk yang ditawarkan kepada pelanggan, yang menunjukkan bahwa produk tersebut pada akhir masa pakainya. EOL bervariasi menurut produk.  Akhir kehidupan produk pada akhirnya mengarah pada konsep pembuangan - apa yang dilakukan dengan produk akhir setelah masa pakainya berakhir. Seringkali hal ini diabaikan dalam perencanaan siklus hidup. Namun dengan reverse logistics dengan sudut pandang yang baru ini diharapkan potensi nilai yang masih ada dalam produk setelah masa EOLnya (End of Life) dapat dimanfaatkan kembali (for the purpose of reca pturing value of proper disposal). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengembalian produk dengan merancang rantai pasokan reverse logistics secara efektif dan efisien. 

2.4.        Kinerja Rantai Pasok Reverse Logistics
Komitmen jajaran manajemen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Keberhasilan pengelolaan reverse logistics membutuhkan komitmen manajemen, dalam hal menyediakan sarana-prasarana seperti organisasi dan anggaran yang memadai. Perusahaan yang komit mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan kualitas layanan kepada mitra rantai distribusi (Norek, dalam Sutapa, 2009). Lebih jauh, mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics dengan menugaskan staf dan menyediakan anggaran memadai, berpengaruh terhadap pengurangan investasi untuk sediaan barang retur, peningkatan pendapatan, pemulihan aset, dan pemenuhan persyaratan lingkungan. Tambahan lagi, dengan mengorganisasikan secara terpusat pengelolaan reverse logistics dapat membantu perusahaan secara signifikan meningkatkan kecepatan respon (Richey et al., dalam Saputra, 2009).
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Komitmen perusahaan menerapkan teknologi semacam material handling otomatis untuk pengumpulan, pemilihan dan pemilahan, serta pengangkutan barang retur; penggunaan bar codes untuk identifikasi dan penelusuran sejarah barang retur, sangat berpengaruh terhadap pemulihan aset, penurunan biaya operasional, maupun peningkatan kepuasan mitra rantai distribusi (Rogers et al., dalam Saputra, 2009). Penggunaan teknologi logistik merupakan pemicu utama efisiensi operasional reverse logistics dan membantu meningkatkan kecepatan respon terhadap keinginan maupun keluhan mitra rantai distribusi.
Komitmen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi, fleksibelitas proses, serta standarisasi sistim dan prosedur. reverse logistics merupakan bisnis logistik yang rumit, oleh sebab itu dipereverse logisticsukan kapabilitas inovasi dalam menanganinya, dan untuk meningkatkan kapabilitas inovasi dipereverse logisticsukan alokasi sumber daya yang memadai. Tan et. al dalam Saputra (2009), mengatakan bahwa komitmen perusahaan mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics harus menjadi prioritas karena berpotensi meningkatkan kemampuan perusahaan mengelola reverse logistics lebih baik, yakni perusahaan menjadi lebih fleksibel, dapat melakukan kustomisasi, dan dapat menangani reverse logistics secara sistematis. maka, semakin tinggi komitmen perusahaan menata dan mengendalikan reverse logistics secara terpusat, semakin tinggi pulankemampuan perusahaan dalam melakukan kustomisasi dan fleksibelitas proses pengelolaan reverse logistics.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi. Teknologi logistik merupakan sumberdaya yang dapat membantu perusahaan mempercepat respon dalam menjawab permintaan atau keluhan mitra rantai distribusi. Keberadaan teknologi logistik, seperti material handling otomatis, bar codes, electronic data interchange, radio frekwency identifier, sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi dan fleksibelitas pemrosesan reverse logistics (Rogers dan Tibben-Lembke., 2001).
Selanjutnya, komitmen perusahaan dalam mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kapabilitas komunikasi. Kapabilitas komunikasi di sini adalah kemampuan komunikasi dengan mitra distribusi dan pemroses barang retur, kemampuan menindaklanjuti informasi retur dan mengintegrasikan data. Karena menurut Rogers dalam Saputra (2009), salah satu masalah serius dalam penangana reverse logistics adalah kekurang-mampuan perusahaan mengelola informasi. Dalam hal ini, jajaran manajemen seyogyanya mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics untuk membangun kemampuan komunikasi yang memadai dalam berhubungan dengan mitra distribusi maupun dengan pemroses dalam menangani barang retur. reverse logistics yang dikelola terorganisir akan lebih leluasa mengatur informasi perihal retur dengan kalangan internal dan eksternal.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh terhadap kapabilitas komunikasi. Teknologi identifikasi dan penelusuran berpengaruh pada peningkatan kemampuan perusahaan melakukan komunikasi dengan jalur distribusi, pasar second, maupun dengan pelanggan akhir. Semakin tinngi komitmen perusahaan mengimplementasikan teknologi logistik dalam mengelola reverse logistics, semakin tinggi kemampuan perusahaan mengelola informasi reverse logistics. Dengan adanya teknologi perusahaan dapat leluasa menerima dan mengirim informasi produk dengan kalangan internal dan eksternal. 
Kapabilitas inovasi pengelolaan logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Penanganan reverse logistics yang inovatif berpotensi meningkatkan pendapatan dan pengurangan biaya operasional logistik. Perusahaan yang lebih inovatif dalam mengelola reverse logistics dapat mengembangkan operasional organisasi lebih responsif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan bottom line dan mengurangi permasalahan logistik yang terjadi (Morton, dalam Saputra, 2009). Selain itu, kapabilitas inovasi berkontribusi pada efisiensi operasional logistik dan efektivitas jasa layanan ke pelanggan (Mouritsen et al., 2004; Richey et al., 2005).
Kapabilitas komunikasi berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics. Perusahaan dengan kapabilitas komunikasi yang tinggi lebih responsif terhadap kondisi perubahan pasar, dapat meningkatkan pelayanan terhadap mitra rantai pasok, serta dapat mengurangi biaya persediaan dan operasional. Kapabilitas komunikasi yang baik memungkinkan perusahaan memaksimalkan keuntungan, melalui transaksi yang secara intensif menggunakan sistem informasi. Pemanfaatan sistim informasi dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan utilitas sumberdaya, pemulihan aset, dan mempermudah masalah arus kas. Kemampuan perusahaan dalam mengelola informasi logistik berpengaruh pada kecepatan respon dan kompetensi penghantaran barang oleh perusahaan.

2.5.        Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pengarang
Judul
Hasil Penelitian
Felix T.S. Chan,
Hing Kai Chan (2008)
A Survey on Reverse Logistics System of Mobile Phone Industry in
Hong Kong (2008)
Supply chain position telepon seluler (manufaktur, wholesaler, retail dan service provider) di Hong Kong tertarik dengan adanya sistem reverse logistics, mereka juga sadar akan adanya banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari sistem tersebut, seperti penambahan profit. Namun, banyaknya faktor-faktor- faktor seperti kebijakan perusahaan dan kurangnya sistem menjadi hambatan utama dalam penerapan reverse logistics tersebut.
I Nyoman Sutapa (2009)

Komitmen dan Kapabilitas untuk meningkatkan Kinerja Reverse Logistics
Pengelolaan reverse logistics melalui alokasi anggaran dan pembentukan unit pengelola tersendiri disertai pendayagunaan teknologi terutama pertukaran data secara elektronik, mampu meningkatkan kapabilitas inovasi, khususnya kemampuan kustomisasi dan flesksibilitas perusahaan dalam meningkatkan kinerja reverse logistics, dalam hal ketepatan waktu dan biasya operasional yang rendah. di sisi lain, kapabilitas komunikasi belum terbukti dapat mempengaruhi kinerja reverse logistics dikarenakan kapabilitas yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. 

2.6.        Kerangka Pemikiran
Permasalahan
-Suppliers telepon seluler memandang kegiatan reverse logistics
-Kinerja suppliers telepon seluler
-Kegiatan reverse logistics berpengaruh terhadap suppliers elepon seluler

Strategi
-Reverse Logistics
 Pentingnya kegiatan reverse logistics
 Kebijakan Perusahaan
 Sistem
 Keuangan
  Sumber daya aparatur
  Masalah hokum
-Suppliers
 Wholesaler
 Retailer
  Service center
Rumusan Masalah
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatan
reverse logistics?
- Bagaimana kinerja
suppliers sebagai rantai
pasok telepon seluler?
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatn reverse
logistics? 
 






                                                                  
                                                                            Umpan balik






Hipotesis
Terdapat pengaruh reverse logistics terhadap kinerja suppliers telepon seluler



umpan balik




BAB III
PEMBAHASAN

3.1.        Proses Manajemen Dalam Perusahaan Lincoln Electrik Hingga Menjadi Perusahaan Global
Lincoln Electric Company, selanjutnya disebut Lincoln, merupakan perusahaan terkemuka dunia dalam produksi pengelasan busur. Motor listrik merupakan produk pertama dari Lincoln.  John C. Lincoln adalah pendiri Lincoln pada tahun 1895. Pada awal-awal tahun, Lincoln, yang memproduksi motor listrik sebagai produk pertamnya, mengalami pertumbuhan walaupun kecil. Kemudian, pada tahun 1907, James, saudara John membantu John untuk mengelola perusahaan dalam hal promosi, sedangkan John fokus kepada penemuan produk baru dan bertindak sebagai manajer produk.
Beberapa tahun kemudian, Lincoln mengembangkan bisnisnya tak hanya dalam produksi motor listrik tetapi juga pada battery charges untuk mobil listrik, dan pada 1909 mulai memproduksi alat pengelasan. Ketika Perang Dunia II pecah, banyak permintaan akan produk pengelasan. Saat itu, penjualan Lincoln meningkat tajam dari $4 juta ke $24 juta pada 1941. Karena permintaan akan produk pengelasan yang begitu tinggi, produksi motor listrik ditiadakan selama masa perang.
Setelah kematian John dan James Lincoln, Lincoln Electric Company dikelola oleh Donald F. sebagai pemilik, dan Fred Makenbach sebagai CEO pada tahun  1992. Di tangan mereka, seluruh operasi luar negeri dikonsolidasikan dan di atur ulang. Lincoln kini menguasai 40% pangsa pasar di Amerika Serikat untuk produk pengelasannya.
Lincoln selalu mengutamakan kepentingan pelanggan. Para eksekutif berusaha untuk membuat produk dengan kualitas yang meningkat dengan kos yang semakin kecil. Mereka sadar bahwa profit perusahaan adalah datang dari pelanggan. Lincoln juga memperlakukan karyawan dengan baik, sebab karyawan lah yang menciptakan produk sesuai dengan keinginan pelanggan. Tidak ada struktur organisasi yang jelas di dalam Lincoln, selain itu rekrutmen karyawan dilakukan secara tertutup, kecuali untuk bagian penjualann dan teknik, dan hanya dengan wawancara tanpa ada tes psikologi.

Kompensasi terhadap karyawan di Lincoln selalu diukur secara finansial. Pegawai akan digaji dan diberi bonus berupa uang sesuai dengan kinerja mereka, missal berdasar unit yang diproduksi. Karyawan juga diberi kesempatan untuk memiliki saham Lincoln, dengan tujuan untuk meiningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Four International Operations Strategies
Pasar global adalah pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain: Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan. Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global, semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk, dan perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dunia. Pasar global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam pasar global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak keuntungan.
3.1.1.     Karakteristik perusahaan yang berorientasi global :
1.        Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2.        Komponen bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3.        Desain produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4.        Permintaan bukan berdasarkan lokal saja.
5.        Logistik dan pengendalian persediaan bersifat global.
6.        Perusahaan global diorganisasikan melalui divisi secara global
3.1.2.     Pertimbangan-Pertimbangan Utama Untuk Mencapai Operasi Global.
1.        Desain Produk Global
Ditiap Negara ada perbedaan social dan budaya sehingga perusahaan harus memperhatikan berbagai hal, misalnya kemasan dan cara pemasaran yang mungkin akan bervariasi.
2.        Desain Proses Global dan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu pengelolaan atau manajemen sehingga operasi global dapat diintegrasikan.
3.        Analisa lokasi fasilitas global
Menggunakan faktor kunci sukses untuk memilih negara, diantaranya dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi nasional, tingkat inovasi, jumlah penduduk yang trampil, tingkat perubahan teknologi, stabilitas pemerintahan, pertanggung jawaban produk, pembatasan ekspor, kesamaan bahasa, etika kerja, tingkat pajak, inflasi, ketersediaan bahan baku, tingkat bunga, jumlah penduduk dan ketersediaan sarana jalan.
4.        Dampak budaya dan etika
Budaya yang ada ditiap negara berbeda, hal tersebut juga harus disikapi dengan arif agar kegiatan operasi perusahaan dapat sukses, misalnya kebiasaan jam istirahat, perlindungan terhadap hak intelektual , budaya korupsi, dsb.
3.1.3.           Jenis Perusahaan Yang Beroperasi Secara Global
1.        Bisnis Internasional
Ball, McCullach, Frantz, Geringer, dan Minor, mengartikan bahwa bisnis internasional merupakan suatu bisnis yang kegiatannya melampui batas negara, yang mencakup perdagangan internasional, pariwisata, transportasi dan yang lainnya. Sedangkan menurut C. Daniels, Radebaugh dan Sullivan. Bisnis internasional yaitu semua transaksi komersia baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
Ciri-ciri bisnis internasional :
·         Perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi multinasional (desentralisasi).
·         Memerlukan suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan menembus pasar global.
·         Keahlian ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri.
·         Menggunakan sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk dengan anak perusahaan.
2.        Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional (PMN, mengacu pada multinational corporation atau MNC) menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah sebuah perusahaan yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah).
Ciri-ciri perusahaan multinasional :
·         Perusahaan induk memberikan kebebasan kepada anak perusahaan untuk mengembangkan produk dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi).
·         Strategi ini menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat), dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan strategis serta terdiri dari proses dan database yang beridiri sendiri (oleh anak perusahaan).
3.        Perusahaan Transnasional
Perusahaan transnasional  adalah perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara. Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi diseantero planet ini.
Ciri-ciri perusahaan transnasional :
·         Perusahaan induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang tepat.
·         Tercapainya efisiensi dan integrasi global serta fleksibilitas di tingkat lokal.
·         Rumitnya sistem pengendalian yang diperlukan, demikian pula arus sumber daya dari satu titik ke titik lain ketika perusahaan berfungsi sebagai suatu sistem yang terkoordinasi.
·         Selain itu menunjukkan kapasitas pemrosesan informasi yang tersedia pada tingkat anak perusahaan.
4.        Perusahaan Global
Perusahaan Global adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi.
Ciri-ciri perusahan global :
·         Pengendalian ada di perusahaan induk (sentralisasi proses & database).
·         Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia dengan produk-produk standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentral dan dikirimkan ke anak-anak perusahaan.
·         Hal tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database.
·         Pengendalian sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.
Lincoln Electric merupakan salah satu perusahaan yang mencerminkan perusahaan global yang ada di dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari proses oprasi dan rantai pasokan dari perusahaan Lincoln Electric.
Keberhasilan John C. Lincoln membawa perusahaan Lincoln saat ini memiliki sebuah gambaran global dari strategi proses operasi. Lincoln Electric melakukan beberapa ekspansi ke berbagai negara berikut :
·         1939, Lincoln Electric mengirimkan William I. Miskoe ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.
·         1953, Lincoln Electric mendirikan pabrik modern di Rouen saat melakukan perjalanan singkat dari Paris
·         1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings sebagai presiden. Mr Willis mengejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
·         1996, ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di Jakarta, Indonesia.
·         1998, merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk di beberapa negara seperti China, Turki, Jerman, dan Kanada. Lincoln pun membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
·         2000, Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·         2002, Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
·         2003, Lincoln Electric mengakuisisi Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·         2004, akuisisi kepentingan pengendali di tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa terkemuka yang pasarnya berkembang.        
·         2005, Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·         2006, mengakuisisi produk limited METRODE, produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit listrik industri.
·         2007, Lincoln Electric berinvestasi dalam memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia. Akuisisi Vernon Tool Company, produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk meningkatkan posisi perseroan pasar global.
·         2008, mengakuisisi Brastak di Brasil memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
Dapat dilihat dari diagram di atas dengan produk yang terstandarisasi, memperhatikan keadaan ekonomi negara tujuan, dan mudah beradaptasi dengan budaya negara tujuan. Lincoln Electric mampu memiliki ciri-ciri yang ada dengan tingkat efisiensi yang tinggi, serta tanggap terhadap budaya lokal, sehingga termasuk ke dalam kategori perusahaan global.

3.2.        Strategi  Yang Digunakan Perusahaan Lincoln Electrik Untuk Memenuhi Keunggulan Yang Kompetitif Di Bandingkan Perusahaan Lainnya
1.     Lincoln Electric Company merupakan sebuah bisnis yang memiliki strategi Cost Leadership. Lincoln sangat bagus dalam mengaplikasikan strategi ini, karena Lincoln mampu menjadi pemimpin dalam industri ini dengan harga produk terendah namun memiliki kualitas yang tinggi. Lincoln bergerak di industri manufaktur peralatan las, motor listrik, dan peralatan listrik lainnya. Perusahaan ini bersaing untuk memenangkan pilihan pelanggan berdasarkan kompetisi harga dan kualitas produk.
2.     Berbagai faktor mempengaruhi kesusksesan Lincoln, antara lain:
·         Lincoln menempatkan pelanggan sebagai pihak yang paling penting dalam membangun kesuksesan perusahaan. Hal ini diwujudkan dengan menomorsatukan kepentingan pelanggan dengan menghsilkan produk berbiaya rendah namun dengan kualitas yang tinggi.
·         Lincoln memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memiliki saham perusahaan. Dengan begitu, loyalitas karyawan menjadi meningkat, mereka dengan senang hati bekerja lebih keras untuk mencapai profit yang lebih tinggi.
·         Insentif diberikan dalam bentuk bonus finansial, yang di Amerika Serikat sangat cocok. Dari hasil wawancara, didapatkan bukti bahwa karyawan merasa senang dengan sistem insentif tersebut dan mereka rela bekerja lebih keras untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
Untuk bisnis yang menggunakan strategi bisnis Cost Leadership, idealnya manajemen menetapkan insentif perusahaan berdasarkan pada tingkat keefektifan penggunaan sumberdaya perusahaan. Lincoln telah melakukan hal tersebut dengan memberikan bonus yang bergantung pada berapa banyak produk (metal electrode) yang berhasil diproduksi oleh karyawan.
3.     Pada prinsipnya, Lincoln menggunakan etika Kristiani dalam menjalankan bisnisnya, bahwa promosi kan menjadi sukses ketika perusahaan menyediakan produk-produk terbaik, bahwa kompetisi akan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi, bahwa harga merupakan cerminan dari efisiensi produksi. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut sepertinya kurang disosialisasikan sehingga karyawan tidak mengetahuinya (berdasarkan wawancara). Yang terjadi sekarang adalah, karyawan bekerja keras karena mereka memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan. Karyawan dengan tipe pencari uang, kekayaan, dan kesejahteraan adalah jenis karyawan yang cocok bekerja pada Lincoln. Sebab, perusahaan ini menggunakan sistem kompenssi yang financial oriented.
4.     Beberapa pendekatan Lincoln yang dapat diterapkan di perusahaan lain:
·         Insentif dengan financial oriented. Insentif diberikan dalam bentuk dolar dan diukur berdasarkan tingkat kefisienan dan keefektifan kinerja karyawan.
·         Stock option. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk dapat memiliki saham Lincoln. Bagaimanapun ada beberapa hal yang membuat Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa seperti Lincoln.
·         Lincoln memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja lulusan sekolah menengah atas daripada perusahaan lain. Kayrawan pun dapat berpartisipasi dalam pengembilan keputusan secara tidak langsung. Karyawan memilih Advisory Board, yang Adcisory Board ini nanti ikut dalam pengambilan berbagai keputusan manajemen.
·         Tata letak pabrik dan sistem produksi yang efisien.
5.     Pendekatan implementasi Lincoln mungkin bisa berantakan karena:
·         Sistem rekrutmen perusahaan yang salah. Perusahaan hanya mengandalkan wawancara, yang berpotensi terhadap bias, dan bahkan tidak menyelenggarakan psikotes untuk rekrutmen karyawan. Padahal psikotes sangat penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang sekarang.
·         Sistem kompensasi yang kurang tepat. Lincoln beroperasi di berbagai negara di dunia, yang tentu saja memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda. Di Amerika, sistem kompensasi yang berdasar pada finansial sangat cocok. Akan tetapi, belum tentu sistem ini cocok diterapkan di Asia dan Eropa, dimana uang bukanlah segalanya.
Selama ini, penghematan biaya yang dilakukan Lincoln hanya bersifat teknis dengan pemaksimalan kinerja karyawannya. Apabila pesaing Lincol mampu menemukan penghematan biaya yang lebih bersifat mendasar dan jangka panjang, maka posisi Lincoln sebagai perusahaan pemimpin Cost Leadership akan terancam.
6.     Proses Seleksi Supplier
Proses seleksi supplier bertujuan untuk memastikan pemilihan supplier dilakukan secara konsisten, dengan mempromosikan sebuah proses yang akan menjamin produk kualitas tertinggi pada harga standar pasar. Cakupan yang berlaku untuk semua bahan dan / atau jasa yang dibeli digunakan dalam pembuatan produk Lincoln. Pemilihan supplier didasarkan pada evaluasi yang mungkin termasuk, namun tidak terbatas pada, kriteria berikut:
·      Kualitas produk secara keseluruhan dan kemampuan teknis
·      Manufaktur kapasitas dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pengiriman sistem mutu yang diterima
·      Sebagian sampel disetujui dengan percobaan bahan yang sesuai dengan kriteria
·      Sejarah kinerja yang akan mencakup evaluasi kualitas, pengiriman, dan atau dukungan layanan
·      Stabilitas keuangan, harga yang kompetitif, dan total biaya layanan angkut produk, dan layanan nilai tambah lainnya
·      Waktu keterlambatan untuk Pengiriman sesuai dengan peraturan NAFTA, RoHS, kepatuhan EHS, dan ematuhi semua hukum setempat
Pemasok didorong untuk menghubungi personil pembelian yang tepat di Supply Management untuk informasi mengenai peluang potensial. Data mengenai produk, fasilitas manufaktur, sejarah perusahaan, dukungan teknis yang tersedia, dll.
Strategi yang di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi. 

3.3.      Yayasan Pendidikan Lincoln (Program CSR)
Perusahaan lincoln yang telah berkembang pesat dan telah menyebar di berbagai negara membuat perusahaan telah dikenal masyarakat setempat. Sehingga membuat manajer perusahaan lincoln dituntut untuk membuat strategi lain untuk tetap menjaga nama baik perusahaan lincoln di mata masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan atau pabrik. Untuk itu manajer harus mampu mengolah pemasukan dan pengeluaran serta investasi dari stakeholder agar terlihat jelas dan transparan. Dana, laba dan pemasukan lain yang diperoleh perusahaan harus diolah dengan baik untuk arus pengeluaran perusahaan tersebut. Salah satu strategi atau rencana manajer dalam memaparkan pengeluaran selain dalam bentuk laporan keuangan manajer juga melakukan corporate social responsibility (CSR) tujuannya adalah sebagai tanggung jawab sosial perushaan karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya. CSR bagian yang penting dalam strategi perusahaan dalam berbagai sektor dimana terjadi ketidak konsistenan antara keuntungan perusahaan dan tujuan sosial atau perselisihan yang dapat terjadi karena isu-isu tentang karyawan yang berlebihan (heal,2004). Berikut merupakan wujud dari strategi CSR yang dilakukan perusahaan Lincoln:
Lincoln Foundation dan Lincoln Welding Sekolah
Yayasan J.F.Lincoln adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit), pendidikan pengelasan yang didirikan tahun 1936 metode untuk mempromosikan pengelasan yang lebih baik yang digabungkan dengan logam dan untuk mempromosikan pengelasan sebagai pilihan karir. Yayasan ini adalah satu-satunya organisasi di Amerika Serikat yang didedikasikan semata-mata untuk mendidik publik tentang seni dan ilmu pengelasan busur, yang terbentuk ketika industri pengelasan busur di masa pengenalan. Sekarang, yayasan sekarang masuk dalam dekade yang ketujuh dengan menerbitkan buku-buku pendidikan dan memberikan uang penghargaan untuk mengenali prestasi teknis. Sekolah Lincoln Electric Welding didirikan pada tahun 1917, dan sejak itu memerintahkan lebih dari 100.000 laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang dan teknik keselamatan dan proses pengelasan busur. Sekolah ini terdaftar oleh Ohio State Board School dan pendaftaran perguruan tinggi.
Bentuk Penghargaan yang diberikan dalam program CSR ini adalah:
1.        JFLF ini Welding Choice Program Imbalan Excellence dan Menginspirasi Kemajuan di Lapangan
JFLF ini Welding Choice Program mendukung pendidikan las busur, desain dan inovasi pada setiap tingkat pendidikan, dari program penyuluhan (4H Hand, Heart, Head, and Health) ke sekolah tinggi untuk tingkat perguruan tinggi. Kami juga mengakui keunggulan instruktur pengelasan yang mengajarkan pengelasan dan tukang las profesional yang lebih bekerja keras untuk kepentingan ilmiah dan kemajuan las busur. Menyadari proyek pengelasan dan masalah teknis. Penghargaan program pengelasan penghargaan kami berikan kepada tukang las yang muncul dari hari ini dan kemajuan bidang pengelasan untuk tukang las besok.
2.        DIVISI I Welding Choice Competition
Sekolah Tinggi - Masukan Sekolah Anda dalam Peta (mahasiswa umur 18th ke bawah). Arc kiriman proyek pengelasan terbuka untuk semua siswa berumur 18th dan lebih muda yang terdaftar dalam program sekolah atau pelatihan. Siswa dapat menyampaikan laporan tertulis tentang proyek pengelasan mereka setelah selesai. Proyek pengelasan mungkin tentang struktur, perbaikan atau item yang dibuat untuk rumah, pertanian, toko atau penggunaan rekreasi. Siswa dapat menyerahkan proyek pengelasan miliknya seniri atau bekerja dengan tim sesama siswa (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi I entri pertama dinilai oleh wilayah dan kemudian menjadi layak untuk penghargaan nasional.
3.        DIVISI II Welding Choice Competition
Proyek Karir - Mengembangkan Daya Saing Anda (Siswa berumur 19+). Terbuka untuk semua siswa berumur 19th dan lebih tua yang terdaftar di salah satu dari berikut: kelas malam untuk dewasa, karir atau sekolah teknik, sekolah tinggi, sekolah perdagangan swasta, kelas pelatihan di-pabrik, lembaga teknis, dasar, kursus perguruan tinggi atau dua tahun atau program magang. Satu-satunya pengecualian adalah mahasiswa yang terdaftar dalam program gelar dua tahun Associate (yang mengirimkan makalah tentang proyek) diberlakukan untuk kategori Divisi IV. Proyek pengelasan dapat diajukan oleh perorangan atau oleh tim (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi entri II bersaing di tingkat nasional.
4.        DIVISI III Welding Choice Competition
SkillsUSA - Kompetisi untuk Karir-Focused (Siswa di Program Pengembangan Profesional). Sebagai bagian dari JFLF pengelasan program penghargaan, kami dengan bangga mendukung Skills USA dan misi mereka untuk memberdayakan tukang las profesional selanjutnya. Kontes pengelasan Divisi III ini terbuka untuk semua anggota SkillsUSA aktif saat ini terdaftar dalam program-program yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk pengelasan sebagai bagian atau posisinya. Hadiah uang tunai yang tersedia di kedua negara dan tingkat nasional, dan penghargaan peralatan yang diberikan kepada pemenang nasional dan instruktur

5.        DIVISI IV Welding Choice Competition
Associate Gelar Papers - Inspiring Pursuit of Knowledge (Mahasiswa dalam program dua tahun atau S2). Divisi IV ini terbuka untuk semua siswa bekerja menuju gelar S2 dalam disiplin yang melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah untuk siswa yang memenuhi syarat dan ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat di sekitar disiplin pengelasan. Topik makalah yang diterima meliputi, tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan dalam las busur; pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality sebagai bagian dari program pelatihan. Siswa dapat berpartisipasi sebagai individu atau kelompok hingga 6 orang. Mahasiswa program S2 yang ingin mengajukan proyek pengelasan sebenarnya perlu untuk dipertimbangkan di bawah program Devisi II dalam memberikan program penghargaan pengelasan. Mahasiswa program empat tahun atau S1 harus menyerahkan surat-surat mereka di bawah Divisi V.
6.        DIVISI V Welding Choice Competition
Sarjana & Pasca Sarjana – Penghargaan Inovasi Pengelasan (Mahasiswa dalam program empat tahun atau S1). Divisi V terbuka untuk semua siswa menuju gelar sarjana dalam disiplin yang melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah untuk siswa yang memenuhi syarat yang ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat di sekitar disiplin pengelasan. topik makalah diterima meliputi, tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; las busur penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan; pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality sebagai bagian dari program pelatihan. Mahasiswa program sarjana atau pascasarjana yang ingin mengajukan proyek pengelasan yang sebenarnya untuk dipertimbangkan dalam program pengelasan penghargaan kami harus melakukannya di bawah program Divisi II.

3.4.        Profil dan Sejarah Perusahaan Lincoln Electric
                        Saat ini Perusahaan Lincoln Electric dipimpin oleh CEO bernama Christopher L. Mapes. Lincoln Electric sekarang ini mampu menguasai pasaran global atas kepemimpinananya. Namun, sebelum masa kepimpinan Christopher, Lincoln Electric sendiri sudah menjadi perusahaan yang besar.
3.4.1.     Profil Perusahaan
Lincoln Electric adalah perusahaan multinasional Amerika dan produsen global produk pengelasan, weldingequipment busur, pengelasan perlengkapan, plasma dan perlengkapan pemotongan oxy-bahan bakar dan sistem pengelasan robot.
Perusahaan Fortune 1000 yang berkantor pusat di Euclid, Ohio, Amerika Serikat dan memiliki seluruh jaringan distributor dan kantor penjualan yang meliputi lebih dari 160 negara. Ini memiliki 42 lokasi manufaktur di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin. Maskapai ini juga mengoperasikan aliansi manufaktur dan perusahaan patungan di 19 negara.
Lincoln Electricand model bisnis ini terdaftar sebagai salah satu yang paling dipelajari oleh Harvard Business School dan telah tampil dalam banyak studi kasus oleh sekolah-sekolah bisnis lain di seluruh dunia. Sejak tahun 1975, delapan kasus telah ditulis tentang Lincoln Electric oleh Harvard Business School sendirian.
Perusahaan melaporkan atas penjualan $2,9 miliar pada 2013, dengan penjualan dari Amerika Utara akuntansi untuk 50% dari itu. Lincoln memiliki lebih dari 8500 + karyawan secara global dan 3000 di Amerika Serikat saja. Di antara Lincoln Electricand anak perusahaan adalah kelompok produk Harris, yang merupakan produsen pengelasan perlengkapan, peralatan Gas dan produk-produk khusus lainnya. Harris produk kelompok memiliki fasilitas manufaktur di Georgia, Ohio, California, Polandia, Meksiko, Brasil, dan Italia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1895 oleh John C. Lincoln dengan modal investasi sebesar $200 untuk membuat motor listrik yang ia telah dirancang
3.4.2.     Sejarah Perusahaan
·      1895-1919
     Sejak awal 1895, John C. Lincoln mendirikan The Lincoln Electric Company dengan investasi modal $ 200,00. Produk yang dihasilkan adalah motor listrik dari desainnya sendiri. Adik John C., James F. Lincoln, bergabung dengan Perusahaan sebagai salesman pada tahun 1907. Sementara itu, lini produk telah diperluas untuk mencakup pengisi daya baterai untuk mobil listrik. Satu set pengelasan pertama kali dibuat oleh James F. Lincoln pada tahun 1909. Pada tahun 1911, Lincoln Electric memperkenalkan variabel tegangan pertama, operator tunggal, dan mesin las portabel di dunia. Pada tahun 1914, John C. berbalik kendali ke James F. Lincoln. James F. memperkenalkan buruh dengan membayar dan mendirikan Dewan Penasehat Karyawan, yang mencakup wakil-wakil terpilih dari setiap departemen dan telah mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil yang terpilih setelah mendirikan Dewan Penasehat Karyawan. Pada 1915, dalam upaya waktu yang progresif, karyawan Lincoln Electric ditutupi oleh asuransi jiwa bersifat kelompok. Pada tahun 1916, The Lincoln Electric Company mendirikan pabrik untuk mendistribusikan produk dari AS di Kanada. Tahun berikutnya, sekolah The Lincoln Electric Welding didirikan. Sekolah tersebut telah melatih lebih dari 100.000 orang sejak awal tahun 1917.

·      1920-1939
     Produk Lincoln Electric bagian pengelasan untuk motor pertama kalinya pada tahun 1922, menjadikan perusahaan bisnis pengelasan pertama. Pada tahun 1927, Lincoln Electric memperkenalkan Fleetweld (armada las) 5 lapis elektroda yang menghasilkan lasan dengan 20 – 50% daya tarik lebih tinggi dan daktilitas 100% lebih besar dari yang dibuat dengan elektroda tanpa lapisan.
     Karyawan Lincoln Electric mendapatkan tunjangan liburan pada tahun 1923. Dimana pada tahun tersebut, perusahaan juga merencanakan pembagian kepemilikan saham yang pertama kali ada di Amerika pada tahun 1925. Sebuah program usulan karyawan dilaksanakan pada tahun 1929, dimana karyawan Lincoln Electric menerima bonus intensif tahunan pertama mereka pada tahun 1934. Sementara itu, rata-rata gaji karyawan Lincoln Electric lebih dari dua kali lipat selama satu dekade perusahaan mengalami kemunduran ekonomi. Pada saat itu perushaan menjual elektroda kurang dari $ 0,06 / lb dari target perusahaan yang seharusnya $ 0,16 / lb.
     Setelah bekerja selamat 12 tahun untuk menyempurnakan lasan, John Lincoln menciptakan kerapatan medan magnet(fluks) yang telah dipatenkan untuk pertama kalinya, membuat las sefleksibel baja.
     The Procedure Handbook of Arc Welding Design and Practice (Buku Prosedur Penuntun dari Desain dan Praktek Las Busur), pertama kali diterbitkan pada tahun 1933, dan lebih dari 500.000 eksemplar buku ini telah terjual. Pada tahun 1936, yayasan las busur milik James F. Lincoln didirikan sebagai organisasi pendidikan nirlaba untuk memajukan las busur sebagai bahan utama proses penggabungan. Pada tahun yang sama, seorang salesman muda bernama William I. Miskoe ditugaskan pergi ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.

·      1940 – 1949
     Perang Dunia II membawa ekspansi dramatis dari bisnis Lincoln Electric, dengan lambung kapal yang dilas menciptakan sebuah pasar baru untuk produk las busur. Setelah banyak pekerja Lincoln Electric yang ada, perusahaan itu menyewa sejumlah besar perempuan dan pekerja pabrik minoritas untuk pertama kalinya. Produksi motor dihentikan untuk fokus pada sumber daya yang ada untuk mendukung permintaan produk pengelasan pada masa perang.
·      1950 – 1969
     Pada tahun 1951, Lincoln Electric membangun pabrik modern dengan material unik yang mampu menangani pemeliharaan di Euclid, Ohio. Lincoln Electric France SA didirikan pada tahun 1953 dengan pembangunan pabrik di Rouen, perjalanan singkat dari Paris. Inovasi besar dari tahun 1950-an termasuk Jetweld cepat mengisi tongkat elektroda hidrogen yang rendah dan Innershield (pelindung inti) melindungi diri dari inti kerapatan medan magnet (fluks) biji kawat elektroda.
     James F. Lincoln terus meningkatkan Manajemen Insentif (manajemen pendorong), menambahkan biaya pengalihan hidup, menilai jasa secara formal, dan penjaminan kerja secara terus-menerus. Pada tahun 1959, John C. Lincoln meninggal.
     Pada tahun 1960, motor kembali ke lini produk perusahaan dengan model baru yang menampilkan frame aluminium ekstrusi dan luka kumparan stator otomatis. James F. Lincoln meninggal pada tahun 1965.
·      1970 – 1989
     Lincoln Electric memasuki era baru dari manajemen profesional dengan promosi dari George E. Willis untuk presiden dan William Irrgang ketua pada tahun 1972. The Mentor, Ohio, pabrik elektroda dimulai pada tahun 1977 untuk memproduksi kawat domestik perusahaan habis produk.
     Pada awal 1980-an adalah masa kesulitan, dengan penjualan Lincoln Electric yang menurun 40% dalam menanggapi efek gabungan dari inflasi, biaya energi naik tajam, dan resesi nasional. Meskipun dijamin kerja terus menerus menerima ujian berat, tidak satu karyawan Lincoln Electric dipecat karena kurangnya pekerjaan. Pada tahun 1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings menjadi presiden. Mr Willis dikejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
·      1990 – 1995
     Pada 1992, Mr. Hastings menjadi ketua dan Frederick W. Mackenbach dipromosikan menjadi presiden. Pada tahun 1991, fasilitas kantor pusat dibuka dengan perluasan dan perenovasian Weld Teknologi dan operasi pusat pelatihan. Operasi asing dikonsolidasikan dan ditata kembali.
     Pada tahun 1993, selama reorganisasi global, Don Hastings dan Fred Mackenbach mendesak karyawan Perusahaan AS untuk mengejar tingkat rekor produksi dan penjualan. Dalam kebenaran semangat Lincoln Electric, mereka menanggapi dengan sukarela menunda 614 minggu liburan dalam rangka untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membuat produk. Catatan penjualan yang ditetapkan setiap triwulan sejak pertengahan 1993.
     Lincoln Electric menambahkan lebih dari 600 karyawan baru selama tahun 1994. Pada tanggal 8 Juni 1995, tahun ke 100 perusahaan, fasilitas bermotor baru dibuka. Perusahaan Lincoln Electric mencapai tujuan penjualan satu miliar dolar selama tahun seratus tahun.
·      1996
     Dewan direksi mengangkat Anthony A. Massaro sebagai Presiden, menyukseskan kepensiunan Frederick W. Mackenbach. Pada tanggal 1 November, Mr. Massaro berstatus sebagai Presiden dan Chief Executive Officer (CEO). Mr. Hastings tetap sebagai Ketua sampai Mei 1997.
     Ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di Jakarta, Indonesia.
·      1997
     Direksi Lincoln Electric Direksi mengumumkan pengangkatan Anthony A. Massaro sebagai ketua perusahaan, menjadikannya sebagai ketua keenam. Pada pameran perdagangan American Welding Society pada bulan April, perusahaan memperkenalkan banyak produk yang dihasilkan dari proses pengembangan produk baru.
·      1998
     1998 merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk bagi Lincoln Electric. Di wilayah global, Lincoln Electric membuka pabrik elektroda di Shanghai, Cina dan diperoleh Uhrhan seorang desainer & Schwill penginstal sistem pengelasan pipa untuk bagian pabrik pipa, dari Essen, Jerman. Selain itu, Lincoln Electric menjamin sendiri kemampuan kawat aluminium dan merek melalui akuisisi perusahaan di Kanada, Indalco, produsen aluminium kawat dan batang. Dalam qilayah global lainnya, Lincoln Electric dijamin 50% saham di AS Kaynak, produsen Turki terkemuka bahan las dan membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
     Produk berlimpah dengan lebih dari 23 produk baru dan layanan yang diperkenalkan ke pasar pada tahun 1998, termasuk ArcLink, busur pengelasan industri protokol komunikasi pertama, pada pameran tahunan American Welding Society.
     Pada tahun 1998, Lincoln Electric juga membagikan bonus berturut-turut kepada 65 karyawannya dan mencapai tahun kelima berturut-turut mencatat kinerja keuangan. Dalam berita investor, pemegang saham menyetujui pembentukan perusahaan induk, Lincoln Electric Holdings, Inc Dengan transisi ini datang konversi dari dual saham kelas (voting dan non-voting) untuk kelas tunggal, semua hak suara. Tindakan ini dua kali lipat jumlah saham yang beredar.
·      1999
     Pada bulan Januari 1999, Lincoln Electric mendirikan, pabrik patungan mayoritas dipegang elektroda di Filipina dengan mitra distributor. Selama American Welding Society International Welding dan Fabrikasi Exposition di St Louis, Lincoln meluncurkan beberapa produk tidak pernah dilihat sebelumnya termasuk sistem Multi-Weld, dirancang untuk pengelasan struktur besar, dan Power MIG: The Professional Choice, 255 kombinasi kawat pengumpan /tukang las. Lincoln Electric juga debutnya sejumlah elektroda baru.
     Juga pada tahun 1999, perusahaan menyelesaikan penjualan bisnis motor untuk maraton Divisi Regal-Beloit, melestarikan Kebijakan Ketenagakerjaan Dijamin melalui proses.
·      2000
     Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·      2001
     Perusahaan memperluas operasinya di Amerika Selatan dengan perolehan Messer Soldaduras de Venezuela, produsen terkemuka negara itu produk pengelasan habis. David C. Lincoln Technology Center selesai, memastikan posisi kepemimpinan Lincoln Electric dalam pengembangan produk.
·      2002
     Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
·      2003
     Lincoln Electric mengakuisisi Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·      2004
     Akuisisi kepentingan pengendali di tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa terkemuka yang pasarnya berkembang. Sekretaris Perdagangan AS, Donald L. Evans, mengunjungi markas Euclid Lincoln Electric, mengutip perusahaan sebagai contoh utama dari kekuatan manufaktur Amerika.
     John M. Stropki sebagai Ketua, Presiden dan Chief Executive Officer, menjadi ketua ketujuh dalam sejarah perseroan.
·      2005
     Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·      2006
     Akuisisi produk limited METRODE, produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit listrik industri.
·      2007
     Lincoln Electric berinvestasi dalam memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia.
     Akuisisi Vernon Tool Company, produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk meningkatkan posisi perseroan pasar global.

·      2008
     Presiden George W. Bush mengunjungi kantor pusat Lincoln Electric di Euclid, Ohio, tours kampus manufaktur dan memuji para karyawan perusahaan untuk daya saing global mereka.
     Akuisisi Brastak di Brasil memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
·      2009
     2,5 megawatt turbin Kenersys angin dipasang di Lincoln Electric di Euclid, Ohio pada tahun 2011. Pada tanggal itu adalah turbin angin terbesar di Ohio dan salah satu yang terbesar di Amerika Utara.
     Fokus pada masa depan sambil mengelola melalui lingkungan ekonomi yang menantang, Lincoln Electric memperkenalkan 108 produk baru dalam jangka waktu sembilan bulan, termasuk VRTEX ™ 360, sistem pelatihan pengelasan virtual.
     Perusahaan membuka fasilitas las seluas 100.000 kaki persegi di Chennai, India, untuk melayani permintaan di kawasan Asia Pasifik. Lincoln Electric juga mengakuisisi kepemilikan penuh dari Jinzhou Jin Tai Welding dan Metal Co untuk memperluas kapasitas manufaktur di China, pasar pengelasan yang paling cepat berkembang di dunia.
·      2010
     Perusahaan juga merupakan subjek dari buku Spark yang ditulis oleh wartawan ekonomi Kanada, Frank Koller.
·      2011
     Lincoln Electric mengakuisisi Arc Product, produsen sistem pengelasan orbital dan pengelasan komponen otomatisasi.
     Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy Company Inc dan perusahaan induknya, Central Wire Industries Ltd (Industri kawat pusat) yang dikenal secara komersial sebagai Techalloy.
     Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy Robotic Inc (terapan robotik), yang dikenal di industri pengelasan dengan nama merek Torchmate.
·      2012
     Lincoln Electric mengakuisisi Weartech International, produsen spesialis kobalt keras yang digunakan dan nikel berdasarkan campuran untuk yang sulit dihadapi dan komponen gigi, dengan fasilitas manufaktur di Anaheim USA dan Port Talbot Wales.
     Lincoln Electric mengakuisisi Wayne Trail, produsen spesialis solusi otomatisasi yang sepenuhnya telah terintegrasi untuk industri mulai dari otomotif dan alat-alat udara yang mengelilingi bumi, HVAC, furniture dan banyak lagi. Wayne Trail berkantor pusat di Fort Loramie, OH.
     Lincoln Electric mengakuisisi Burny-kaliburn, produsen spesialis mesin pemotong plasma dan mesin CNC untuk plasma – memotong oxy bahan bakar. Burny-Kaliburn berkantor pusat di Ladson, Carolina Selatan.
3.4.3.     Lokasi Perusahaan
Berkantor pusat di Euclid, Ohio, Lincoln Electric memiliki 44 lokasi manufaktur, termasuk operasi dan usaha patungan di 19 negara dan jaringan di seluruh dunia, distributor dan kantor penjualan yang mencakup lebih dari 160 negara.
Europe
Belgium                           Russia                           Crioaia
Czech Republic               Denmark                       Finland
England & Wales            Estonia                          Finand
France                             Greece                           Hungary
Italy                                 Poland                           Portugal
Spain                               Ukraine                         Latvia
Lithuania                         Sweden                        Netherland
Slovakia                          Norway                        Romania
America
Canada                           Colombia                      Brazil 
Mexico                           Venezuela
Asia
China                              Japan
India                               Indonesia
Australia
Australia
New Zealand
Africa
North Africa

3.4.4.     Peta

              1.       Dunia

2.              
Amerika
3.            
Eropa

4.            
Afrika

5.            
Asia
6.            
Australia

3.4.5.     Produk
              1.       Welding Wire, Flux, and Rods

 

Tongkat Elektroda

Untuk aplikasi pengelasan baja paduan ringan dan rendah. Fitur selulosa, rutil dan jenis coating hidrogen rendah.

Kabel MIG dan TIG Pemotong Panjang

Dimulai dengan baja kualitas tertinggi dan menghasilkan tingkat tinggi konsistensi, feedability dan kinerja busur.

Metal-Cored Wires (Kabel Metal-Cored)

Menggabungkan kawat padat dan fluks-buang biji untuk tingkat deposisi yang tinggi dengan kemampuan untuk mengelas lebih kontaminasi permukaan ringan.

Self-Shielded, Flux-Cored (Self-Terlindung, Flux-Cored)

Tidak ada shielding gas diperlukan; membawa produktivitas kawat las untuk aplikasi luar ruangan.

Gas-Terlindung, Flux-Cored

Dirancang untuk digunakan dengan baik CO2 atau argon campuran, gas-terlindung, kabel fluks-buang biji fitur kinerja busur.

Submerged Arc (terendam Arc)

Berisi berbagai flux dan kabel yang dapat dipasangkan bersama-sama untuk memenuhi industri persyaratan pengelasan tertentu.

Stainless Alloys (stainless Paduan)

Memenuhi bahan dan proses dasar persyaratan dari banyak stainless steel dan aplikasi pengelasan paduan tinggi.

Nickel Alloys (Paduan nikel)

Memenuhi bahan dasar dan proses persyaratan seperti korosi dan aplikasi suhu tinggi

Hardfacing

Untuk memulihkan bagian untuk ukuran aslinya yang telah lelah karena logam-ke-logam gesekan atau dampak yang parah.

Aluminum MIG and TIG

Casting aluminium batang sendiri memungkinkan memegang toleransi sangat ketat dalam komposisi kimia dari paduan.

Murex

nilai opsi habis Lincoln Electric untuk tongkat elektroda, kabel MIG dan TIG dipotong panjang.




2.             Welding and Cutting Equipment
PERALATAN PENGELASAN
peralatan las meliputi tongkat tukang las, tukang las tig, tukang las MIG, tukang las multi-proses, proses tukang las canggih, tukang las multi-operator, drive mesin, terendam peralatan busur, dan pengumpan kawat untuk pengelasan busur.
PERALATAN MEMOTONG
Cutting peralatan termasuk pemotong plasma, sistem pemotongan plasma, sistem pemotongan CNC, pemotong pipa mesin, fabrikasi baja struktural, gerak dan bentuk pemotongan pengendali, dan bahan habis pakai obor yang tulus untuk obor plasma.
Memakai pelindung diri meliputi sarung tangan tahan api las, pakaian, topi dan kain doo, dan perlindungan wajah termasuk gelas, memotong kacamata, dan perisai. Dapatkan paket lengkap dengan tas pengelasan kami. VIKING Auto Penggelapan Helm yang ringan, nyaman dan penuh fitur. alat las meliputi oven batang untuk mencegah kelembaban menjemput di tongkat elektroda, sikat kawat untuk membersihkan baja, tirai dan selimut untuk perlindungan.
Aksesoris
Aksesoris untuk tukang las dan peralatan las termasuk add-ons dan pilihan untuk meningkatkan fungsi dari peralatan las dan bagian dibuang untuk menjaga peralatan las Anda dengan benar. Pilih fitur opsional kasar untuk peralatan Lincoln Electric Anda, termasuk undercarriages, selimut, kit dan banyak lagi.
Eceran
Peralatan ritel termasuk tongkat tukang las, mesin digerakkan tukang las, tukang las kawat feeder, senjata pengelasan, dan pemotong plasma tersedia di gerai ritel seperti Home Depot, Lowes, NAPA, Alat & Peralatan Utara, Lumber 2 Rumah dan Peternakan, dan Blain ini Farm & Fleet.

3.             New and Featured Equipment
Top Features(fitur top)
·     Gunakan dengan berbagai input daya 3 phase tersedia
·     Mudah satu-knob proses seleksi
·     Termasuk kekuatan 380/460/575/3/50/60
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored, Submerged Arc, Gouging
Top Features
·     Jarak jauh mengendalikan las output tanpa kabel kontrol untuk proses Stick dan TIG
·     Dilengkapi non-CrossLinc jarak jauh mengontrol output menggunakan yang ada kawat pengumpan
·     Processes
·     SMAW, GTAW, GMAW, FCAW
Top Features
·     Perakitan rak Lengkap tanpa tukang las.
·     Sesuai untuk/dengan (4) Flextec 350X tukang las.
Top Features
·     Memperluas K3400-1 4-pack rak dengan atau tanpa tukang las ke rak 8-pack.
·     Memungkinkan dua rak inverter Flextec 350X K3400-1 untuk berlari bersama-sama berfungsi sebagai satu kesatuan.
Top Features
·     4C Lens Technology meningkatkan visibilitas dan mengurangi ketegangan mata
·     kejelasan yang lebih baik, pandangan warna nyata - 1/1/1/1 Kejelasan Optik
Top Features
·     Pencegahan karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama enam bulan
·     Tidak akan mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
Top Features
·     pencegahan karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama enam bulan
·     Tidak akan mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
Top Features
·     Ekstraksi Reach -. Pilih ekstensi selang untuk maksimal mencapai hingga 32 ft (9,7 m)
·     Airflow - ekstensi selang tambahan memfasilitasi kondisi aliran udara hingga 765 CFM
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored
Top Features
·     Sederhana Konfigurasi - Menggunakan ekstraksi asap tunggal pistol las atau hisap nosel lampiran
·     Filter Cleaning System - Unik sistem rotary udara jet memungkinkan filter polyester harus dibersihkan menggunakan kompresi udara tanpa mengeluarkannya dari X-Tractor® 1GC
·     Input Power 120V/1/50/60
·     Processes
·     Stick, TIG, MIG, Flux-Cored









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.                  Kesimpulan
Lincoln Electric memiliki proses manajemen dari yang sederhana dengan  seiring perkembangan zaman menjadi proses yang rumit. Strategi yang di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi. 
Dengan melihat perjalanan perusahaan Lincoln Electric membuktikan bahwa dirinya telah mampu bersaing dan memasuki pasar global. Hal ini di buktikan oleh adanya kerjasama antara perusahaan pusat Lincoln yang berada di Amerika dengan sebagian Negara yang ada di dunia. Selain kerjasama yang mampu mengembangkan perusahaannya, produk yang dihasilkan oleh Lincoln juga dapat di terima oleh masyarakat di negara-negara yang telah bekerjasama serta mampu di sesuaikan dengan kondisi culturnya.
4.2.                 Saran
Menurut kelompok kami, Perusahaan Lincoln Electric membuat anak perusahaan atau akuisisi di benua yang masing sedikit unit perusahaannya. Contohnya di benua Australia dan benua Afrika. Perusahaan Lincoln Electric haruslah mencari pemasok yang tepat supaya tidak terjadi lead time saat produksi.

























REFERENSI


Comments

Popular posts from this blog

Perusahaan Global Lincoln Electric “Supply Chain”