Makalah Lincoln Electric
BAB
I
LATAR
BELAKANG
1.1.
Latar
Belakang
Dalam bisnis global dimana
ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus
sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency planning) dan
mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya. Perusahaan
yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis,
tidak akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan
kompetitor ketika ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing)
operasi bisnis berbagai industri. Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi
secara internasional, maka kompleksitas risiko dalam supply chain akan semakin
besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam kompetisi bisnis yang ketat ini,
karena tidak menganalisa, mengantisipasi, dan mengelola berbagai risiko dari
seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah
perusahaan.
Perusahaan perlu memperhatikan seluruh
aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer
(customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated cost),
dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran
terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis
tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan
strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko
adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan
perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi
bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
Memaksimalkan keuntungan (profit
maximization) adalah tujuan dari supply chain (Hise, 1995). Karena itu
diperlukan keseimbangan antara produktivitas (efficiency) dan profitabilitas
(effectiveness) untuk memindahkan barang dan material antar negara maupun antar
daerah dengan tepat waktu dan kualitas yang baik (Mentzer dan Firman,
1994). Kompleksitas pasar dan perbedaan
infrastruktur dan sosial ekonomi antar negara dan daerah berpotensi
mempengaruhi keterlambatan, ketidakpastian, dan kebutuhan yang lebih besar akan
koordinasi, komunikasi, dan pengawasan terhadap seluruh mata rantai pasok.
Meningkatnya pertumbuhan bisnis Lincoln
Electrik sebagai perusahaan industri otomotif
yang memproduksi produk-produk motor listrik dan produk-produk las harus
diikuti dengan kemampuan perusahaan mengelola berbagai masalah-masalah dalam
rantai pasok yang berpotensi mengganggu pertumbuhan bisnis perusahaan.
Berbagai masalah dalam rantai pasok di
Perusahaan Lincoln Electrik yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis
perusahaan (business continuity) dan reputasi bisnis (business reputation).
1.2.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana proses manajemen dalam
perusahaan Lincoln Electrik hingga menjadi perusahaan Global
2.
Strategi apa saja yang di gunakan
Perusahaan Lincoln Electrik untuk memenuhi keunggulan yang kompetitif di
bandingkan perusahaan lainnya?
3.
Apa saja yang dilakukan Lincoln Electric
untuk program CSR nya?
1.3.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui bagaimana proses
manajemen dalam perusahaan Lincoln Electric
2.
Untuk mengetahui strategi apa saja yang
digunakan oleh perusahaan Lincoln Electric
3.
Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan
Lincoln Electric untuk program CSR nya
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1. Supply
Chain Management (Manajemen Rantai
Pasok)
Supply chain management berawal dari kegiatan Supply
chain management militer yang memiliki peranan yang besar dalam menentukan
kemenangan perang, khususnya pada Perang Dunia II. Supply chain management ini
dimanfaatkan untuk membantu proses pengiriman barang dalam Perang Dunia II.
Saat ini, di era globalisasi mulai banyak perusahaan
yang mencari bagaimana cara menurunkan biaya produksi. Salah satunya dengan
cara memindahkan pabrik mereka ke daerah yang upah buruhnya terbilang kecil.
Contohnya di Indonesia. Dari hal tersebut, supply chain management memegang
peranan yang lebih penting bagi perusahaan.
2.1.1. Pengertian
Supply Chain
Menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam T.n (2003),
supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi
dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari
berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan sama.
Sedangkan menurut Schroeder dalam T.n (2010), supply
chain adalah rangkaian dari proses binsis dan informasi yang menyediakan produk
atau jasa dari
supplier ke manufaktur, dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi, supply chain adalah susatu sistem jaringan di
perusahaan yang terhubung, terangkai saling bergantung dan saling menguntungkan
dalam organisasi yang bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur, dan
mengembangkan arus material, produk, jasa dan informais dari supplier, pabrik,
distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti
perusahaan jasa logistik hingga pelanggan sebagai end user.
2.1.2. Pengertian
Supply Chain Management (SCM)
Menurut Chopra & Meindl dalam Doli (2013),
supply chain management (SCM) dipandang sebagai manajemen dari semua aliran-aliran
dari informasi, produk, atau keuangan yang menghasilkan biaya-biaya di dalam
supply chain. Manajemen suppply chain melibatkan manajemen dari aliran-aliran
di antara dan di setiap tahap-tahap dalam sebuah supply chain untuk
memaksimalkan keuntungan total dari supply chain.
Menurut Chan dalam Doli (2013), supply chain
management adalah proses manajemen dan sinkronisasi dari entitas, proses, dan
aktifitas untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk para pelanggan. Secara
spesifik tereverse logisticsihat pada rantai kegiatan yang tereverse
logisticsibat dalam pembuatan dan pengiriman barang dan jasa, dan proses ini
menggabungkan pemenuhan pesanan pelanggan.
Jadi, supply chain management merupakan pengelolaan
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan
transformasi sehingga menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk
jadi dan diteruskan dengan pengiriman ke konsumen melalui distribusi.
Adapun tujuan dari supply chain management ini
adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial antara setiap bagian di dalam
rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau produk yang
terbaik kepada konsumen dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada
akhirnya, tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.
2.2. Pengertian
Manajemen Logistik
Proses logistik berhubungan erat dengan aktivitas
kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses ini
tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik, tapi juga mempunyai peran
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konsumen baru dapat merasakan proses
logistik ini jika mereka mengalami beberapa hal seperti ketereverse
logisticsambatan dalam pengiriman barang, kesalahan produk dalam pengantaran
barang ataupun juga jika mereka kesulitan mendapatkan produk yang mereka lihat
di majalah/tabloid. Masalah di atas ini berhubungan dengan Supply chain
management.
Pengertian logistik menurut Wikipedia Indonesia
adalah sebagai berikut:
“Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi,
informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari
sumber produksi kepasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal .
Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik
juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan,
reverse logistics dan pemaketan.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik
adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang
tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap
memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan
keseimbangan untuk dua hal yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan
biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan
kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik
yang baik merupakan sebuah keharusan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM),
organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat, dalam Tunggal (2008;2),
manajemen logistik mempunyai definisi sebagai berikut:
“Manajemen logistik merupakan bagian dari proses
Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan
dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait
dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik konsumsi
(point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan.”
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik
merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan
aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin)
hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Jadi terkait dengan semua hal yang ada di dalam suatu
organisasi, baik berupa aliran barang, pelayanan, dan informasi pada sector
produk maupun jasa.
2.2.1. Cara
Pengadaan Logistik
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan
logistik. Beberapa cara pengadaan logistik tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Membeli
Membeli
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan organisasi membayar
sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah
logistik sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Setelah transaksi
jual-beli ini selesai, barang/logistik yang telah dibeli menjadi hak milik
oraganisasi. Pengadaan logistik dengan cara pembelian ini merupakan cara yang
dominan dilakukan oleh organisasi.
2.
Meminjam
Meminjam
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan tanpa memberikan kontra-prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun.
Pemenuhan kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan logistik yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra
baik suatu organisasi.
3.
Menyewa
Menyewa
merupakam cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan dua belah pihak.
Pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan logistik bersifat sementara atau temporer.
4.
Membuat
Sendiri
Membuat
sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara membuat sediri yang dilakukan oleh
pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan
dengan cara pengadaan logistik yang lainnya.
5.
Menukarkan
Menukarkan
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan logistik
yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan organisasi dari pihak lain.
Pemilihan cara pengadaan logistik ini harus mempertimbangkan adanya saling
menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan logistik yang ditukarkan harus
merupakan logistik yang sifatnya bereverse logisticsebihan atau logistik yang
dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna maupun bernilai guna lagi.
6.
Subtitusi
Subtitusi
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara mengganti material lain
yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7.
Pemberian/Hadiah
Pemberian
(hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan menggunakan
logistik yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8.
Perbaikan
atau Rekondisi
Perbaikan
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan memperbaiki logistik
yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit logistik maupun
dengan jalan penukararan instrument yang baik di antara instrument logistik
yang rusak sehingga instrument-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan
dalam satu unit atau beberapa unit logistic, dan pada akhirnya satu atau
beberapa unit logistik tersebut dapat dioperasikan, dan kebutuhan logistik
dapat dipenuhi.
2.3. Reverse
Logisics
Penggunaan ulang dari sebuah produk bukanlah suatu
fenomena baru (Fleischmann et al., 1997) dalam thesis karya Fang Liu, hal ini
dapat dilihat dari pendaur ulangan kertas yang sudah tidak terpakai, botol
minuman ringan, dan bahkan besi-besi tua yang sudah ada sejak lama. reverse
logistics adalah salah satu elemen yang paling sering diabaikan dalam siklus
operasi yang lengkap (Grave dan Devis). Namun pada kenyataannya, reverse
logistics menjadi pembicaraan hangat pada akhir-akhir ini. Bagaimana tidak,
maraknya isu lingkungan saat ini, menyebabkan banyak pemerintahan di dunia
mengharuskan perusahaan untuk menanggulangi sendiri masalah limbahnya. terutama
untuk perusahaan elektronik yang produknya mempunyai masa hidup yang mulai
menyingkat dan ini membuat pelanggan membuangnya pada tingkat yang cepat untuk
mendapatkan versi terbaru. Dengan demikian, dipastikan limbah elektronik
menimngkat.
Reverse logistics adalah solusi yang dianggap paling
tepat untuk masalah tersebut. Karena selain dapat menyelesaikan masalah di
atas, ternyata dengan pengolahan reverse logistics ini, perusahaan dapat
memperoleh tingkat keuntungan dengan memanfaatkan nilai dari produknya yang
sudah tidak terpakai oleh konsumen.
2.3.1. Pengertian
Reverse Logistics
Reverse logistics didefinisakan oleh Rogers dan
Tibben-Lembke dalam Chan, Felix T.S.;
Chan, Hing Kai (2008) yaitu sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, dalam proses
persediaan, barang jadi, dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik
asal untuk tujuan merebut kembali atau menciptakan nilai atau tepat pembuangan.
Sedangkan menurut Moritz dalam T.n., (2009), Reverse
Logistics didefinisikan sebagai:
“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian
aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif dan efisien serta penyimpanan barang bekas
(secondary goods) dan informasi terkait yang arahnya bereverse logisticsawanan
dengan supply chain tradisional yang bertujuan untuk mengembalikan nilai produk
atau melakukan proses disposal yang tepat.”
Reverse logistics adalah proses perencanaan,
implementasi, dan pengendalian secara efisien dan efektif aliran barang (bahan
baku, sediaan dalam proses, atau barang jadi) dan informasi yang terkait, dari
titik konsumsi balik ke titik asal. Tujuan reverse logistics adalah menangkap
atau menciptakan kembali nilai atau untuk pembuangan barang-barang yang
mengalir balik (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa, 2009).
Secara sederhana reverse logistics bertujuan untuk
recapture value atau melakukan proses disposal yang tepat dari barang yang
sudah habis masa pakainya baik disebabkan karena kadaluwarsa, rusak atau produk
gagal. Namun dalam reverse logistics, terdapat take-back activity, dimana
konsumen (yang dulunya bertindak sebagai konsumen) bertindak sebagai supplier.
Sedangkan konsumen dari aktifitas reverse logistics ini bisa jadi adalah
manufakturer atau pihak lain yang butuh barang bekas yang masih layak pakai-
baik dalam kondisi sebenarnya atau setelah pengolahan.
Reverse logistics meliputi semua aktivitas logistik,
namun semua barang yang ditangani mengalir dalam arah berlawanan (barang
retur). Menangani reverse logistics lebih rumit daripada forward logistics,
sebab waktu barang retur mengalir tidak pasti dan sulit diramalkan, dan datang
lebih cepat dibandingkan waktu pemrosesan. Barang retur kebanyakan tidak
teridentifikasi dan wewenang penerimaan tidak standar, kondisi barang dan/atau
kemasan tidak seragam, rusak atau kurang lengkap. Tambahan lagi, kebanyakan
konsumen atau mitra distribusi kehilangan kepercayaan selama waktu pemrosesan
(Rogers dan Tibben-Lembke, 2001; Stock et al., 2002).
Rumitnya penanganan reverse logistics mengakibatkan
membengkaknya biaya operasional (Trebilcock, dalam Sutapa 2009). Sebagai
contoh, di Amerika Serikat biaya penanganan reverse logistics beberapa produk
manufaktur rata-rata mencapai 15% total penjualan (Dowlatshahi, 2005). Lagi
pula, banyak hambatan ditemui perusahaan ketika menangani reverse logistics,
diantaranya manajemen perusahaan menganggap reverse logistics kurang penting,
kurang kompetitif, ketiadaan sistem, dukungan finansial rendah, dan personil
pengelola kurang memadai (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa 2009).
Namun demikian, reverse logistics yang dikelola
dengan efisien dan efektif berpotensi mendapatkan nilai ekonomi dan
meningkatkan citra positif perusahaan di konsumen dan mata rantai distribusi
(Bernon et al., 2004). Nilai ekonomi dari efisiensi reverse logistics didapat
melalui pemanfaatan barang retur, diantaranya dengan memakai ulang jika masih dapat
dipakai, mendaur-ulang bahan baku, perbaikan atau pabrikasi ulang untuk dijual
kembali (Stock, 2001).
2.3.2. Akhir
Siklus Hidup Produk (End of product life cycle)
Akhir-hidup (EOL) adalah istilah yang digunakan
sehubungan dengan produk yang ditawarkan kepada pelanggan, yang menunjukkan
bahwa produk tersebut pada akhir masa pakainya. EOL bervariasi menurut
produk. Akhir kehidupan produk pada
akhirnya mengarah pada konsep pembuangan - apa yang dilakukan dengan produk
akhir setelah masa pakainya berakhir. Seringkali hal ini diabaikan dalam
perencanaan siklus hidup. Namun dengan reverse logistics dengan sudut pandang
yang baru ini diharapkan potensi nilai yang masih ada dalam produk setelah masa
EOLnya (End of Life) dapat dimanfaatkan kembali (for the purpose of reca
pturing value of proper disposal). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup,
perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengembalian produk dengan
merancang rantai pasokan reverse logistics secara efektif dan efisien.
2.4. Kinerja
Rantai Pasok Reverse Logistics
Komitmen jajaran manajemen mengorganisasikan
pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics.
Keberhasilan pengelolaan reverse logistics membutuhkan komitmen manajemen,
dalam hal menyediakan sarana-prasarana seperti organisasi dan anggaran yang
memadai. Perusahaan yang komit mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics
dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan kualitas layanan kepada mitra
rantai distribusi (Norek, dalam Sutapa, 2009). Lebih jauh, mengorganisasikan
pengelolaan reverse logistics dengan menugaskan staf dan menyediakan anggaran
memadai, berpengaruh terhadap pengurangan investasi untuk sediaan barang retur,
peningkatan pendapatan, pemulihan aset, dan pemenuhan persyaratan lingkungan.
Tambahan lagi, dengan mengorganisasikan secara terpusat pengelolaan reverse
logistics dapat membantu perusahaan secara signifikan meningkatkan kecepatan
respon (Richey et al., dalam Saputra, 2009).
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kinerja reverse logistics. Komitmen perusahaan menerapkan teknologi
semacam material handling otomatis untuk pengumpulan, pemilihan dan pemilahan,
serta pengangkutan barang retur; penggunaan bar codes untuk identifikasi dan
penelusuran sejarah barang retur, sangat berpengaruh terhadap pemulihan aset,
penurunan biaya operasional, maupun peningkatan kepuasan mitra rantai
distribusi (Rogers et al., dalam Saputra, 2009). Penggunaan teknologi logistik
merupakan pemicu utama efisiensi operasional reverse logistics dan membantu
meningkatkan kecepatan respon terhadap keinginan maupun keluhan mitra rantai
distribusi.
Komitmen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics
berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi, yakni kemampuan melakukan
kustomisasi, fleksibelitas proses, serta standarisasi sistim dan prosedur.
reverse logistics merupakan bisnis logistik yang rumit, oleh sebab itu
dipereverse logisticsukan kapabilitas inovasi dalam menanganinya, dan untuk
meningkatkan kapabilitas inovasi dipereverse logisticsukan alokasi sumber daya
yang memadai. Tan et. al dalam Saputra (2009), mengatakan bahwa komitmen
perusahaan mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics harus menjadi
prioritas karena berpotensi meningkatkan kemampuan perusahaan mengelola reverse
logistics lebih baik, yakni perusahaan menjadi lebih fleksibel, dapat melakukan
kustomisasi, dan dapat menangani reverse logistics secara sistematis. maka,
semakin tinggi komitmen perusahaan menata dan mengendalikan reverse logistics
secara terpusat, semakin tinggi pulankemampuan perusahaan dalam melakukan
kustomisasi dan fleksibelitas proses pengelolaan reverse logistics.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kapabilitas inovasi. Teknologi logistik merupakan sumberdaya yang
dapat membantu perusahaan mempercepat respon dalam menjawab permintaan atau
keluhan mitra rantai distribusi. Keberadaan teknologi logistik, seperti material
handling otomatis, bar codes, electronic data interchange, radio frekwency
identifier, sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan
inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi dan fleksibelitas pemrosesan
reverse logistics (Rogers dan Tibben-Lembke., 2001).
Selanjutnya, komitmen perusahaan dalam
mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap
kapabilitas komunikasi. Kapabilitas komunikasi di sini adalah kemampuan
komunikasi dengan mitra distribusi dan pemroses barang retur, kemampuan
menindaklanjuti informasi retur dan mengintegrasikan data. Karena menurut
Rogers dalam Saputra (2009), salah satu masalah serius dalam penangana reverse
logistics adalah kekurang-mampuan perusahaan mengelola informasi. Dalam hal
ini, jajaran manajemen seyogyanya mengorganisasikan pengelolaan reverse
logistics untuk membangun kemampuan komunikasi yang memadai dalam berhubungan
dengan mitra distribusi maupun dengan pemroses dalam menangani barang retur.
reverse logistics yang dikelola terorganisir akan lebih leluasa mengatur
informasi perihal retur dengan kalangan internal dan eksternal.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kapabilitas komunikasi. Teknologi identifikasi dan penelusuran
berpengaruh pada peningkatan kemampuan perusahaan melakukan komunikasi dengan
jalur distribusi, pasar second, maupun dengan pelanggan akhir. Semakin tinngi
komitmen perusahaan mengimplementasikan teknologi logistik dalam mengelola
reverse logistics, semakin tinggi kemampuan perusahaan mengelola informasi
reverse logistics. Dengan adanya teknologi perusahaan dapat leluasa menerima
dan mengirim informasi produk dengan
kalangan internal dan eksternal.
Kapabilitas
inovasi pengelolaan logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics.
Penanganan reverse logistics yang inovatif berpotensi meningkatkan pendapatan
dan pengurangan biaya operasional logistik. Perusahaan yang lebih inovatif
dalam mengelola reverse logistics dapat mengembangkan operasional organisasi
lebih responsif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan bottom line
dan mengurangi permasalahan logistik yang terjadi (Morton, dalam Saputra,
2009). Selain itu, kapabilitas inovasi berkontribusi pada efisiensi operasional
logistik dan efektivitas jasa layanan ke pelanggan (Mouritsen et al., 2004;
Richey et al., 2005).
Kapabilitas komunikasi berpengaruh terhadap kinerja
reverse logistics. Perusahaan dengan kapabilitas komunikasi yang tinggi lebih
responsif terhadap kondisi
perubahan pasar, dapat meningkatkan pelayanan terhadap mitra rantai pasok,
serta dapat mengurangi biaya persediaan dan operasional. Kapabilitas komunikasi
yang baik memungkinkan perusahaan memaksimalkan keuntungan, melalui transaksi
yang secara intensif menggunakan sistem informasi. Pemanfaatan sistim informasi
dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan utilitas sumberdaya, pemulihan aset,
dan mempermudah masalah arus kas. Kemampuan perusahaan dalam mengelola informasi
logistik berpengaruh pada kecepatan respon dan kompetensi penghantaran barang
oleh perusahaan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel
2.1
Penelitian
Terdahulu
Pengarang
|
Judul
|
Hasil
Penelitian
|
Felix
T.S. Chan,
Hing
Kai Chan (2008)
|
A
Survey on Reverse Logistics System of Mobile Phone Industry in
Hong
Kong (2008)
|
Supply
chain position telepon seluler (manufaktur, wholesaler, retail dan service
provider) di Hong Kong tertarik dengan adanya sistem reverse logistics,
mereka juga sadar akan adanya banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari
sistem tersebut, seperti penambahan profit. Namun, banyaknya faktor-faktor-
faktor seperti kebijakan perusahaan dan kurangnya sistem menjadi hambatan
utama dalam penerapan reverse logistics tersebut.
|
I
Nyoman Sutapa (2009)
|
Komitmen
dan Kapabilitas untuk meningkatkan Kinerja Reverse Logistics
|
Pengelolaan
reverse logistics melalui alokasi anggaran dan pembentukan unit pengelola
tersendiri disertai pendayagunaan teknologi terutama pertukaran data secara
elektronik, mampu meningkatkan kapabilitas inovasi, khususnya kemampuan
kustomisasi dan flesksibilitas perusahaan dalam meningkatkan kinerja reverse
logistics, dalam hal ketepatan waktu dan biasya operasional yang rendah. di
sisi lain, kapabilitas komunikasi belum terbukti dapat mempengaruhi kinerja
reverse logistics dikarenakan kapabilitas yang dimiliki belum dimanfaatkan
secara optimal.
|
2.6. Kerangka
Pemikiran
Permasalahan
-Suppliers telepon seluler memandang kegiatan reverse
logistics
-Kinerja suppliers telepon seluler
-Kegiatan reverse logistics berpengaruh terhadap
suppliers elepon seluler
|
Strategi
-Reverse Logistics
Pentingnya
kegiatan reverse logistics
Kebijakan
Perusahaan
Sistem
Keuangan
Sumber daya
aparatur
Masalah hokum
-Suppliers
Wholesaler
Retailer
Service center
|
Rumusan Masalah
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatan
reverse logistics?
- Bagaimana kinerja
suppliers sebagai rantai
pasok telepon seluler?
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatn reverse
logistics?
|
Umpan balik
Hipotesis
Terdapat pengaruh reverse logistics terhadap kinerja
suppliers telepon seluler
|
umpan
balik
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Proses
Manajemen Dalam Perusahaan Lincoln Electrik Hingga Menjadi Perusahaan Global
Lincoln Electric Company, selanjutnya disebut Lincoln,
merupakan perusahaan terkemuka dunia dalam produksi pengelasan busur. Motor
listrik merupakan produk pertama dari Lincoln.
John C. Lincoln adalah pendiri Lincoln pada tahun 1895. Pada awal-awal
tahun, Lincoln, yang memproduksi motor listrik sebagai produk pertamnya,
mengalami pertumbuhan walaupun kecil. Kemudian, pada tahun 1907, James, saudara
John membantu John untuk mengelola perusahaan dalam hal promosi, sedangkan John
fokus kepada penemuan produk baru dan bertindak sebagai manajer produk.
Beberapa tahun kemudian, Lincoln mengembangkan
bisnisnya tak hanya dalam produksi motor listrik tetapi juga pada battery
charges untuk mobil listrik, dan pada 1909 mulai memproduksi alat pengelasan.
Ketika Perang Dunia II pecah, banyak permintaan akan produk pengelasan. Saat
itu, penjualan Lincoln meningkat tajam dari $4 juta ke $24 juta pada 1941.
Karena permintaan akan produk pengelasan yang begitu tinggi, produksi motor
listrik ditiadakan selama masa perang.
Setelah kematian John dan James Lincoln, Lincoln
Electric Company dikelola oleh Donald F. sebagai pemilik, dan Fred Makenbach
sebagai CEO pada tahun 1992. Di tangan
mereka, seluruh operasi luar negeri dikonsolidasikan dan di atur ulang. Lincoln
kini menguasai 40% pangsa pasar di Amerika Serikat untuk produk pengelasannya.
Lincoln selalu mengutamakan kepentingan pelanggan.
Para eksekutif berusaha untuk membuat produk dengan kualitas yang meningkat
dengan kos yang semakin kecil. Mereka sadar bahwa profit perusahaan adalah
datang dari pelanggan. Lincoln juga memperlakukan karyawan dengan baik, sebab
karyawan lah yang menciptakan produk sesuai dengan keinginan pelanggan. Tidak
ada struktur organisasi yang jelas di dalam Lincoln, selain itu rekrutmen
karyawan dilakukan secara tertutup, kecuali untuk bagian penjualann dan teknik,
dan hanya dengan wawancara tanpa ada tes psikologi.
Kompensasi terhadap karyawan di Lincoln selalu diukur secara finansial. Pegawai akan digaji dan diberi bonus berupa uang sesuai dengan kinerja mereka, missal berdasar unit yang diproduksi. Karyawan juga diberi kesempatan untuk memiliki saham Lincoln, dengan tujuan untuk meiningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Four
International Operations Strategies
Pasar global adalah pasar berskala
dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami
perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:
Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas
dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan. Semakin banyak orang yang
melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global,
semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk,
dan perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar dunia. Pasar global adalah peluang bisnis yang sangat
besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan memutuskan untuk ikut
serta dalam pasar global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk
mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak keuntungan.
3.1.1. Karakteristik perusahaan yang berorientasi global :
1.
Pabrik
dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2.
Komponen
bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3.
Desain
produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4.
Permintaan
bukan berdasarkan lokal saja.
5.
Logistik
dan pengendalian persediaan bersifat global.
6.
Perusahaan
global diorganisasikan melalui divisi secara global
3.1.2. Pertimbangan-Pertimbangan
Utama Untuk Mencapai Operasi Global.
1.
Desain
Produk Global
Ditiap Negara ada perbedaan social dan budaya sehingga
perusahaan harus memperhatikan berbagai hal, misalnya kemasan dan cara
pemasaran yang mungkin akan bervariasi.
2.
Desain
Proses Global dan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu
pengelolaan atau manajemen sehingga operasi global dapat diintegrasikan.
3.
Analisa
lokasi fasilitas global
Menggunakan faktor kunci sukses untuk memilih negara,
diantaranya dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi nasional, tingkat inovasi,
jumlah penduduk yang trampil, tingkat perubahan teknologi, stabilitas
pemerintahan, pertanggung jawaban produk, pembatasan ekspor, kesamaan bahasa,
etika kerja, tingkat pajak, inflasi, ketersediaan bahan baku, tingkat bunga,
jumlah penduduk dan ketersediaan sarana jalan.
4.
Dampak
budaya dan etika
Budaya yang ada ditiap negara berbeda, hal tersebut
juga harus disikapi dengan arif agar kegiatan operasi perusahaan dapat sukses,
misalnya kebiasaan jam istirahat, perlindungan terhadap hak intelektual ,
budaya korupsi, dsb.
3.1.3.
Jenis
Perusahaan Yang Beroperasi Secara Global
1.
Bisnis
Internasional
Ball, McCullach, Frantz, Geringer,
dan Minor, mengartikan bahwa bisnis internasional merupakan suatu bisnis yang
kegiatannya melampui batas negara, yang mencakup perdagangan internasional,
pariwisata, transportasi dan yang lainnya. Sedangkan menurut C. Daniels,
Radebaugh dan Sullivan. Bisnis internasional yaitu semua transaksi komersia
baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
Ciri-ciri bisnis internasional :
·
Perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi
multinasional (desentralisasi).
·
Memerlukan
suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan menembus pasar global.
·
Keahlian
ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses
dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri.
·
Menggunakan
sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk
dengan anak perusahaan.
2.
Perusahaan
Multinasional
Perusahaan multinasional (PMN, mengacu pada multinational corporation atau MNC) menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah sebuah perusahaan
yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan
produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah).
Ciri-ciri perusahaan multinasional :
·
Perusahaan
induk memberikan kebebasan kepada anak perusahaan untuk mengembangkan produk
dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi).
·
Strategi
ini menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat),
dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan
strategis serta terdiri dari proses dan database yang beridiri sendiri (oleh
anak perusahaan).
3.
Perusahaan
Transnasional
Perusahaan transnasional adalah
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara.
Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua
pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi
diseantero planet ini.
Ciri-ciri perusahaan transnasional :
·
Perusahaan
induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan
kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang
tepat.
·
Tercapainya
efisiensi dan integrasi global serta fleksibilitas di tingkat lokal.
·
Rumitnya
sistem pengendalian yang diperlukan, demikian pula arus sumber daya dari satu
titik ke titik lain ketika perusahaan berfungsi sebagai suatu sistem yang
terkoordinasi.
·
Selain
itu menunjukkan kapasitas pemrosesan informasi yang tersedia pada tingkat anak
perusahaan.
4.
Perusahaan
Global
Perusahaan Global
adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan
sistem pengambilan keputusan desentralisasi.
Ciri-ciri perusahan
global :
·
Pengendalian
ada di perusahaan induk (sentralisasi proses & database).
·
Perusahaan
berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia dengan produk-produk
standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentral dan
dikirimkan ke anak-anak perusahaan.
·
Hal
tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi
diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database.
·
Pengendalian
sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.
Lincoln Electric merupakan salah satu perusahaan yang mencerminkan
perusahaan global yang ada di dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari proses
oprasi dan rantai pasokan dari perusahaan Lincoln Electric.
Keberhasilan John C. Lincoln membawa perusahaan
Lincoln saat ini memiliki sebuah gambaran
global dari strategi proses operasi. Lincoln Electric melakukan beberapa
ekspansi ke berbagai negara berikut :
·
1939, Lincoln Electric mengirimkan William I. Miskoe ke Australia untuk
menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company
Pty. Ltd di Australia.
·
1953, Lincoln Electric mendirikan pabrik
modern di Rouen saat melakukan perjalanan singkat dari Paris
·
1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings
sebagai presiden. Mr Willis mengejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya,
Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di
16 negara.
·
1996, ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan
pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi,
termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan
patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di
Jakarta, Indonesia.
·
1998,
merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk di beberapa negara
seperti China, Turki, Jerman, dan Kanada. Lincoln pun membuka pusat distribusi
di Johannesburg, Afrika Selatan.
·
2000,
Lincoln Electric mengakuisisi
C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG.
Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·
2002,
Akuisisi Bester S.A., produsen
peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di
Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan,
pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran
ritel.
·
2003,
Lincoln Electric mengakuisisi
Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·
2004,
akuisisi kepentingan pengendali di
tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa
terkemuka yang pasarnya berkembang.
·
2005, Lincoln Electric mengakuisisi J.W.
Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi
memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·
2006,
mengakuisisi produk limited METRODE,
produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat
elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan
pembangkit listrik industri.
·
2007,
Lincoln Electric berinvestasi dalam
memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun
atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia. Akuisisi Vernon Tool Company,
produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi
otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk
meningkatkan posisi perseroan pasar global.
·
2008,
mengakuisisi Brastak di Brasil
memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco
di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
Dapat dilihat dari diagram di atas dengan produk yang terstandarisasi,
memperhatikan keadaan ekonomi negara tujuan, dan mudah beradaptasi dengan
budaya negara tujuan. Lincoln Electric mampu memiliki ciri-ciri yang ada dengan
tingkat efisiensi yang tinggi, serta tanggap terhadap budaya lokal, sehingga
termasuk ke dalam kategori perusahaan global.
3.2. Strategi Yang Digunakan Perusahaan Lincoln Electrik Untuk
Memenuhi Keunggulan Yang Kompetitif Di Bandingkan Perusahaan Lainnya
1. Lincoln
Electric Company merupakan sebuah bisnis yang memiliki strategi Cost
Leadership. Lincoln sangat bagus dalam mengaplikasikan strategi ini, karena
Lincoln mampu menjadi pemimpin dalam industri ini dengan harga produk terendah
namun memiliki kualitas yang tinggi. Lincoln bergerak di industri manufaktur
peralatan las, motor listrik, dan peralatan listrik lainnya. Perusahaan ini
bersaing untuk memenangkan pilihan pelanggan berdasarkan kompetisi harga dan
kualitas produk.
2. Berbagai
faktor mempengaruhi kesusksesan Lincoln, antara lain:
·
Lincoln menempatkan pelanggan sebagai pihak yang
paling penting dalam membangun kesuksesan perusahaan. Hal ini diwujudkan dengan
menomorsatukan kepentingan pelanggan dengan menghsilkan produk berbiaya rendah
namun dengan kualitas yang tinggi.
·
Lincoln memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
memiliki saham perusahaan. Dengan begitu, loyalitas karyawan menjadi meningkat,
mereka dengan senang hati bekerja lebih keras untuk mencapai profit yang lebih
tinggi.
·
Insentif diberikan dalam bentuk bonus finansial, yang
di Amerika Serikat sangat cocok. Dari hasil wawancara, didapatkan bukti bahwa
karyawan merasa senang dengan sistem insentif tersebut dan mereka rela bekerja
lebih keras untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
Untuk bisnis
yang menggunakan strategi bisnis Cost Leadership, idealnya manajemen menetapkan
insentif perusahaan berdasarkan pada tingkat keefektifan penggunaan sumberdaya
perusahaan. Lincoln telah melakukan hal tersebut dengan memberikan bonus yang
bergantung pada berapa banyak produk (metal electrode) yang berhasil diproduksi
oleh karyawan.
3. Pada
prinsipnya, Lincoln menggunakan etika Kristiani dalam menjalankan bisnisnya,
bahwa promosi kan menjadi sukses ketika perusahaan menyediakan produk-produk
terbaik, bahwa kompetisi akan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi, bahwa
harga merupakan cerminan dari efisiensi produksi. Akan tetapi, nilai-nilai
tersebut sepertinya kurang disosialisasikan sehingga karyawan tidak
mengetahuinya (berdasarkan wawancara). Yang terjadi sekarang adalah, karyawan bekerja
keras karena mereka memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan. Karyawan
dengan tipe pencari uang, kekayaan, dan kesejahteraan adalah jenis karyawan
yang cocok bekerja pada Lincoln. Sebab, perusahaan ini menggunakan sistem
kompenssi yang financial oriented.
4. Beberapa
pendekatan Lincoln yang dapat diterapkan di perusahaan lain:
·
Insentif dengan financial oriented. Insentif diberikan
dalam bentuk dolar dan diukur berdasarkan tingkat kefisienan dan keefektifan
kinerja karyawan.
·
Stock option. Memberikan kesempatan pada karyawan
untuk dapat memiliki saham Lincoln. Bagaimanapun ada beberapa hal yang membuat
Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa
seperti Lincoln.
·
Lincoln memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada
pekerja lulusan sekolah menengah atas daripada perusahaan lain. Kayrawan pun
dapat berpartisipasi dalam pengembilan keputusan secara tidak langsung.
Karyawan memilih Advisory Board, yang Adcisory Board ini nanti ikut dalam
pengambilan berbagai keputusan manajemen.
·
Tata letak pabrik dan sistem produksi yang efisien.
5. Pendekatan
implementasi Lincoln mungkin bisa berantakan karena:
·
Sistem rekrutmen perusahaan yang salah. Perusahaan
hanya mengandalkan wawancara, yang berpotensi terhadap bias, dan bahkan tidak
menyelenggarakan psikotes untuk rekrutmen karyawan. Padahal psikotes sangat
penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang
sekarang.
·
Sistem kompensasi yang kurang tepat. Lincoln
beroperasi di berbagai negara di dunia, yang tentu saja memiliki kebiasaan dan
budaya yang berbeda. Di Amerika, sistem kompensasi yang berdasar pada finansial
sangat cocok. Akan tetapi, belum tentu sistem ini cocok diterapkan di Asia dan
Eropa, dimana uang bukanlah segalanya.
Selama ini, penghematan
biaya yang dilakukan Lincoln hanya bersifat teknis dengan pemaksimalan kinerja
karyawannya. Apabila pesaing Lincol mampu menemukan penghematan biaya yang
lebih bersifat mendasar dan jangka panjang, maka posisi Lincoln sebagai
perusahaan pemimpin Cost Leadership akan terancam.
6. Proses
Seleksi Supplier
Proses seleksi supplier bertujuan
untuk memastikan pemilihan supplier dilakukan secara konsisten, dengan
mempromosikan sebuah proses yang akan menjamin produk kualitas tertinggi pada
harga standar
pasar. Cakupan yang berlaku untuk semua
bahan dan / atau jasa yang dibeli digunakan dalam pembuatan produk Lincoln.
Pemilihan supplier didasarkan pada evaluasi yang mungkin termasuk, namun tidak
terbatas pada, kriteria berikut:
· Kualitas
produk secara keseluruhan dan kemampuan teknis
· Manufaktur
kapasitas dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pengiriman sistem mutu
yang diterima
· Sebagian
sampel disetujui dengan percobaan bahan yang sesuai dengan kriteria
· Sejarah
kinerja yang akan mencakup evaluasi kualitas, pengiriman, dan atau dukungan
layanan
· Stabilitas
keuangan, harga yang kompetitif, dan total biaya layanan angkut produk, dan
layanan nilai tambah lainnya
· Waktu
keterlambatan untuk Pengiriman sesuai dengan peraturan NAFTA, RoHS, kepatuhan
EHS, dan ematuhi semua hukum setempat
Pemasok didorong untuk menghubungi personil
pembelian yang tepat
di Supply Management untuk informasi mengenai peluang potensial. Data mengenai
produk, fasilitas manufaktur, sejarah perusahaan, dukungan teknis yang
tersedia, dll.
Strategi yang di
lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain.
Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak
setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga,
jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln
sendiri yang dianggap
relevan,
atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut
dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah
satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab
pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan
non-beli karyawan.
Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung
atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah
pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian
Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi.
3.3. Yayasan Pendidikan Lincoln (Program
CSR)
Perusahaan lincoln yang
telah berkembang pesat dan telah menyebar di berbagai negara membuat perusahaan
telah dikenal masyarakat setempat. Sehingga membuat manajer perusahaan lincoln
dituntut untuk membuat strategi lain untuk tetap menjaga nama baik perusahaan
lincoln di mata masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan atau
pabrik. Untuk itu manajer harus mampu mengolah pemasukan dan pengeluaran serta
investasi dari stakeholder agar terlihat jelas dan transparan. Dana, laba dan
pemasukan lain yang diperoleh perusahaan harus diolah dengan baik untuk arus
pengeluaran perusahaan tersebut. Salah satu strategi atau rencana manajer dalam
memaparkan pengeluaran selain dalam bentuk laporan keuangan manajer juga
melakukan corporate social responsibility (CSR) tujuannya adalah sebagai
tanggung jawab sosial perushaan karena dampak-dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. CSR bagian yang penting dalam strategi perusahaan dalam
berbagai sektor dimana terjadi ketidak konsistenan antara keuntungan perusahaan
dan tujuan sosial atau perselisihan yang dapat terjadi karena isu-isu tentang
karyawan yang berlebihan (heal,2004). Berikut merupakan wujud dari strategi CSR
yang dilakukan perusahaan Lincoln:
Lincoln Foundation dan Lincoln
Welding Sekolah
Yayasan
J.F.Lincoln adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit), pendidikan
pengelasan yang didirikan tahun 1936 metode untuk mempromosikan pengelasan yang
lebih baik yang digabungkan dengan logam dan untuk mempromosikan pengelasan
sebagai pilihan karir. Yayasan ini adalah satu-satunya organisasi di Amerika
Serikat yang didedikasikan semata-mata untuk mendidik publik tentang seni dan
ilmu pengelasan busur, yang terbentuk ketika industri pengelasan busur di masa
pengenalan. Sekarang, yayasan sekarang masuk dalam dekade yang ketujuh dengan
menerbitkan buku-buku pendidikan dan memberikan uang penghargaan untuk
mengenali prestasi teknis. Sekolah Lincoln Electric Welding didirikan pada
tahun 1917, dan sejak itu memerintahkan lebih dari 100.000 laki-laki dan
perempuan dalam berbagai bidang dan teknik keselamatan dan proses pengelasan
busur. Sekolah ini terdaftar oleh Ohio State Board School dan pendaftaran
perguruan tinggi.
Bentuk Penghargaan yang diberikan
dalam program CSR ini adalah:
1.
JFLF ini Welding Choice Program
Imbalan Excellence dan Menginspirasi Kemajuan di Lapangan
JFLF
ini Welding Choice Program mendukung pendidikan las busur, desain dan inovasi
pada setiap tingkat pendidikan, dari program penyuluhan (4H Hand, Heart, Head,
and Health) ke sekolah tinggi untuk tingkat perguruan tinggi. Kami juga
mengakui keunggulan instruktur pengelasan yang mengajarkan pengelasan dan
tukang las profesional yang lebih bekerja keras untuk kepentingan ilmiah dan
kemajuan las busur. Menyadari proyek pengelasan dan masalah teknis. Penghargaan
program pengelasan penghargaan kami berikan kepada tukang las yang muncul dari
hari ini dan kemajuan bidang pengelasan untuk tukang las besok.
2.
DIVISI
I Welding Choice Competition
Sekolah Tinggi - Masukan Sekolah Anda
dalam Peta (mahasiswa umur 18th ke bawah). Arc kiriman proyek pengelasan
terbuka untuk semua siswa berumur 18th dan lebih muda yang terdaftar dalam
program sekolah atau pelatihan. Siswa dapat menyampaikan laporan tertulis
tentang proyek pengelasan mereka setelah selesai. Proyek pengelasan mungkin
tentang struktur, perbaikan atau item yang dibuat untuk rumah, pertanian, toko
atau penggunaan rekreasi. Siswa dapat menyerahkan proyek pengelasan miliknya
seniri atau bekerja dengan tim sesama siswa (lima maksimum, dengan persetujuan
instruktur). Divisi I entri pertama dinilai oleh wilayah dan kemudian menjadi
layak untuk penghargaan nasional.
3.
DIVISI
II Welding Choice Competition
Proyek Karir - Mengembangkan Daya Saing
Anda (Siswa berumur 19+). Terbuka untuk semua siswa berumur 19th dan lebih tua
yang terdaftar di salah satu dari berikut: kelas malam untuk dewasa, karir atau
sekolah teknik, sekolah tinggi, sekolah perdagangan swasta, kelas pelatihan
di-pabrik, lembaga teknis, dasar, kursus perguruan tinggi atau dua tahun atau
program magang. Satu-satunya pengecualian adalah mahasiswa yang terdaftar dalam
program gelar dua tahun Associate (yang mengirimkan makalah tentang proyek)
diberlakukan untuk kategori Divisi IV. Proyek pengelasan dapat diajukan oleh
perorangan atau oleh tim (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi
entri II bersaing di tingkat nasional.
4.
DIVISI
III Welding Choice Competition
SkillsUSA - Kompetisi untuk
Karir-Focused (Siswa di Program Pengembangan Profesional). Sebagai bagian dari
JFLF pengelasan program penghargaan, kami dengan bangga mendukung Skills USA
dan misi mereka untuk memberdayakan tukang las profesional selanjutnya. Kontes
pengelasan Divisi III ini terbuka untuk semua anggota SkillsUSA aktif saat ini
terdaftar dalam program-program yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk
pengelasan sebagai bagian atau posisinya. Hadiah uang tunai yang tersedia di
kedua negara dan tingkat nasional, dan penghargaan peralatan yang diberikan
kepada pemenang nasional dan instruktur
5.
DIVISI
IV Welding Choice Competition
Associate Gelar Papers - Inspiring
Pursuit of Knowledge (Mahasiswa dalam program dua tahun atau S2). Divisi IV ini
terbuka untuk semua siswa bekerja menuju gelar S2 dalam disiplin yang
melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah
untuk siswa yang memenuhi syarat dan ingin mengirimkan karya mereka yang
berpusat di sekitar disiplin pengelasan. Topik makalah yang diterima meliputi,
tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau
pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan;
penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan dalam las busur;
pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual
reality sebagai bagian dari program pelatihan. Siswa dapat berpartisipasi
sebagai individu atau kelompok hingga 6 orang. Mahasiswa program S2 yang ingin
mengajukan proyek pengelasan sebenarnya perlu untuk dipertimbangkan di bawah
program Devisi II dalam memberikan program penghargaan pengelasan. Mahasiswa
program empat tahun atau S1 harus menyerahkan surat-surat mereka di bawah
Divisi V.
6.
DIVISI
V Welding Choice Competition
Sarjana & Pasca Sarjana –
Penghargaan Inovasi Pengelasan (Mahasiswa dalam program empat tahun atau S1).
Divisi V terbuka untuk semua siswa menuju gelar sarjana dalam disiplin yang
melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah
untuk siswa yang memenuhi syarat yang ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat
di sekitar disiplin pengelasan. topik makalah diterima meliputi, tetapi tidak
terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan
bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; las busur
penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan; pengelasan
keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality
sebagai bagian dari program pelatihan. Mahasiswa program sarjana atau
pascasarjana yang ingin mengajukan proyek pengelasan yang sebenarnya untuk
dipertimbangkan dalam program pengelasan penghargaan kami harus melakukannya di
bawah program Divisi II.
3.4. Profil dan Sejarah Perusahaan Lincoln
Electric
Saat
ini Perusahaan Lincoln Electric dipimpin oleh CEO bernama Christopher L. Mapes.
Lincoln Electric sekarang ini mampu menguasai pasaran global atas
kepemimpinananya. Namun, sebelum masa kepimpinan Christopher, Lincoln Electric
sendiri sudah menjadi perusahaan yang besar.
3.4.1. Profil Perusahaan
Lincoln Electric
adalah perusahaan multinasional Amerika dan produsen global produk pengelasan,
weldingequipment busur, pengelasan perlengkapan, plasma dan perlengkapan
pemotongan oxy-bahan bakar dan sistem pengelasan robot.
Perusahaan
Fortune 1000 yang berkantor pusat di Euclid, Ohio, Amerika Serikat dan memiliki
seluruh jaringan distributor dan kantor penjualan yang meliputi lebih dari 160
negara. Ini memiliki 42 lokasi manufaktur di Amerika Utara, Eropa, Timur
Tengah, Asia dan Amerika Latin. Maskapai ini juga mengoperasikan aliansi
manufaktur dan perusahaan patungan di 19 negara.
Lincoln
Electricand model bisnis ini terdaftar sebagai salah satu yang paling
dipelajari oleh Harvard Business School dan telah tampil dalam banyak studi
kasus oleh sekolah-sekolah bisnis lain di seluruh dunia. Sejak tahun 1975,
delapan kasus telah ditulis tentang Lincoln Electric oleh Harvard Business
School sendirian.
Perusahaan
melaporkan atas penjualan $2,9 miliar pada 2013, dengan penjualan dari Amerika
Utara akuntansi untuk 50% dari itu. Lincoln memiliki lebih dari 8500 + karyawan
secara global dan 3000 di Amerika Serikat saja. Di antara Lincoln Electricand
anak perusahaan adalah kelompok produk Harris, yang merupakan produsen
pengelasan perlengkapan, peralatan Gas dan produk-produk khusus lainnya. Harris
produk kelompok memiliki fasilitas manufaktur di Georgia, Ohio, California,
Polandia, Meksiko, Brasil, dan Italia.
Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1895 oleh John C. Lincoln dengan modal investasi sebesar
$200 untuk membuat motor listrik yang ia telah dirancang
3.4.2. Sejarah Perusahaan
· 1895-1919
Sejak
awal 1895, John C.
Lincoln mendirikan The Lincoln Electric Company dengan investasi modal $
200,00. Produk yang dihasilkan adalah motor listrik dari desainnya sendiri.
Adik John C., James F. Lincoln, bergabung dengan Perusahaan sebagai salesman
pada tahun 1907. Sementara itu, lini produk telah diperluas untuk mencakup
pengisi daya baterai untuk mobil listrik. Satu set pengelasan pertama kali
dibuat oleh James F. Lincoln pada tahun 1909. Pada tahun 1911, Lincoln Electric
memperkenalkan variabel tegangan pertama, operator tunggal, dan mesin las
portabel di dunia. Pada tahun 1914, John C. berbalik kendali ke James F.
Lincoln. James F. memperkenalkan buruh dengan membayar dan mendirikan Dewan
Penasehat Karyawan, yang mencakup wakil-wakil terpilih dari setiap departemen
dan telah mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil yang terpilih setelah
mendirikan Dewan Penasehat Karyawan. Pada 1915, dalam upaya waktu yang
progresif, karyawan Lincoln Electric ditutupi oleh asuransi jiwa bersifat
kelompok. Pada tahun 1916, The Lincoln Electric Company mendirikan pabrik untuk
mendistribusikan produk dari AS di Kanada. Tahun berikutnya, sekolah The
Lincoln Electric Welding didirikan. Sekolah tersebut telah melatih lebih dari
100.000 orang sejak awal tahun 1917.
· 1920-1939
Produk Lincoln Electric bagian pengelasan
untuk motor pertama kalinya pada tahun 1922, menjadikan perusahaan bisnis
pengelasan pertama. Pada tahun 1927, Lincoln Electric memperkenalkan Fleetweld
(armada las) 5 lapis elektroda yang menghasilkan lasan dengan 20 – 50% daya
tarik lebih tinggi dan daktilitas 100% lebih besar dari yang dibuat dengan
elektroda tanpa lapisan.
Karyawan Lincoln Electric mendapatkan
tunjangan liburan pada tahun 1923. Dimana pada tahun tersebut, perusahaan juga
merencanakan pembagian kepemilikan saham yang pertama kali ada di Amerika pada
tahun 1925. Sebuah program usulan karyawan dilaksanakan pada tahun 1929, dimana
karyawan Lincoln Electric menerima bonus intensif tahunan pertama mereka pada tahun
1934. Sementara itu, rata-rata gaji karyawan Lincoln Electric lebih dari dua
kali lipat selama satu dekade perusahaan mengalami kemunduran ekonomi. Pada
saat itu perushaan menjual elektroda kurang dari $ 0,06 / lb dari target
perusahaan yang seharusnya $ 0,16 / lb.
Setelah bekerja selamat 12 tahun untuk
menyempurnakan lasan, John Lincoln menciptakan kerapatan medan magnet(fluks)
yang telah dipatenkan untuk pertama kalinya, membuat las sefleksibel baja.
The Procedure Handbook of Arc Welding
Design and Practice
(Buku Prosedur Penuntun dari Desain dan Praktek Las Busur), pertama kali
diterbitkan pada tahun 1933, dan lebih dari 500.000 eksemplar buku ini telah
terjual. Pada tahun 1936, yayasan las busur milik James F. Lincoln didirikan
sebagai organisasi pendidikan nirlaba untuk memajukan las busur sebagai bahan
utama proses penggabungan. Pada tahun yang sama, seorang salesman muda bernama
William I. Miskoe ditugaskan pergi ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan
Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.
· 1940 – 1949
Perang Dunia II membawa ekspansi dramatis
dari bisnis Lincoln Electric, dengan lambung kapal yang dilas menciptakan
sebuah pasar baru untuk produk las busur. Setelah banyak pekerja Lincoln
Electric yang ada, perusahaan itu menyewa sejumlah besar perempuan dan pekerja
pabrik minoritas untuk pertama kalinya. Produksi motor dihentikan untuk fokus
pada sumber daya yang ada untuk mendukung permintaan produk pengelasan pada
masa perang.
· 1950 – 1969
Pada tahun 1951, Lincoln Electric membangun
pabrik modern dengan material unik yang mampu menangani pemeliharaan di Euclid,
Ohio. Lincoln Electric France SA didirikan pada tahun 1953 dengan pembangunan
pabrik di Rouen, perjalanan singkat dari Paris. Inovasi besar dari tahun
1950-an termasuk Jetweld cepat mengisi tongkat elektroda hidrogen yang rendah
dan Innershield (pelindung inti) melindungi diri dari inti kerapatan medan
magnet (fluks) biji kawat elektroda.
James F. Lincoln terus meningkatkan
Manajemen Insentif (manajemen pendorong), menambahkan biaya pengalihan hidup,
menilai jasa secara formal, dan penjaminan kerja secara terus-menerus. Pada
tahun 1959, John C. Lincoln meninggal.
Pada tahun 1960, motor kembali ke lini
produk perusahaan dengan model baru yang menampilkan frame aluminium ekstrusi
dan luka kumparan stator otomatis. James F. Lincoln meninggal pada tahun 1965.
· 1970 – 1989
Lincoln Electric memasuki era baru dari manajemen
profesional dengan promosi dari George E. Willis untuk presiden dan William
Irrgang ketua pada tahun 1972. The Mentor, Ohio, pabrik elektroda dimulai pada
tahun 1977 untuk memproduksi kawat domestik perusahaan habis produk.
Pada awal 1980-an adalah masa kesulitan,
dengan penjualan Lincoln Electric yang menurun 40% dalam menanggapi efek
gabungan dari inflasi, biaya energi naik tajam, dan resesi nasional. Meskipun
dijamin kerja terus menerus menerima ujian berat, tidak satu karyawan Lincoln
Electric dipecat karena kurangnya pekerjaan. Pada tahun 1986, ketua bernama George
E. Willis dan Donald F. Hastings menjadi presiden. Mr Willis dikejar kursus
energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas
di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
· 1990 – 1995
Pada 1992, Mr. Hastings menjadi ketua dan
Frederick W. Mackenbach dipromosikan menjadi presiden. Pada tahun 1991,
fasilitas kantor pusat dibuka dengan perluasan dan perenovasian Weld Teknologi
dan operasi pusat pelatihan. Operasi asing dikonsolidasikan dan ditata kembali.
Pada tahun 1993, selama reorganisasi
global, Don Hastings dan Fred Mackenbach mendesak karyawan Perusahaan AS untuk
mengejar tingkat rekor produksi dan penjualan. Dalam kebenaran semangat Lincoln
Electric, mereka menanggapi dengan sukarela menunda 614 minggu liburan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membuat produk. Catatan penjualan
yang ditetapkan setiap triwulan sejak pertengahan 1993.
Lincoln Electric menambahkan lebih dari 600
karyawan baru selama tahun 1994. Pada tanggal 8 Juni 1995, tahun ke 100 perusahaan,
fasilitas bermotor baru dibuka. Perusahaan Lincoln Electric mencapai tujuan
penjualan satu miliar dolar selama tahun seratus tahun.
· 1996
Dewan direksi mengangkat Anthony A. Massaro
sebagai Presiden, menyukseskan kepensiunan Frederick W. Mackenbach. Pada
tanggal 1 November, Mr. Massaro berstatus sebagai Presiden dan Chief Executive
Officer (CEO). Mr. Hastings tetap sebagai Ketua sampai Mei 1997.
Ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas
penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan.
Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia,
sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan
manufaktur di Jakarta, Indonesia.
· 1997
Direksi Lincoln Electric Direksi mengumumkan
pengangkatan Anthony A. Massaro sebagai ketua perusahaan, menjadikannya sebagai
ketua keenam. Pada pameran perdagangan American Welding Society pada bulan
April, perusahaan memperkenalkan banyak produk yang dihasilkan dari proses
pengembangan produk baru.
· 1998
1998 merupakan tahun ekspansi, akuisisi,
dan pengembangan produk bagi Lincoln Electric. Di wilayah global, Lincoln
Electric membuka pabrik elektroda di Shanghai, Cina dan diperoleh Uhrhan
seorang desainer & Schwill penginstal sistem pengelasan pipa untuk bagian
pabrik pipa, dari Essen, Jerman. Selain itu, Lincoln Electric menjamin sendiri
kemampuan kawat aluminium dan merek melalui akuisisi perusahaan di Kanada,
Indalco, produsen aluminium kawat dan batang. Dalam qilayah global lainnya,
Lincoln Electric dijamin 50% saham di AS Kaynak, produsen Turki terkemuka bahan
las dan membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
Produk berlimpah dengan lebih dari 23
produk baru dan layanan yang diperkenalkan ke pasar pada tahun 1998, termasuk
ArcLink, busur pengelasan industri protokol komunikasi pertama, pada pameran
tahunan American Welding Society.
Pada tahun 1998, Lincoln Electric juga
membagikan bonus berturut-turut kepada 65 karyawannya dan mencapai tahun kelima
berturut-turut mencatat kinerja keuangan. Dalam berita investor, pemegang saham
menyetujui pembentukan perusahaan induk, Lincoln Electric Holdings, Inc Dengan
transisi ini datang konversi dari dual saham kelas (voting dan non-voting)
untuk kelas tunggal, semua hak suara. Tindakan ini dua kali lipat jumlah saham
yang beredar.
· 1999
Pada bulan Januari 1999, Lincoln Electric
mendirikan, pabrik patungan mayoritas dipegang elektroda di Filipina dengan
mitra distributor. Selama American Welding Society International Welding dan
Fabrikasi Exposition di St Louis, Lincoln meluncurkan beberapa produk tidak
pernah dilihat sebelumnya termasuk sistem Multi-Weld, dirancang untuk
pengelasan struktur besar, dan Power MIG: The Professional Choice, 255
kombinasi kawat pengumpan /tukang las. Lincoln Electric juga debutnya sejumlah
elektroda baru.
Juga pada tahun 1999, perusahaan
menyelesaikan penjualan bisnis motor untuk maraton Divisi Regal-Beloit,
melestarikan Kebijakan Ketenagakerjaan Dijamin melalui proses.
· 2000
Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa,
produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai
di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
· 2001
Perusahaan memperluas operasinya di Amerika
Selatan dengan perolehan Messer Soldaduras de Venezuela, produsen terkemuka
negara itu produk pengelasan habis. David C. Lincoln Technology Center selesai,
memastikan posisi kepemimpinan Lincoln Electric dalam pengembangan produk.
· 2002
Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis
di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln
Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang
didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
· 2003
Lincoln Electric mengakuisisi Century dan
Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
· 2004
Akuisisi kepentingan pengendali di tiga
bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa
terkemuka yang pasarnya berkembang. Sekretaris Perdagangan AS, Donald L. Evans,
mengunjungi markas Euclid Lincoln Electric, mengutip perusahaan sebagai contoh
utama dari kekuatan manufaktur Amerika.
John M. Stropki sebagai Ketua, Presiden dan
Chief Executive Officer, menjadi ketua ketujuh dalam sejarah perseroan.
· 2005
Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris
Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas
kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
· 2006
Akuisisi produk limited METRODE, produsen
yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda
habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit
listrik industri.
· 2007
Lincoln Electric berinvestasi dalam
memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun
atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia.
Akuisisi Vernon Tool Company, produsen
peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi
otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk
meningkatkan posisi perseroan pasar global.
· 2008
Presiden George W. Bush mengunjungi kantor
pusat Lincoln Electric di Euclid, Ohio, tours kampus manufaktur dan memuji para
karyawan perusahaan untuk daya saing global mereka.
Akuisisi Brastak di Brasil memperluas
penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal
menambah kapasitas produksi di Eropa.
· 2009
2,5 megawatt turbin Kenersys angin dipasang
di Lincoln Electric di Euclid, Ohio pada tahun 2011. Pada tanggal itu adalah
turbin angin terbesar di Ohio dan salah satu yang terbesar di Amerika Utara.
Fokus pada masa depan sambil mengelola
melalui lingkungan ekonomi yang menantang, Lincoln Electric memperkenalkan 108
produk baru dalam jangka waktu sembilan bulan, termasuk VRTEX ™ 360, sistem
pelatihan pengelasan virtual.
Perusahaan membuka fasilitas las seluas
100.000 kaki persegi di Chennai, India, untuk melayani permintaan di kawasan
Asia Pasifik. Lincoln Electric juga mengakuisisi kepemilikan penuh dari Jinzhou
Jin Tai Welding dan Metal Co untuk memperluas kapasitas manufaktur di China,
pasar pengelasan yang paling cepat berkembang di dunia.
· 2010
Perusahaan juga merupakan subjek dari buku
Spark yang ditulis oleh wartawan ekonomi Kanada, Frank Koller.
· 2011
Lincoln Electric mengakuisisi Arc Product,
produsen sistem pengelasan orbital dan pengelasan komponen otomatisasi.
Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy
Company Inc dan perusahaan induknya, Central Wire Industries Ltd (Industri
kawat pusat) yang dikenal secara komersial sebagai Techalloy.
Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy
Robotic Inc (terapan robotik), yang dikenal di industri pengelasan dengan nama
merek Torchmate.
· 2012
Lincoln Electric mengakuisisi Weartech
International, produsen spesialis kobalt keras yang digunakan dan nikel
berdasarkan campuran untuk yang sulit dihadapi dan komponen gigi, dengan
fasilitas manufaktur di Anaheim USA dan Port Talbot Wales.
Lincoln Electric mengakuisisi Wayne Trail,
produsen spesialis solusi otomatisasi yang sepenuhnya telah terintegrasi untuk
industri mulai dari otomotif dan alat-alat udara yang mengelilingi bumi, HVAC,
furniture dan banyak lagi. Wayne Trail berkantor pusat di Fort Loramie, OH.
Lincoln Electric mengakuisisi
Burny-kaliburn, produsen spesialis mesin pemotong plasma dan mesin CNC untuk
plasma – memotong oxy bahan bakar. Burny-Kaliburn berkantor pusat di Ladson,
Carolina Selatan.
3.4.3. Lokasi Perusahaan
Berkantor pusat di Euclid, Ohio, Lincoln Electric
memiliki 44 lokasi manufaktur, termasuk operasi dan usaha patungan di 19 negara
dan jaringan di seluruh dunia, distributor dan kantor penjualan yang mencakup
lebih dari 160 negara.
Europe
|
Belgium Russia Crioaia
Czech Republic
Denmark Finland
England & Wales
Estonia Finand
France
Greece Hungary
Italy
Poland Portugal
Spain
Ukraine
Latvia
Lithuania Sweden Netherland
Slovakia Norway
Romania
|
America
|
Canada Colombia Brazil
Mexico
Venezuela
|
Asia
|
China Japan
India Indonesia
|
Australia
|
Australia
New
Zealand
|
Africa
|
North Africa
|
3.4.4. Peta
1. Dunia
2.
Amerika
Amerika
3.
Eropa
Eropa
4.
Afrika
Afrika
5.
Asia
Asia
6.
Australia
Australia
3.4.5. Produk
1. Welding Wire, Flux, and Rods
Tongkat ElektrodaUntuk aplikasi pengelasan baja paduan ringan dan rendah. Fitur selulosa, rutil dan jenis coating hidrogen rendah. |
|
Kabel MIG dan TIG Pemotong PanjangDimulai dengan baja kualitas tertinggi dan menghasilkan tingkat tinggi konsistensi, feedability dan kinerja busur. |
|
Metal-Cored Wires (Kabel Metal-Cored)Menggabungkan kawat padat dan fluks-buang biji untuk tingkat deposisi yang tinggi dengan kemampuan untuk mengelas lebih kontaminasi permukaan ringan. |
|
Self-Shielded, Flux-Cored (Self-Terlindung, Flux-Cored)
Tidak ada shielding gas diperlukan; membawa
produktivitas kawat las untuk aplikasi luar ruangan.
|
|
Gas-Terlindung, Flux-Cored
Dirancang untuk digunakan dengan baik CO2 atau argon campuran,
gas-terlindung, kabel fluks-buang biji fitur kinerja busur.
|
|
Submerged Arc (terendam Arc)
Berisi berbagai flux dan kabel yang dapat dipasangkan bersama-sama
untuk memenuhi industri persyaratan pengelasan tertentu.
|
|
Stainless Alloys (stainless Paduan)
Memenuhi bahan dan proses dasar persyaratan dari banyak stainless steel
dan aplikasi pengelasan paduan tinggi.
|
|
Nickel Alloys (Paduan nikel)
Memenuhi bahan dasar dan proses persyaratan seperti korosi dan aplikasi
suhu tinggi
|
|
Hardfacing
Untuk memulihkan bagian untuk ukuran aslinya yang telah lelah karena
logam-ke-logam gesekan atau dampak yang parah.
|
|
Aluminum MIG and TIG
Casting aluminium batang sendiri memungkinkan memegang toleransi sangat
ketat dalam komposisi kimia dari paduan.
|
|
Murex
nilai opsi habis Lincoln Electric untuk tongkat elektroda, kabel MIG
dan TIG dipotong panjang.
|
2.
Welding and
Cutting Equipment
PERALATAN PENGELASAN
peralatan las meliputi tongkat tukang las, tukang
las tig, tukang las MIG, tukang las multi-proses, proses tukang las canggih,
tukang las multi-operator, drive mesin, terendam peralatan busur, dan
pengumpan kawat untuk pengelasan busur.
|
|
PERALATAN MEMOTONG
Cutting peralatan termasuk pemotong plasma, sistem
pemotongan plasma, sistem pemotongan CNC, pemotong pipa mesin, fabrikasi baja
struktural, gerak dan bentuk pemotongan pengendali, dan bahan habis pakai
obor yang tulus untuk obor plasma.
|
|
Memakai pelindung diri meliputi sarung
tangan tahan api las, pakaian, topi dan kain doo, dan perlindungan wajah termasuk
gelas, memotong kacamata, dan perisai. Dapatkan paket lengkap dengan tas
pengelasan kami. VIKING Auto Penggelapan Helm yang ringan, nyaman dan penuh
fitur. alat las meliputi oven batang untuk mencegah kelembaban menjemput di
tongkat elektroda, sikat kawat untuk membersihkan baja, tirai dan selimut
untuk perlindungan.
|
|
Aksesoris
Aksesoris untuk tukang las dan peralatan las termasuk add-ons dan
pilihan untuk meningkatkan fungsi dari peralatan las dan bagian dibuang untuk
menjaga peralatan las Anda dengan benar. Pilih fitur opsional kasar untuk
peralatan Lincoln Electric Anda, termasuk undercarriages, selimut, kit dan
banyak lagi.
|
|
Eceran
Peralatan ritel termasuk tongkat tukang las, mesin
digerakkan tukang las, tukang las kawat feeder, senjata pengelasan, dan
pemotong plasma tersedia di gerai ritel seperti Home Depot, Lowes, NAPA, Alat
& Peralatan Utara, Lumber 2 Rumah dan Peternakan, dan Blain ini Farm
& Fleet.
|
3.
New
and Featured Equipment
Top Features(fitur top)
· Gunakan
dengan berbagai input daya 3 phase tersedia
· Mudah satu-knob
proses seleksi
· Termasuk
kekuatan 380/460/575/3/50/60
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored, Submerged Arc, Gouging
|
|
Top Features
· Jarak jauh mengendalikan las
output tanpa kabel kontrol untuk proses Stick dan TIG
· Dilengkapi non-CrossLinc jarak
jauh mengontrol output menggunakan yang ada kawat pengumpan
· Processes
· SMAW,
GTAW, GMAW, FCAW
|
|
Top Features
· Perakitan rak Lengkap tanpa
tukang las.
· Sesuai untuk/dengan (4) Flextec
350X tukang las.
|
|
Top Features
· Memperluas
K3400-1 4-pack rak dengan atau tanpa tukang las ke rak 8-pack.
· Memungkinkan
dua rak inverter Flextec 350X K3400-1 untuk berlari bersama-sama berfungsi
sebagai satu kesatuan.
|
|
Top Features
· 4C Lens Technology meningkatkan
visibilitas dan mengurangi ketegangan mata
· kejelasan yang lebih baik,
pandangan warna nyata - 1/1/1/1 Kejelasan Optik
|
|
Top Features
· Pencegahan
karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam
ruangan selama enam bulan
· Tidak akan
mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
|
|
Top Features
· pencegahan karat berbasis
minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama
enam bulan
· Tidak akan mempengaruhi mampu
las logam besi dilapisi
|
|
Top Features
· Ekstraksi Reach -. Pilih
ekstensi selang untuk maksimal mencapai hingga 32 ft (9,7 m)
· Airflow - ekstensi selang
tambahan memfasilitasi kondisi aliran udara hingga 765 CFM
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored
|
|
Top Features
· Sederhana Konfigurasi -
Menggunakan ekstraksi asap tunggal pistol las atau hisap nosel lampiran
· Filter Cleaning System - Unik
sistem rotary udara jet memungkinkan filter polyester harus dibersihkan
menggunakan kompresi udara tanpa mengeluarkannya dari X-Tractor® 1GC
· Input
Power 120V/1/50/60
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored
|
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Lincoln Electric
memiliki proses manajemen dari yang sederhana dengan seiring perkembangan zaman menjadi proses yang
rumit. Strategi yang
di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply
chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk
menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas,
harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan
Lincoln sendiri yang dianggap
relevan,
atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut
dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln
Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk
kontrak dengan pemasok.
Hal ini
akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok
memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung
atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah
pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian
Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi.
Dengan melihat perjalanan perusahaan Lincoln Electric
membuktikan bahwa dirinya telah mampu bersaing dan memasuki pasar global. Hal
ini di buktikan oleh adanya kerjasama antara perusahaan pusat Lincoln yang
berada di Amerika dengan sebagian Negara yang ada di dunia. Selain kerjasama
yang mampu mengembangkan perusahaannya, produk yang dihasilkan oleh Lincoln juga
dapat di terima oleh masyarakat di negara-negara yang telah bekerjasama serta
mampu di sesuaikan dengan kondisi culturnya.
4.2.
Saran
Menurut kelompok
kami, Perusahaan Lincoln Electric membuat anak perusahaan atau akuisisi di
benua yang masing sedikit unit perusahaannya. Contohnya di benua Australia dan
benua Afrika. Perusahaan Lincoln Electric haruslah mencari pemasok yang tepat
supaya tidak terjadi lead time saat produksi.
REFERENSI
1.1.
Latar
Belakang
Dalam bisnis global dimana
ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus
sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency planning) dan
mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya. Perusahaan
yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis,
tidak akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan
kompetitor ketika ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing)
operasi bisnis berbagai industri. Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi
secara internasional, maka kompleksitas risiko dalam supply chain akan semakin
besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam kompetisi bisnis yang ketat ini,
karena tidak menganalisa, mengantisipasi, dan mengelola berbagai risiko dari
seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah
perusahaan.
Perusahaan perlu memperhatikan seluruh
aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer
(customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated cost),
dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran
terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis
tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan
strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko
adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan
perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi
bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
Memaksimalkan keuntungan (profit
maximization) adalah tujuan dari supply chain (Hise, 1995). Karena itu
diperlukan keseimbangan antara produktivitas (efficiency) dan profitabilitas
(effectiveness) untuk memindahkan barang dan material antar negara maupun antar
daerah dengan tepat waktu dan kualitas yang baik (Mentzer dan Firman,
1994). Kompleksitas pasar dan perbedaan
infrastruktur dan sosial ekonomi antar negara dan daerah berpotensi
mempengaruhi keterlambatan, ketidakpastian, dan kebutuhan yang lebih besar akan
koordinasi, komunikasi, dan pengawasan terhadap seluruh mata rantai pasok.
Meningkatnya pertumbuhan bisnis Lincoln
Electrik sebagai perusahaan industri otomotif
yang memproduksi produk-produk motor listrik dan produk-produk las harus
diikuti dengan kemampuan perusahaan mengelola berbagai masalah-masalah dalam
rantai pasok yang berpotensi mengganggu pertumbuhan bisnis perusahaan.
Berbagai masalah dalam rantai pasok di
Perusahaan Lincoln Electrik yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis
perusahaan (business continuity) dan reputasi bisnis (business reputation).
1.2.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana proses manajemen dalam
perusahaan Lincoln Electrik hingga menjadi perusahaan Global
2.
Strategi apa saja yang di gunakan
Perusahaan Lincoln Electrik untuk memenuhi keunggulan yang kompetitif di
bandingkan perusahaan lainnya?
3.
Apa saja yang dilakukan Lincoln Electric
untuk program CSR nya?
1.3.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui bagaimana proses
manajemen dalam perusahaan Lincoln Electric
2.
Untuk mengetahui strategi apa saja yang
digunakan oleh perusahaan Lincoln Electric
3.
Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan
Lincoln Electric untuk program CSR nya
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1. Supply
Chain Management (Manajemen Rantai
Pasok)
Supply chain management berawal dari kegiatan Supply
chain management militer yang memiliki peranan yang besar dalam menentukan
kemenangan perang, khususnya pada Perang Dunia II. Supply chain management ini
dimanfaatkan untuk membantu proses pengiriman barang dalam Perang Dunia II.
Saat ini, di era globalisasi mulai banyak perusahaan
yang mencari bagaimana cara menurunkan biaya produksi. Salah satunya dengan
cara memindahkan pabrik mereka ke daerah yang upah buruhnya terbilang kecil.
Contohnya di Indonesia. Dari hal tersebut, supply chain management memegang
peranan yang lebih penting bagi perusahaan.
2.1.1. Pengertian
Supply Chain
Menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam T.n (2003),
supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi
dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari
berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan sama.
Sedangkan menurut Schroeder dalam T.n (2010), supply
chain adalah rangkaian dari proses binsis dan informasi yang menyediakan produk
atau jasa dari
supplier ke manufaktur, dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi, supply chain adalah susatu sistem jaringan di
perusahaan yang terhubung, terangkai saling bergantung dan saling menguntungkan
dalam organisasi yang bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur, dan
mengembangkan arus material, produk, jasa dan informais dari supplier, pabrik,
distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti
perusahaan jasa logistik hingga pelanggan sebagai end user.
2.1.2. Pengertian
Supply Chain Management (SCM)
Menurut Chopra & Meindl dalam Doli (2013),
supply chain management (SCM) dipandang sebagai manajemen dari semua aliran-aliran
dari informasi, produk, atau keuangan yang menghasilkan biaya-biaya di dalam
supply chain. Manajemen suppply chain melibatkan manajemen dari aliran-aliran
di antara dan di setiap tahap-tahap dalam sebuah supply chain untuk
memaksimalkan keuntungan total dari supply chain.
Menurut Chan dalam Doli (2013), supply chain
management adalah proses manajemen dan sinkronisasi dari entitas, proses, dan
aktifitas untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk para pelanggan. Secara
spesifik tereverse logisticsihat pada rantai kegiatan yang tereverse
logisticsibat dalam pembuatan dan pengiriman barang dan jasa, dan proses ini
menggabungkan pemenuhan pesanan pelanggan.
Jadi, supply chain management merupakan pengelolaan
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan
transformasi sehingga menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk
jadi dan diteruskan dengan pengiriman ke konsumen melalui distribusi.
Adapun tujuan dari supply chain management ini
adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial antara setiap bagian di dalam
rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau produk yang
terbaik kepada konsumen dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada
akhirnya, tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.
2.2. Pengertian
Manajemen Logistik
Proses logistik berhubungan erat dengan aktivitas
kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses ini
tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik, tapi juga mempunyai peran
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konsumen baru dapat merasakan proses
logistik ini jika mereka mengalami beberapa hal seperti ketereverse
logisticsambatan dalam pengiriman barang, kesalahan produk dalam pengantaran
barang ataupun juga jika mereka kesulitan mendapatkan produk yang mereka lihat
di majalah/tabloid. Masalah di atas ini berhubungan dengan Supply chain
management.
Pengertian logistik menurut Wikipedia Indonesia
adalah sebagai berikut:
“Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi,
informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari
sumber produksi kepasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal .
Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik
juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan,
reverse logistics dan pemaketan.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik
adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang
tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap
memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan
keseimbangan untuk dua hal yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan
biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan
kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik
yang baik merupakan sebuah keharusan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM),
organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat, dalam Tunggal (2008;2),
manajemen logistik mempunyai definisi sebagai berikut:
“Manajemen logistik merupakan bagian dari proses
Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan
dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait
dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik konsumsi
(point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan.”
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik
merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan
aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin)
hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Jadi terkait dengan semua hal yang ada di dalam suatu
organisasi, baik berupa aliran barang, pelayanan, dan informasi pada sector
produk maupun jasa.
2.2.1. Cara
Pengadaan Logistik
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan
logistik. Beberapa cara pengadaan logistik tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Membeli
Membeli
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan organisasi membayar
sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah
logistik sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Setelah transaksi
jual-beli ini selesai, barang/logistik yang telah dibeli menjadi hak milik
oraganisasi. Pengadaan logistik dengan cara pembelian ini merupakan cara yang
dominan dilakukan oleh organisasi.
2.
Meminjam
Meminjam
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan tanpa memberikan kontra-prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun.
Pemenuhan kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan logistik yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra
baik suatu organisasi.
3.
Menyewa
Menyewa
merupakam cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan dua belah pihak.
Pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan logistik bersifat sementara atau temporer.
4.
Membuat
Sendiri
Membuat
sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara membuat sediri yang dilakukan oleh
pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan
dengan cara pengadaan logistik yang lainnya.
5.
Menukarkan
Menukarkan
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan logistik
yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan organisasi dari pihak lain.
Pemilihan cara pengadaan logistik ini harus mempertimbangkan adanya saling
menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan logistik yang ditukarkan harus
merupakan logistik yang sifatnya bereverse logisticsebihan atau logistik yang
dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna maupun bernilai guna lagi.
6.
Subtitusi
Subtitusi
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara mengganti material lain
yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7.
Pemberian/Hadiah
Pemberian
(hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan menggunakan
logistik yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8.
Perbaikan
atau Rekondisi
Perbaikan
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan memperbaiki logistik
yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit logistik maupun
dengan jalan penukararan instrument yang baik di antara instrument logistik
yang rusak sehingga instrument-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan
dalam satu unit atau beberapa unit logistic, dan pada akhirnya satu atau
beberapa unit logistik tersebut dapat dioperasikan, dan kebutuhan logistik
dapat dipenuhi.
2.3. Reverse
Logisics
Penggunaan ulang dari sebuah produk bukanlah suatu
fenomena baru (Fleischmann et al., 1997) dalam thesis karya Fang Liu, hal ini
dapat dilihat dari pendaur ulangan kertas yang sudah tidak terpakai, botol
minuman ringan, dan bahkan besi-besi tua yang sudah ada sejak lama. reverse
logistics adalah salah satu elemen yang paling sering diabaikan dalam siklus
operasi yang lengkap (Grave dan Devis). Namun pada kenyataannya, reverse
logistics menjadi pembicaraan hangat pada akhir-akhir ini. Bagaimana tidak,
maraknya isu lingkungan saat ini, menyebabkan banyak pemerintahan di dunia
mengharuskan perusahaan untuk menanggulangi sendiri masalah limbahnya. terutama
untuk perusahaan elektronik yang produknya mempunyai masa hidup yang mulai
menyingkat dan ini membuat pelanggan membuangnya pada tingkat yang cepat untuk
mendapatkan versi terbaru. Dengan demikian, dipastikan limbah elektronik
menimngkat.
Reverse logistics adalah solusi yang dianggap paling
tepat untuk masalah tersebut. Karena selain dapat menyelesaikan masalah di
atas, ternyata dengan pengolahan reverse logistics ini, perusahaan dapat
memperoleh tingkat keuntungan dengan memanfaatkan nilai dari produknya yang
sudah tidak terpakai oleh konsumen.
2.3.1. Pengertian
Reverse Logistics
Reverse logistics didefinisakan oleh Rogers dan
Tibben-Lembke dalam Chan, Felix T.S.;
Chan, Hing Kai (2008) yaitu sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, dalam proses
persediaan, barang jadi, dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik
asal untuk tujuan merebut kembali atau menciptakan nilai atau tepat pembuangan.
Sedangkan menurut Moritz dalam T.n., (2009), Reverse
Logistics didefinisikan sebagai:
“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian
aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif dan efisien serta penyimpanan barang bekas
(secondary goods) dan informasi terkait yang arahnya bereverse logisticsawanan
dengan supply chain tradisional yang bertujuan untuk mengembalikan nilai produk
atau melakukan proses disposal yang tepat.”
Reverse logistics adalah proses perencanaan,
implementasi, dan pengendalian secara efisien dan efektif aliran barang (bahan
baku, sediaan dalam proses, atau barang jadi) dan informasi yang terkait, dari
titik konsumsi balik ke titik asal. Tujuan reverse logistics adalah menangkap
atau menciptakan kembali nilai atau untuk pembuangan barang-barang yang
mengalir balik (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa, 2009).
Secara sederhana reverse logistics bertujuan untuk
recapture value atau melakukan proses disposal yang tepat dari barang yang
sudah habis masa pakainya baik disebabkan karena kadaluwarsa, rusak atau produk
gagal. Namun dalam reverse logistics, terdapat take-back activity, dimana
konsumen (yang dulunya bertindak sebagai konsumen) bertindak sebagai supplier.
Sedangkan konsumen dari aktifitas reverse logistics ini bisa jadi adalah
manufakturer atau pihak lain yang butuh barang bekas yang masih layak pakai-
baik dalam kondisi sebenarnya atau setelah pengolahan.
Reverse logistics meliputi semua aktivitas logistik,
namun semua barang yang ditangani mengalir dalam arah berlawanan (barang
retur). Menangani reverse logistics lebih rumit daripada forward logistics,
sebab waktu barang retur mengalir tidak pasti dan sulit diramalkan, dan datang
lebih cepat dibandingkan waktu pemrosesan. Barang retur kebanyakan tidak
teridentifikasi dan wewenang penerimaan tidak standar, kondisi barang dan/atau
kemasan tidak seragam, rusak atau kurang lengkap. Tambahan lagi, kebanyakan
konsumen atau mitra distribusi kehilangan kepercayaan selama waktu pemrosesan
(Rogers dan Tibben-Lembke, 2001; Stock et al., 2002).
Rumitnya penanganan reverse logistics mengakibatkan
membengkaknya biaya operasional (Trebilcock, dalam Sutapa 2009). Sebagai
contoh, di Amerika Serikat biaya penanganan reverse logistics beberapa produk
manufaktur rata-rata mencapai 15% total penjualan (Dowlatshahi, 2005). Lagi
pula, banyak hambatan ditemui perusahaan ketika menangani reverse logistics,
diantaranya manajemen perusahaan menganggap reverse logistics kurang penting,
kurang kompetitif, ketiadaan sistem, dukungan finansial rendah, dan personil
pengelola kurang memadai (Rogers dan Tibben-Lembke, dalam Sutapa 2009).
Namun demikian, reverse logistics yang dikelola
dengan efisien dan efektif berpotensi mendapatkan nilai ekonomi dan
meningkatkan citra positif perusahaan di konsumen dan mata rantai distribusi
(Bernon et al., 2004). Nilai ekonomi dari efisiensi reverse logistics didapat
melalui pemanfaatan barang retur, diantaranya dengan memakai ulang jika masih dapat
dipakai, mendaur-ulang bahan baku, perbaikan atau pabrikasi ulang untuk dijual
kembali (Stock, 2001).
2.3.2. Akhir
Siklus Hidup Produk (End of product life cycle)
Akhir-hidup (EOL) adalah istilah yang digunakan
sehubungan dengan produk yang ditawarkan kepada pelanggan, yang menunjukkan
bahwa produk tersebut pada akhir masa pakainya. EOL bervariasi menurut
produk. Akhir kehidupan produk pada
akhirnya mengarah pada konsep pembuangan - apa yang dilakukan dengan produk
akhir setelah masa pakainya berakhir. Seringkali hal ini diabaikan dalam
perencanaan siklus hidup. Namun dengan reverse logistics dengan sudut pandang
yang baru ini diharapkan potensi nilai yang masih ada dalam produk setelah masa
EOLnya (End of Life) dapat dimanfaatkan kembali (for the purpose of reca
pturing value of proper disposal). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup,
perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengembalian produk dengan
merancang rantai pasokan reverse logistics secara efektif dan efisien.
2.4. Kinerja
Rantai Pasok Reverse Logistics
Komitmen jajaran manajemen mengorganisasikan
pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics.
Keberhasilan pengelolaan reverse logistics membutuhkan komitmen manajemen,
dalam hal menyediakan sarana-prasarana seperti organisasi dan anggaran yang
memadai. Perusahaan yang komit mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics
dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan kualitas layanan kepada mitra
rantai distribusi (Norek, dalam Sutapa, 2009). Lebih jauh, mengorganisasikan
pengelolaan reverse logistics dengan menugaskan staf dan menyediakan anggaran
memadai, berpengaruh terhadap pengurangan investasi untuk sediaan barang retur,
peningkatan pendapatan, pemulihan aset, dan pemenuhan persyaratan lingkungan.
Tambahan lagi, dengan mengorganisasikan secara terpusat pengelolaan reverse
logistics dapat membantu perusahaan secara signifikan meningkatkan kecepatan
respon (Richey et al., dalam Saputra, 2009).
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kinerja reverse logistics. Komitmen perusahaan menerapkan teknologi
semacam material handling otomatis untuk pengumpulan, pemilihan dan pemilahan,
serta pengangkutan barang retur; penggunaan bar codes untuk identifikasi dan
penelusuran sejarah barang retur, sangat berpengaruh terhadap pemulihan aset,
penurunan biaya operasional, maupun peningkatan kepuasan mitra rantai
distribusi (Rogers et al., dalam Saputra, 2009). Penggunaan teknologi logistik
merupakan pemicu utama efisiensi operasional reverse logistics dan membantu
meningkatkan kecepatan respon terhadap keinginan maupun keluhan mitra rantai
distribusi.
Komitmen mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics
berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi, yakni kemampuan melakukan
kustomisasi, fleksibelitas proses, serta standarisasi sistim dan prosedur.
reverse logistics merupakan bisnis logistik yang rumit, oleh sebab itu
dipereverse logisticsukan kapabilitas inovasi dalam menanganinya, dan untuk
meningkatkan kapabilitas inovasi dipereverse logisticsukan alokasi sumber daya
yang memadai. Tan et. al dalam Saputra (2009), mengatakan bahwa komitmen
perusahaan mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics harus menjadi
prioritas karena berpotensi meningkatkan kemampuan perusahaan mengelola reverse
logistics lebih baik, yakni perusahaan menjadi lebih fleksibel, dapat melakukan
kustomisasi, dan dapat menangani reverse logistics secara sistematis. maka,
semakin tinggi komitmen perusahaan menata dan mengendalikan reverse logistics
secara terpusat, semakin tinggi pulankemampuan perusahaan dalam melakukan
kustomisasi dan fleksibelitas proses pengelolaan reverse logistics.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kapabilitas inovasi. Teknologi logistik merupakan sumberdaya yang
dapat membantu perusahaan mempercepat respon dalam menjawab permintaan atau
keluhan mitra rantai distribusi. Keberadaan teknologi logistik, seperti material
handling otomatis, bar codes, electronic data interchange, radio frekwency
identifier, sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan
inovasi, yakni kemampuan melakukan kustomisasi dan fleksibelitas pemrosesan
reverse logistics (Rogers dan Tibben-Lembke., 2001).
Selanjutnya, komitmen perusahaan dalam
mengorganisasikan pengelolaan reverse logistics berpengaruh terhadap
kapabilitas komunikasi. Kapabilitas komunikasi di sini adalah kemampuan
komunikasi dengan mitra distribusi dan pemroses barang retur, kemampuan
menindaklanjuti informasi retur dan mengintegrasikan data. Karena menurut
Rogers dalam Saputra (2009), salah satu masalah serius dalam penangana reverse
logistics adalah kekurang-mampuan perusahaan mengelola informasi. Dalam hal
ini, jajaran manajemen seyogyanya mengorganisasikan pengelolaan reverse
logistics untuk membangun kemampuan komunikasi yang memadai dalam berhubungan
dengan mitra distribusi maupun dengan pemroses dalam menangani barang retur.
reverse logistics yang dikelola terorganisir akan lebih leluasa mengatur
informasi perihal retur dengan kalangan internal dan eksternal.
Komitmen menerapkan teknologi logistik berpengaruh
terhadap kapabilitas komunikasi. Teknologi identifikasi dan penelusuran
berpengaruh pada peningkatan kemampuan perusahaan melakukan komunikasi dengan
jalur distribusi, pasar second, maupun dengan pelanggan akhir. Semakin tinngi
komitmen perusahaan mengimplementasikan teknologi logistik dalam mengelola
reverse logistics, semakin tinggi kemampuan perusahaan mengelola informasi
reverse logistics. Dengan adanya teknologi perusahaan dapat leluasa menerima
dan mengirim informasi produk dengan
kalangan internal dan eksternal.
Kapabilitas
inovasi pengelolaan logistik berpengaruh terhadap kinerja reverse logistics.
Penanganan reverse logistics yang inovatif berpotensi meningkatkan pendapatan
dan pengurangan biaya operasional logistik. Perusahaan yang lebih inovatif
dalam mengelola reverse logistics dapat mengembangkan operasional organisasi
lebih responsif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan bottom line
dan mengurangi permasalahan logistik yang terjadi (Morton, dalam Saputra,
2009). Selain itu, kapabilitas inovasi berkontribusi pada efisiensi operasional
logistik dan efektivitas jasa layanan ke pelanggan (Mouritsen et al., 2004;
Richey et al., 2005).
Kapabilitas komunikasi berpengaruh terhadap kinerja
reverse logistics. Perusahaan dengan kapabilitas komunikasi yang tinggi lebih
responsif terhadap kondisi
perubahan pasar, dapat meningkatkan pelayanan terhadap mitra rantai pasok,
serta dapat mengurangi biaya persediaan dan operasional. Kapabilitas komunikasi
yang baik memungkinkan perusahaan memaksimalkan keuntungan, melalui transaksi
yang secara intensif menggunakan sistem informasi. Pemanfaatan sistim informasi
dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan utilitas sumberdaya, pemulihan aset,
dan mempermudah masalah arus kas. Kemampuan perusahaan dalam mengelola informasi
logistik berpengaruh pada kecepatan respon dan kompetensi penghantaran barang
oleh perusahaan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel
2.1
Penelitian
Terdahulu
Pengarang
|
Judul
|
Hasil
Penelitian
|
Felix
T.S. Chan,
Hing
Kai Chan (2008)
|
A
Survey on Reverse Logistics System of Mobile Phone Industry in
Hong
Kong (2008)
|
Supply
chain position telepon seluler (manufaktur, wholesaler, retail dan service
provider) di Hong Kong tertarik dengan adanya sistem reverse logistics,
mereka juga sadar akan adanya banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari
sistem tersebut, seperti penambahan profit. Namun, banyaknya faktor-faktor-
faktor seperti kebijakan perusahaan dan kurangnya sistem menjadi hambatan
utama dalam penerapan reverse logistics tersebut.
|
I
Nyoman Sutapa (2009)
|
Komitmen
dan Kapabilitas untuk meningkatkan Kinerja Reverse Logistics
|
Pengelolaan
reverse logistics melalui alokasi anggaran dan pembentukan unit pengelola
tersendiri disertai pendayagunaan teknologi terutama pertukaran data secara
elektronik, mampu meningkatkan kapabilitas inovasi, khususnya kemampuan
kustomisasi dan flesksibilitas perusahaan dalam meningkatkan kinerja reverse
logistics, dalam hal ketepatan waktu dan biasya operasional yang rendah. di
sisi lain, kapabilitas komunikasi belum terbukti dapat mempengaruhi kinerja
reverse logistics dikarenakan kapabilitas yang dimiliki belum dimanfaatkan
secara optimal.
|
2.6. Kerangka
Pemikiran
Permasalahan
-Suppliers telepon seluler memandang kegiatan reverse
logistics
-Kinerja suppliers telepon seluler
-Kegiatan reverse logistics berpengaruh terhadap
suppliers elepon seluler
|
Strategi
-Reverse Logistics
Pentingnya
kegiatan reverse logistics
Kebijakan
Perusahaan
Sistem
Keuangan
Sumber daya
aparatur
Masalah hokum
-Suppliers
Wholesaler
Retailer
Service center
|
Rumusan Masalah
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatan
reverse logistics?
- Bagaimana kinerja
suppliers sebagai rantai
pasok telepon seluler?
- Bagaimana pandangan
suppliers telepon seluler
terhadap kegiatn reverse
logistics?
|
Umpan balik
Hipotesis
Terdapat pengaruh reverse logistics terhadap kinerja
suppliers telepon seluler
|
umpan
balik
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Proses
Manajemen Dalam Perusahaan Lincoln Electrik Hingga Menjadi Perusahaan Global
Lincoln Electric Company, selanjutnya disebut Lincoln,
merupakan perusahaan terkemuka dunia dalam produksi pengelasan busur. Motor
listrik merupakan produk pertama dari Lincoln.
John C. Lincoln adalah pendiri Lincoln pada tahun 1895. Pada awal-awal
tahun, Lincoln, yang memproduksi motor listrik sebagai produk pertamnya,
mengalami pertumbuhan walaupun kecil. Kemudian, pada tahun 1907, James, saudara
John membantu John untuk mengelola perusahaan dalam hal promosi, sedangkan John
fokus kepada penemuan produk baru dan bertindak sebagai manajer produk.
Beberapa tahun kemudian, Lincoln mengembangkan
bisnisnya tak hanya dalam produksi motor listrik tetapi juga pada battery
charges untuk mobil listrik, dan pada 1909 mulai memproduksi alat pengelasan.
Ketika Perang Dunia II pecah, banyak permintaan akan produk pengelasan. Saat
itu, penjualan Lincoln meningkat tajam dari $4 juta ke $24 juta pada 1941.
Karena permintaan akan produk pengelasan yang begitu tinggi, produksi motor
listrik ditiadakan selama masa perang.
Setelah kematian John dan James Lincoln, Lincoln
Electric Company dikelola oleh Donald F. sebagai pemilik, dan Fred Makenbach
sebagai CEO pada tahun 1992. Di tangan
mereka, seluruh operasi luar negeri dikonsolidasikan dan di atur ulang. Lincoln
kini menguasai 40% pangsa pasar di Amerika Serikat untuk produk pengelasannya.
Lincoln selalu mengutamakan kepentingan pelanggan.
Para eksekutif berusaha untuk membuat produk dengan kualitas yang meningkat
dengan kos yang semakin kecil. Mereka sadar bahwa profit perusahaan adalah
datang dari pelanggan. Lincoln juga memperlakukan karyawan dengan baik, sebab
karyawan lah yang menciptakan produk sesuai dengan keinginan pelanggan. Tidak
ada struktur organisasi yang jelas di dalam Lincoln, selain itu rekrutmen
karyawan dilakukan secara tertutup, kecuali untuk bagian penjualann dan teknik,
dan hanya dengan wawancara tanpa ada tes psikologi.
Kompensasi terhadap karyawan di Lincoln selalu diukur secara finansial. Pegawai akan digaji dan diberi bonus berupa uang sesuai dengan kinerja mereka, missal berdasar unit yang diproduksi. Karyawan juga diberi kesempatan untuk memiliki saham Lincoln, dengan tujuan untuk meiningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Four
International Operations Strategies
Pasar global adalah pasar berskala
dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami
perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:
Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas
dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan. Semakin banyak orang yang
melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global,
semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk,
dan perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar dunia. Pasar global adalah peluang bisnis yang sangat
besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan memutuskan untuk ikut
serta dalam pasar global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk
mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak keuntungan.
3.1.1. Karakteristik perusahaan yang berorientasi global :
1.
Pabrik
dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2.
Komponen
bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3.
Desain
produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4.
Permintaan
bukan berdasarkan lokal saja.
5.
Logistik
dan pengendalian persediaan bersifat global.
6.
Perusahaan
global diorganisasikan melalui divisi secara global
3.1.2. Pertimbangan-Pertimbangan
Utama Untuk Mencapai Operasi Global.
1.
Desain
Produk Global
Ditiap Negara ada perbedaan social dan budaya sehingga
perusahaan harus memperhatikan berbagai hal, misalnya kemasan dan cara
pemasaran yang mungkin akan bervariasi.
2.
Desain
Proses Global dan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu
pengelolaan atau manajemen sehingga operasi global dapat diintegrasikan.
3.
Analisa
lokasi fasilitas global
Menggunakan faktor kunci sukses untuk memilih negara,
diantaranya dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi nasional, tingkat inovasi,
jumlah penduduk yang trampil, tingkat perubahan teknologi, stabilitas
pemerintahan, pertanggung jawaban produk, pembatasan ekspor, kesamaan bahasa,
etika kerja, tingkat pajak, inflasi, ketersediaan bahan baku, tingkat bunga,
jumlah penduduk dan ketersediaan sarana jalan.
4.
Dampak
budaya dan etika
Budaya yang ada ditiap negara berbeda, hal tersebut
juga harus disikapi dengan arif agar kegiatan operasi perusahaan dapat sukses,
misalnya kebiasaan jam istirahat, perlindungan terhadap hak intelektual ,
budaya korupsi, dsb.
3.1.3.
Jenis
Perusahaan Yang Beroperasi Secara Global
1.
Bisnis
Internasional
Ball, McCullach, Frantz, Geringer,
dan Minor, mengartikan bahwa bisnis internasional merupakan suatu bisnis yang
kegiatannya melampui batas negara, yang mencakup perdagangan internasional,
pariwisata, transportasi dan yang lainnya. Sedangkan menurut C. Daniels,
Radebaugh dan Sullivan. Bisnis internasional yaitu semua transaksi komersia
baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
Ciri-ciri bisnis internasional :
·
Perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi
multinasional (desentralisasi).
·
Memerlukan
suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan menembus pasar global.
·
Keahlian
ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses
dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri.
·
Menggunakan
sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk
dengan anak perusahaan.
2.
Perusahaan
Multinasional
Perusahaan multinasional (PMN, mengacu pada multinational corporation atau MNC) menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah sebuah perusahaan
yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan
produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah).
Ciri-ciri perusahaan multinasional :
·
Perusahaan
induk memberikan kebebasan kepada anak perusahaan untuk mengembangkan produk
dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi).
·
Strategi
ini menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat),
dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan
strategis serta terdiri dari proses dan database yang beridiri sendiri (oleh
anak perusahaan).
3.
Perusahaan
Transnasional
Perusahaan transnasional adalah
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara.
Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua
pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi
diseantero planet ini.
Ciri-ciri perusahaan transnasional :
·
Perusahaan
induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan
kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang
tepat.
·
Tercapainya
efisiensi dan integrasi global serta fleksibilitas di tingkat lokal.
·
Rumitnya
sistem pengendalian yang diperlukan, demikian pula arus sumber daya dari satu
titik ke titik lain ketika perusahaan berfungsi sebagai suatu sistem yang
terkoordinasi.
·
Selain
itu menunjukkan kapasitas pemrosesan informasi yang tersedia pada tingkat anak
perusahaan.
4.
Perusahaan
Global
Perusahaan Global
adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan
sistem pengambilan keputusan desentralisasi.
Ciri-ciri perusahan
global :
·
Pengendalian
ada di perusahaan induk (sentralisasi proses & database).
·
Perusahaan
berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia dengan produk-produk
standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentral dan
dikirimkan ke anak-anak perusahaan.
·
Hal
tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi
diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database.
·
Pengendalian
sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.
Lincoln Electric merupakan salah satu perusahaan yang mencerminkan
perusahaan global yang ada di dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari proses
oprasi dan rantai pasokan dari perusahaan Lincoln Electric.
Keberhasilan John C. Lincoln membawa perusahaan
Lincoln saat ini memiliki sebuah gambaran
global dari strategi proses operasi. Lincoln Electric melakukan beberapa
ekspansi ke berbagai negara berikut :
·
1939, Lincoln Electric mengirimkan William I. Miskoe ke Australia untuk
menjalin kerjasama dengan Australia untuk membangun Lincoln Electric Company
Pty. Ltd di Australia.
·
1953, Lincoln Electric mendirikan pabrik
modern di Rouen saat melakukan perjalanan singkat dari Paris
·
1986, ketua bernama George E. Willis dan Donald F. Hastings
sebagai presiden. Mr Willis mengejar kursus energik ekspansi asing; akhirnya,
Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas di operasi manufaktur berlokasi di
16 negara.
·
1996, ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas penelitian dan
pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan. Kegiatan ekspansi,
termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia, sebuah perusahaan
patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan manufaktur di
Jakarta, Indonesia.
·
1998,
merupakan tahun ekspansi, akuisisi, dan pengembangan produk di beberapa negara
seperti China, Turki, Jerman, dan Kanada. Lincoln pun membuka pusat distribusi
di Johannesburg, Afrika Selatan.
·
2000,
Lincoln Electric mengakuisisi
C.I.F.E. Spa, produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG.
Produksi dimulai di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
·
2002,
Akuisisi Bester S.A., produsen
peralatan las yang berbasis di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di
Eropa Timur. Perusahaan Lincoln Electric membentuk bagian pengelasan,
pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang didedikasikan untuk tumbuh saluran
ritel.
·
2003,
Lincoln Electric mengakuisisi
Century dan Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
·
2004,
akuisisi kepentingan pengendali di
tiga bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa
terkemuka yang pasarnya berkembang.
·
2005, Lincoln Electric mengakuisisi J.W.
Harris Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi
memperluas kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
·
2006,
mengakuisisi produk limited METRODE,
produsen yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat
elektroda habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan
pembangkit listrik industri.
·
2007,
Lincoln Electric berinvestasi dalam
memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun
atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia. Akuisisi Vernon Tool Company,
produsen peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi
otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk
meningkatkan posisi perseroan pasar global.
·
2008,
mengakuisisi Brastak di Brasil
memperluas penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco
di Portugal menambah kapasitas produksi di Eropa.
Dapat dilihat dari diagram di atas dengan produk yang terstandarisasi,
memperhatikan keadaan ekonomi negara tujuan, dan mudah beradaptasi dengan
budaya negara tujuan. Lincoln Electric mampu memiliki ciri-ciri yang ada dengan
tingkat efisiensi yang tinggi, serta tanggap terhadap budaya lokal, sehingga
termasuk ke dalam kategori perusahaan global.
3.2. Strategi Yang Digunakan Perusahaan Lincoln Electrik Untuk
Memenuhi Keunggulan Yang Kompetitif Di Bandingkan Perusahaan Lainnya
1. Lincoln
Electric Company merupakan sebuah bisnis yang memiliki strategi Cost
Leadership. Lincoln sangat bagus dalam mengaplikasikan strategi ini, karena
Lincoln mampu menjadi pemimpin dalam industri ini dengan harga produk terendah
namun memiliki kualitas yang tinggi. Lincoln bergerak di industri manufaktur
peralatan las, motor listrik, dan peralatan listrik lainnya. Perusahaan ini
bersaing untuk memenangkan pilihan pelanggan berdasarkan kompetisi harga dan
kualitas produk.
2. Berbagai
faktor mempengaruhi kesusksesan Lincoln, antara lain:
·
Lincoln menempatkan pelanggan sebagai pihak yang
paling penting dalam membangun kesuksesan perusahaan. Hal ini diwujudkan dengan
menomorsatukan kepentingan pelanggan dengan menghsilkan produk berbiaya rendah
namun dengan kualitas yang tinggi.
·
Lincoln memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
memiliki saham perusahaan. Dengan begitu, loyalitas karyawan menjadi meningkat,
mereka dengan senang hati bekerja lebih keras untuk mencapai profit yang lebih
tinggi.
·
Insentif diberikan dalam bentuk bonus finansial, yang
di Amerika Serikat sangat cocok. Dari hasil wawancara, didapatkan bukti bahwa
karyawan merasa senang dengan sistem insentif tersebut dan mereka rela bekerja
lebih keras untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
Untuk bisnis
yang menggunakan strategi bisnis Cost Leadership, idealnya manajemen menetapkan
insentif perusahaan berdasarkan pada tingkat keefektifan penggunaan sumberdaya
perusahaan. Lincoln telah melakukan hal tersebut dengan memberikan bonus yang
bergantung pada berapa banyak produk (metal electrode) yang berhasil diproduksi
oleh karyawan.
3. Pada
prinsipnya, Lincoln menggunakan etika Kristiani dalam menjalankan bisnisnya,
bahwa promosi kan menjadi sukses ketika perusahaan menyediakan produk-produk
terbaik, bahwa kompetisi akan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi, bahwa
harga merupakan cerminan dari efisiensi produksi. Akan tetapi, nilai-nilai
tersebut sepertinya kurang disosialisasikan sehingga karyawan tidak
mengetahuinya (berdasarkan wawancara). Yang terjadi sekarang adalah, karyawan bekerja
keras karena mereka memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan. Karyawan
dengan tipe pencari uang, kekayaan, dan kesejahteraan adalah jenis karyawan
yang cocok bekerja pada Lincoln. Sebab, perusahaan ini menggunakan sistem
kompenssi yang financial oriented.
4. Beberapa
pendekatan Lincoln yang dapat diterapkan di perusahaan lain:
·
Insentif dengan financial oriented. Insentif diberikan
dalam bentuk dolar dan diukur berdasarkan tingkat kefisienan dan keefektifan
kinerja karyawan.
·
Stock option. Memberikan kesempatan pada karyawan
untuk dapat memiliki saham Lincoln. Bagaimanapun ada beberapa hal yang membuat
Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa
seperti Lincoln.
·
Lincoln memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada
pekerja lulusan sekolah menengah atas daripada perusahaan lain. Kayrawan pun
dapat berpartisipasi dalam pengembilan keputusan secara tidak langsung.
Karyawan memilih Advisory Board, yang Adcisory Board ini nanti ikut dalam
pengambilan berbagai keputusan manajemen.
·
Tata letak pabrik dan sistem produksi yang efisien.
5. Pendekatan
implementasi Lincoln mungkin bisa berantakan karena:
·
Sistem rekrutmen perusahaan yang salah. Perusahaan
hanya mengandalkan wawancara, yang berpotensi terhadap bias, dan bahkan tidak
menyelenggarakan psikotes untuk rekrutmen karyawan. Padahal psikotes sangat
penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang
sekarang.
·
Sistem kompensasi yang kurang tepat. Lincoln
beroperasi di berbagai negara di dunia, yang tentu saja memiliki kebiasaan dan
budaya yang berbeda. Di Amerika, sistem kompensasi yang berdasar pada finansial
sangat cocok. Akan tetapi, belum tentu sistem ini cocok diterapkan di Asia dan
Eropa, dimana uang bukanlah segalanya.
Selama ini, penghematan
biaya yang dilakukan Lincoln hanya bersifat teknis dengan pemaksimalan kinerja
karyawannya. Apabila pesaing Lincol mampu menemukan penghematan biaya yang
lebih bersifat mendasar dan jangka panjang, maka posisi Lincoln sebagai
perusahaan pemimpin Cost Leadership akan terancam.
6. Proses
Seleksi Supplier
Proses seleksi supplier bertujuan
untuk memastikan pemilihan supplier dilakukan secara konsisten, dengan
mempromosikan sebuah proses yang akan menjamin produk kualitas tertinggi pada
harga standar
pasar. Cakupan yang berlaku untuk semua
bahan dan / atau jasa yang dibeli digunakan dalam pembuatan produk Lincoln.
Pemilihan supplier didasarkan pada evaluasi yang mungkin termasuk, namun tidak
terbatas pada, kriteria berikut:
· Kualitas
produk secara keseluruhan dan kemampuan teknis
· Manufaktur
kapasitas dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pengiriman sistem mutu
yang diterima
· Sebagian
sampel disetujui dengan percobaan bahan yang sesuai dengan kriteria
· Sejarah
kinerja yang akan mencakup evaluasi kualitas, pengiriman, dan atau dukungan
layanan
· Stabilitas
keuangan, harga yang kompetitif, dan total biaya layanan angkut produk, dan
layanan nilai tambah lainnya
· Waktu
keterlambatan untuk Pengiriman sesuai dengan peraturan NAFTA, RoHS, kepatuhan
EHS, dan ematuhi semua hukum setempat
Pemasok didorong untuk menghubungi personil
pembelian yang tepat
di Supply Management untuk informasi mengenai peluang potensial. Data mengenai
produk, fasilitas manufaktur, sejarah perusahaan, dukungan teknis yang
tersedia, dll.
Strategi yang di
lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain.
Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak
setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga,
jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln
sendiri yang dianggap
relevan,
atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut
dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah
satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab
pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan
non-beli karyawan.
Dalam situasi apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung
atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah
pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian
Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi.
3.3. Yayasan Pendidikan Lincoln (Program
CSR)
Perusahaan lincoln yang
telah berkembang pesat dan telah menyebar di berbagai negara membuat perusahaan
telah dikenal masyarakat setempat. Sehingga membuat manajer perusahaan lincoln
dituntut untuk membuat strategi lain untuk tetap menjaga nama baik perusahaan
lincoln di mata masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan atau
pabrik. Untuk itu manajer harus mampu mengolah pemasukan dan pengeluaran serta
investasi dari stakeholder agar terlihat jelas dan transparan. Dana, laba dan
pemasukan lain yang diperoleh perusahaan harus diolah dengan baik untuk arus
pengeluaran perusahaan tersebut. Salah satu strategi atau rencana manajer dalam
memaparkan pengeluaran selain dalam bentuk laporan keuangan manajer juga
melakukan corporate social responsibility (CSR) tujuannya adalah sebagai
tanggung jawab sosial perushaan karena dampak-dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. CSR bagian yang penting dalam strategi perusahaan dalam
berbagai sektor dimana terjadi ketidak konsistenan antara keuntungan perusahaan
dan tujuan sosial atau perselisihan yang dapat terjadi karena isu-isu tentang
karyawan yang berlebihan (heal,2004). Berikut merupakan wujud dari strategi CSR
yang dilakukan perusahaan Lincoln:
Lincoln Foundation dan Lincoln
Welding Sekolah
Yayasan
J.F.Lincoln adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit), pendidikan
pengelasan yang didirikan tahun 1936 metode untuk mempromosikan pengelasan yang
lebih baik yang digabungkan dengan logam dan untuk mempromosikan pengelasan
sebagai pilihan karir. Yayasan ini adalah satu-satunya organisasi di Amerika
Serikat yang didedikasikan semata-mata untuk mendidik publik tentang seni dan
ilmu pengelasan busur, yang terbentuk ketika industri pengelasan busur di masa
pengenalan. Sekarang, yayasan sekarang masuk dalam dekade yang ketujuh dengan
menerbitkan buku-buku pendidikan dan memberikan uang penghargaan untuk
mengenali prestasi teknis. Sekolah Lincoln Electric Welding didirikan pada
tahun 1917, dan sejak itu memerintahkan lebih dari 100.000 laki-laki dan
perempuan dalam berbagai bidang dan teknik keselamatan dan proses pengelasan
busur. Sekolah ini terdaftar oleh Ohio State Board School dan pendaftaran
perguruan tinggi.
Bentuk Penghargaan yang diberikan
dalam program CSR ini adalah:
1.
JFLF ini Welding Choice Program
Imbalan Excellence dan Menginspirasi Kemajuan di Lapangan
JFLF
ini Welding Choice Program mendukung pendidikan las busur, desain dan inovasi
pada setiap tingkat pendidikan, dari program penyuluhan (4H Hand, Heart, Head,
and Health) ke sekolah tinggi untuk tingkat perguruan tinggi. Kami juga
mengakui keunggulan instruktur pengelasan yang mengajarkan pengelasan dan
tukang las profesional yang lebih bekerja keras untuk kepentingan ilmiah dan
kemajuan las busur. Menyadari proyek pengelasan dan masalah teknis. Penghargaan
program pengelasan penghargaan kami berikan kepada tukang las yang muncul dari
hari ini dan kemajuan bidang pengelasan untuk tukang las besok.
2.
DIVISI
I Welding Choice Competition
Sekolah Tinggi - Masukan Sekolah Anda
dalam Peta (mahasiswa umur 18th ke bawah). Arc kiriman proyek pengelasan
terbuka untuk semua siswa berumur 18th dan lebih muda yang terdaftar dalam
program sekolah atau pelatihan. Siswa dapat menyampaikan laporan tertulis
tentang proyek pengelasan mereka setelah selesai. Proyek pengelasan mungkin
tentang struktur, perbaikan atau item yang dibuat untuk rumah, pertanian, toko
atau penggunaan rekreasi. Siswa dapat menyerahkan proyek pengelasan miliknya
seniri atau bekerja dengan tim sesama siswa (lima maksimum, dengan persetujuan
instruktur). Divisi I entri pertama dinilai oleh wilayah dan kemudian menjadi
layak untuk penghargaan nasional.
3.
DIVISI
II Welding Choice Competition
Proyek Karir - Mengembangkan Daya Saing
Anda (Siswa berumur 19+). Terbuka untuk semua siswa berumur 19th dan lebih tua
yang terdaftar di salah satu dari berikut: kelas malam untuk dewasa, karir atau
sekolah teknik, sekolah tinggi, sekolah perdagangan swasta, kelas pelatihan
di-pabrik, lembaga teknis, dasar, kursus perguruan tinggi atau dua tahun atau
program magang. Satu-satunya pengecualian adalah mahasiswa yang terdaftar dalam
program gelar dua tahun Associate (yang mengirimkan makalah tentang proyek)
diberlakukan untuk kategori Divisi IV. Proyek pengelasan dapat diajukan oleh
perorangan atau oleh tim (lima maksimum, dengan persetujuan instruktur). Divisi
entri II bersaing di tingkat nasional.
4.
DIVISI
III Welding Choice Competition
SkillsUSA - Kompetisi untuk
Karir-Focused (Siswa di Program Pengembangan Profesional). Sebagai bagian dari
JFLF pengelasan program penghargaan, kami dengan bangga mendukung Skills USA
dan misi mereka untuk memberdayakan tukang las profesional selanjutnya. Kontes
pengelasan Divisi III ini terbuka untuk semua anggota SkillsUSA aktif saat ini
terdaftar dalam program-program yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk
pengelasan sebagai bagian atau posisinya. Hadiah uang tunai yang tersedia di
kedua negara dan tingkat nasional, dan penghargaan peralatan yang diberikan
kepada pemenang nasional dan instruktur
5.
DIVISI
IV Welding Choice Competition
Associate Gelar Papers - Inspiring
Pursuit of Knowledge (Mahasiswa dalam program dua tahun atau S2). Divisi IV ini
terbuka untuk semua siswa bekerja menuju gelar S2 dalam disiplin yang
melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah
untuk siswa yang memenuhi syarat dan ingin mengirimkan karya mereka yang
berpusat di sekitar disiplin pengelasan. Topik makalah yang diterima meliputi,
tetapi tidak terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau
pembuatan bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan;
penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan dalam las busur;
pengelasan keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual
reality sebagai bagian dari program pelatihan. Siswa dapat berpartisipasi
sebagai individu atau kelompok hingga 6 orang. Mahasiswa program S2 yang ingin
mengajukan proyek pengelasan sebenarnya perlu untuk dipertimbangkan di bawah
program Devisi II dalam memberikan program penghargaan pengelasan. Mahasiswa
program empat tahun atau S1 harus menyerahkan surat-surat mereka di bawah
Divisi V.
6.
DIVISI
V Welding Choice Competition
Sarjana & Pasca Sarjana –
Penghargaan Inovasi Pengelasan (Mahasiswa dalam program empat tahun atau S1).
Divisi V terbuka untuk semua siswa menuju gelar sarjana dalam disiplin yang
melibatkan desain produk industri, teknik atau manufaktur. Program ini adalah
untuk siswa yang memenuhi syarat yang ingin mengirimkan karya mereka yang berpusat
di sekitar disiplin pengelasan. topik makalah diterima meliputi, tetapi tidak
terbatas pada: tantangan yang berkaitan dengan desain, teknik atau pembuatan
bangunan, jembatan, mesin atau produk mekanik atau peralatan; las busur
penelitian, pengujian, prosedur atau proses pembangunan; pengelasan
keselamatan, pendidikan, pelatihan atau penggunaan pengelasan virtual reality
sebagai bagian dari program pelatihan. Mahasiswa program sarjana atau
pascasarjana yang ingin mengajukan proyek pengelasan yang sebenarnya untuk
dipertimbangkan dalam program pengelasan penghargaan kami harus melakukannya di
bawah program Divisi II.
3.4. Profil dan Sejarah Perusahaan Lincoln
Electric
Saat
ini Perusahaan Lincoln Electric dipimpin oleh CEO bernama Christopher L. Mapes.
Lincoln Electric sekarang ini mampu menguasai pasaran global atas
kepemimpinananya. Namun, sebelum masa kepimpinan Christopher, Lincoln Electric
sendiri sudah menjadi perusahaan yang besar.
3.4.1. Profil Perusahaan
Lincoln Electric
adalah perusahaan multinasional Amerika dan produsen global produk pengelasan,
weldingequipment busur, pengelasan perlengkapan, plasma dan perlengkapan
pemotongan oxy-bahan bakar dan sistem pengelasan robot.
Perusahaan
Fortune 1000 yang berkantor pusat di Euclid, Ohio, Amerika Serikat dan memiliki
seluruh jaringan distributor dan kantor penjualan yang meliputi lebih dari 160
negara. Ini memiliki 42 lokasi manufaktur di Amerika Utara, Eropa, Timur
Tengah, Asia dan Amerika Latin. Maskapai ini juga mengoperasikan aliansi
manufaktur dan perusahaan patungan di 19 negara.
Lincoln
Electricand model bisnis ini terdaftar sebagai salah satu yang paling
dipelajari oleh Harvard Business School dan telah tampil dalam banyak studi
kasus oleh sekolah-sekolah bisnis lain di seluruh dunia. Sejak tahun 1975,
delapan kasus telah ditulis tentang Lincoln Electric oleh Harvard Business
School sendirian.
Perusahaan
melaporkan atas penjualan $2,9 miliar pada 2013, dengan penjualan dari Amerika
Utara akuntansi untuk 50% dari itu. Lincoln memiliki lebih dari 8500 + karyawan
secara global dan 3000 di Amerika Serikat saja. Di antara Lincoln Electricand
anak perusahaan adalah kelompok produk Harris, yang merupakan produsen
pengelasan perlengkapan, peralatan Gas dan produk-produk khusus lainnya. Harris
produk kelompok memiliki fasilitas manufaktur di Georgia, Ohio, California,
Polandia, Meksiko, Brasil, dan Italia.
Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1895 oleh John C. Lincoln dengan modal investasi sebesar
$200 untuk membuat motor listrik yang ia telah dirancang
3.4.2. Sejarah Perusahaan
· 1895-1919
Sejak
awal 1895, John C.
Lincoln mendirikan The Lincoln Electric Company dengan investasi modal $
200,00. Produk yang dihasilkan adalah motor listrik dari desainnya sendiri.
Adik John C., James F. Lincoln, bergabung dengan Perusahaan sebagai salesman
pada tahun 1907. Sementara itu, lini produk telah diperluas untuk mencakup
pengisi daya baterai untuk mobil listrik. Satu set pengelasan pertama kali
dibuat oleh James F. Lincoln pada tahun 1909. Pada tahun 1911, Lincoln Electric
memperkenalkan variabel tegangan pertama, operator tunggal, dan mesin las
portabel di dunia. Pada tahun 1914, John C. berbalik kendali ke James F.
Lincoln. James F. memperkenalkan buruh dengan membayar dan mendirikan Dewan
Penasehat Karyawan, yang mencakup wakil-wakil terpilih dari setiap departemen
dan telah mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil yang terpilih setelah
mendirikan Dewan Penasehat Karyawan. Pada 1915, dalam upaya waktu yang
progresif, karyawan Lincoln Electric ditutupi oleh asuransi jiwa bersifat
kelompok. Pada tahun 1916, The Lincoln Electric Company mendirikan pabrik untuk
mendistribusikan produk dari AS di Kanada. Tahun berikutnya, sekolah The
Lincoln Electric Welding didirikan. Sekolah tersebut telah melatih lebih dari
100.000 orang sejak awal tahun 1917.
· 1920-1939
Produk Lincoln Electric bagian pengelasan
untuk motor pertama kalinya pada tahun 1922, menjadikan perusahaan bisnis
pengelasan pertama. Pada tahun 1927, Lincoln Electric memperkenalkan Fleetweld
(armada las) 5 lapis elektroda yang menghasilkan lasan dengan 20 – 50% daya
tarik lebih tinggi dan daktilitas 100% lebih besar dari yang dibuat dengan
elektroda tanpa lapisan.
Karyawan Lincoln Electric mendapatkan
tunjangan liburan pada tahun 1923. Dimana pada tahun tersebut, perusahaan juga
merencanakan pembagian kepemilikan saham yang pertama kali ada di Amerika pada
tahun 1925. Sebuah program usulan karyawan dilaksanakan pada tahun 1929, dimana
karyawan Lincoln Electric menerima bonus intensif tahunan pertama mereka pada tahun
1934. Sementara itu, rata-rata gaji karyawan Lincoln Electric lebih dari dua
kali lipat selama satu dekade perusahaan mengalami kemunduran ekonomi. Pada
saat itu perushaan menjual elektroda kurang dari $ 0,06 / lb dari target
perusahaan yang seharusnya $ 0,16 / lb.
Setelah bekerja selamat 12 tahun untuk
menyempurnakan lasan, John Lincoln menciptakan kerapatan medan magnet(fluks)
yang telah dipatenkan untuk pertama kalinya, membuat las sefleksibel baja.
The Procedure Handbook of Arc Welding
Design and Practice
(Buku Prosedur Penuntun dari Desain dan Praktek Las Busur), pertama kali
diterbitkan pada tahun 1933, dan lebih dari 500.000 eksemplar buku ini telah
terjual. Pada tahun 1936, yayasan las busur milik James F. Lincoln didirikan
sebagai organisasi pendidikan nirlaba untuk memajukan las busur sebagai bahan
utama proses penggabungan. Pada tahun yang sama, seorang salesman muda bernama
William I. Miskoe ditugaskan pergi ke Australia untuk menjalin kerjasama dengan
Australia untuk membangun Lincoln Electric Company Pty. Ltd di Australia.
· 1940 – 1949
Perang Dunia II membawa ekspansi dramatis
dari bisnis Lincoln Electric, dengan lambung kapal yang dilas menciptakan
sebuah pasar baru untuk produk las busur. Setelah banyak pekerja Lincoln
Electric yang ada, perusahaan itu menyewa sejumlah besar perempuan dan pekerja
pabrik minoritas untuk pertama kalinya. Produksi motor dihentikan untuk fokus
pada sumber daya yang ada untuk mendukung permintaan produk pengelasan pada
masa perang.
· 1950 – 1969
Pada tahun 1951, Lincoln Electric membangun
pabrik modern dengan material unik yang mampu menangani pemeliharaan di Euclid,
Ohio. Lincoln Electric France SA didirikan pada tahun 1953 dengan pembangunan
pabrik di Rouen, perjalanan singkat dari Paris. Inovasi besar dari tahun
1950-an termasuk Jetweld cepat mengisi tongkat elektroda hidrogen yang rendah
dan Innershield (pelindung inti) melindungi diri dari inti kerapatan medan
magnet (fluks) biji kawat elektroda.
James F. Lincoln terus meningkatkan
Manajemen Insentif (manajemen pendorong), menambahkan biaya pengalihan hidup,
menilai jasa secara formal, dan penjaminan kerja secara terus-menerus. Pada
tahun 1959, John C. Lincoln meninggal.
Pada tahun 1960, motor kembali ke lini
produk perusahaan dengan model baru yang menampilkan frame aluminium ekstrusi
dan luka kumparan stator otomatis. James F. Lincoln meninggal pada tahun 1965.
· 1970 – 1989
Lincoln Electric memasuki era baru dari manajemen
profesional dengan promosi dari George E. Willis untuk presiden dan William
Irrgang ketua pada tahun 1972. The Mentor, Ohio, pabrik elektroda dimulai pada
tahun 1977 untuk memproduksi kawat domestik perusahaan habis produk.
Pada awal 1980-an adalah masa kesulitan,
dengan penjualan Lincoln Electric yang menurun 40% dalam menanggapi efek
gabungan dari inflasi, biaya energi naik tajam, dan resesi nasional. Meskipun
dijamin kerja terus menerus menerima ujian berat, tidak satu karyawan Lincoln
Electric dipecat karena kurangnya pekerjaan. Pada tahun 1986, ketua bernama George
E. Willis dan Donald F. Hastings menjadi presiden. Mr Willis dikejar kursus
energik ekspansi asing; akhirnya, Lincoln Electric memperoleh saham mayoritas
di operasi manufaktur berlokasi di 16 negara.
· 1990 – 1995
Pada 1992, Mr. Hastings menjadi ketua dan
Frederick W. Mackenbach dipromosikan menjadi presiden. Pada tahun 1991,
fasilitas kantor pusat dibuka dengan perluasan dan perenovasian Weld Teknologi
dan operasi pusat pelatihan. Operasi asing dikonsolidasikan dan ditata kembali.
Pada tahun 1993, selama reorganisasi
global, Don Hastings dan Fred Mackenbach mendesak karyawan Perusahaan AS untuk
mengejar tingkat rekor produksi dan penjualan. Dalam kebenaran semangat Lincoln
Electric, mereka menanggapi dengan sukarela menunda 614 minggu liburan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membuat produk. Catatan penjualan
yang ditetapkan setiap triwulan sejak pertengahan 1993.
Lincoln Electric menambahkan lebih dari 600
karyawan baru selama tahun 1994. Pada tanggal 8 Juni 1995, tahun ke 100 perusahaan,
fasilitas bermotor baru dibuka. Perusahaan Lincoln Electric mencapai tujuan
penjualan satu miliar dolar selama tahun seratus tahun.
· 1996
Dewan direksi mengangkat Anthony A. Massaro
sebagai Presiden, menyukseskan kepensiunan Frederick W. Mackenbach. Pada
tanggal 1 November, Mr. Massaro berstatus sebagai Presiden dan Chief Executive
Officer (CEO). Mr. Hastings tetap sebagai Ketua sampai Mei 1997.
Ekspansi jutaan dolar dan update fasilitas
penelitian dan pengembangan dalam negeri yang telah disetujui oleh dewan.
Kegiatan ekspansi, termasuk akuisisi Welding Sistem Elektronik (EWS) di Italia,
sebuah perusahaan patungan yang direncanakan di Cina dan perusahaan patungan
manufaktur di Jakarta, Indonesia.
· 1997
Direksi Lincoln Electric Direksi mengumumkan
pengangkatan Anthony A. Massaro sebagai ketua perusahaan, menjadikannya sebagai
ketua keenam. Pada pameran perdagangan American Welding Society pada bulan
April, perusahaan memperkenalkan banyak produk yang dihasilkan dari proses
pengembangan produk baru.
· 1998
1998 merupakan tahun ekspansi, akuisisi,
dan pengembangan produk bagi Lincoln Electric. Di wilayah global, Lincoln
Electric membuka pabrik elektroda di Shanghai, Cina dan diperoleh Uhrhan
seorang desainer & Schwill penginstal sistem pengelasan pipa untuk bagian
pabrik pipa, dari Essen, Jerman. Selain itu, Lincoln Electric menjamin sendiri
kemampuan kawat aluminium dan merek melalui akuisisi perusahaan di Kanada,
Indalco, produsen aluminium kawat dan batang. Dalam qilayah global lainnya,
Lincoln Electric dijamin 50% saham di AS Kaynak, produsen Turki terkemuka bahan
las dan membuka pusat distribusi di Johannesburg, Afrika Selatan.
Produk berlimpah dengan lebih dari 23
produk baru dan layanan yang diperkenalkan ke pasar pada tahun 1998, termasuk
ArcLink, busur pengelasan industri protokol komunikasi pertama, pada pameran
tahunan American Welding Society.
Pada tahun 1998, Lincoln Electric juga
membagikan bonus berturut-turut kepada 65 karyawannya dan mencapai tahun kelima
berturut-turut mencatat kinerja keuangan. Dalam berita investor, pemegang saham
menyetujui pembentukan perusahaan induk, Lincoln Electric Holdings, Inc Dengan
transisi ini datang konversi dari dual saham kelas (voting dan non-voting)
untuk kelas tunggal, semua hak suara. Tindakan ini dua kali lipat jumlah saham
yang beredar.
· 1999
Pada bulan Januari 1999, Lincoln Electric
mendirikan, pabrik patungan mayoritas dipegang elektroda di Filipina dengan
mitra distributor. Selama American Welding Society International Welding dan
Fabrikasi Exposition di St Louis, Lincoln meluncurkan beberapa produk tidak
pernah dilihat sebelumnya termasuk sistem Multi-Weld, dirancang untuk
pengelasan struktur besar, dan Power MIG: The Professional Choice, 255
kombinasi kawat pengumpan /tukang las. Lincoln Electric juga debutnya sejumlah
elektroda baru.
Juga pada tahun 1999, perusahaan
menyelesaikan penjualan bisnis motor untuk maraton Divisi Regal-Beloit,
melestarikan Kebijakan Ketenagakerjaan Dijamin melalui proses.
· 2000
Lincoln Electric mengakuisisi C.I.F.E. Spa,
produsen Italia bahan las dan produsen utama Eropa kawat MIG. Produksi dimulai
di fasilitas manufaktur baru Lincoln di Brazil.
· 2001
Perusahaan memperluas operasinya di Amerika
Selatan dengan perolehan Messer Soldaduras de Venezuela, produsen terkemuka
negara itu produk pengelasan habis. David C. Lincoln Technology Center selesai,
memastikan posisi kepemimpinan Lincoln Electric dalam pengembangan produk.
· 2002
Akuisisi Bester S.A., produsen peralatan las yang berbasis
di Polandia, mendorong pertumbuhan perseroan di Eropa Timur. Perusahaan Lincoln
Electric membentuk bagian pengelasan, pemotongan, peralatan dan aksesoris, yang
didedikasikan untuk tumbuh saluran ritel.
· 2003
Lincoln Electric mengakuisisi Century dan
Marquette sebagai pengelasan dan pengisi merek baterai.
· 2004
Akuisisi kepentingan pengendali di tiga
bisnis pengelasan di China selesai, memberikan Lincoln Electric pangsa
terkemuka yang pasarnya berkembang. Sekretaris Perdagangan AS, Donald L. Evans,
mengunjungi markas Euclid Lincoln Electric, mengutip perusahaan sebagai contoh
utama dari kekuatan manufaktur Amerika.
John M. Stropki sebagai Ketua, Presiden dan
Chief Executive Officer, menjadi ketua ketujuh dalam sejarah perseroan.
· 2005
Lincoln Electric mengakuisisi J.W. Harris
Co, pemimpin global dalam mematri dan solder paduan, untuk solusi memperluas
kemampuan perusahaan dan melengkapi lini produk inti.
· 2006
Akuisisi produk limited METRODE, produsen
yang berbasis di Inggris, berbasis nikel sisa biji kawat dan tongkat elektroda
habis pakai, memperluas penawaran perseroan khusus untuk proses dan pembangkit
listrik industri.
· 2007
Lincoln Electric berinvestasi dalam
memperluas jejak manufaktur global, usaha terbesar dalam sejarah, membangun
atau meng-upgrade 10 pabrik di seluruh dunia.
Akuisisi Vernon Tool Company, produsen
peralatan pemotong pipa yang dikendalikan komputer, memperluas solusi
otomatisasi Lincoln, sementara akuisisi di China dan Polandia lebih untuk
meningkatkan posisi perseroan pasar global.
· 2008
Presiden George W. Bush mengunjungi kantor
pusat Lincoln Electric di Euclid, Ohio, tours kampus manufaktur dan memuji para
karyawan perusahaan untuk daya saing global mereka.
Akuisisi Brastak di Brasil memperluas
penawaran perusahaan produk mematri dan yang akuisisi Electro-Arco di Portugal
menambah kapasitas produksi di Eropa.
· 2009
2,5 megawatt turbin Kenersys angin dipasang
di Lincoln Electric di Euclid, Ohio pada tahun 2011. Pada tanggal itu adalah
turbin angin terbesar di Ohio dan salah satu yang terbesar di Amerika Utara.
Fokus pada masa depan sambil mengelola
melalui lingkungan ekonomi yang menantang, Lincoln Electric memperkenalkan 108
produk baru dalam jangka waktu sembilan bulan, termasuk VRTEX ™ 360, sistem
pelatihan pengelasan virtual.
Perusahaan membuka fasilitas las seluas
100.000 kaki persegi di Chennai, India, untuk melayani permintaan di kawasan
Asia Pasifik. Lincoln Electric juga mengakuisisi kepemilikan penuh dari Jinzhou
Jin Tai Welding dan Metal Co untuk memperluas kapasitas manufaktur di China,
pasar pengelasan yang paling cepat berkembang di dunia.
· 2010
Perusahaan juga merupakan subjek dari buku
Spark yang ditulis oleh wartawan ekonomi Kanada, Frank Koller.
· 2011
Lincoln Electric mengakuisisi Arc Product,
produsen sistem pengelasan orbital dan pengelasan komponen otomatisasi.
Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy
Company Inc dan perusahaan induknya, Central Wire Industries Ltd (Industri
kawat pusat) yang dikenal secara komersial sebagai Techalloy.
Lincoln Electric mengakuisisi Techalloy
Robotic Inc (terapan robotik), yang dikenal di industri pengelasan dengan nama
merek Torchmate.
· 2012
Lincoln Electric mengakuisisi Weartech
International, produsen spesialis kobalt keras yang digunakan dan nikel
berdasarkan campuran untuk yang sulit dihadapi dan komponen gigi, dengan
fasilitas manufaktur di Anaheim USA dan Port Talbot Wales.
Lincoln Electric mengakuisisi Wayne Trail,
produsen spesialis solusi otomatisasi yang sepenuhnya telah terintegrasi untuk
industri mulai dari otomotif dan alat-alat udara yang mengelilingi bumi, HVAC,
furniture dan banyak lagi. Wayne Trail berkantor pusat di Fort Loramie, OH.
Lincoln Electric mengakuisisi
Burny-kaliburn, produsen spesialis mesin pemotong plasma dan mesin CNC untuk
plasma – memotong oxy bahan bakar. Burny-Kaliburn berkantor pusat di Ladson,
Carolina Selatan.
3.4.3. Lokasi Perusahaan
Berkantor pusat di Euclid, Ohio, Lincoln Electric
memiliki 44 lokasi manufaktur, termasuk operasi dan usaha patungan di 19 negara
dan jaringan di seluruh dunia, distributor dan kantor penjualan yang mencakup
lebih dari 160 negara.
Europe
|
Belgium Russia Crioaia
Czech Republic
Denmark Finland
England & Wales
Estonia Finand
France
Greece Hungary
Italy
Poland Portugal
Spain
Ukraine
Latvia
Lithuania Sweden Netherland
Slovakia Norway
Romania
|
America
|
Canada Colombia Brazil
Mexico
Venezuela
|
Asia
|
China Japan
India Indonesia
|
Australia
|
Australia
New
Zealand
|
Africa
|
North Africa
|
3.4.4. Peta
1. Dunia
2.
Amerika
Amerika
3.
Eropa
Eropa
4.
Afrika
Afrika
5.
Asia
Asia
6.
Australia
Australia
3.4.5. Produk
1. Welding Wire, Flux, and Rods
Tongkat ElektrodaUntuk aplikasi pengelasan baja paduan ringan dan rendah. Fitur selulosa, rutil dan jenis coating hidrogen rendah. |
|
Kabel MIG dan TIG Pemotong PanjangDimulai dengan baja kualitas tertinggi dan menghasilkan tingkat tinggi konsistensi, feedability dan kinerja busur. |
|
Metal-Cored Wires (Kabel Metal-Cored)Menggabungkan kawat padat dan fluks-buang biji untuk tingkat deposisi yang tinggi dengan kemampuan untuk mengelas lebih kontaminasi permukaan ringan. |
|
Self-Shielded, Flux-Cored (Self-Terlindung, Flux-Cored)
Tidak ada shielding gas diperlukan; membawa
produktivitas kawat las untuk aplikasi luar ruangan.
|
|
Gas-Terlindung, Flux-Cored
Dirancang untuk digunakan dengan baik CO2 atau argon campuran,
gas-terlindung, kabel fluks-buang biji fitur kinerja busur.
|
|
Submerged Arc (terendam Arc)
Berisi berbagai flux dan kabel yang dapat dipasangkan bersama-sama
untuk memenuhi industri persyaratan pengelasan tertentu.
|
|
Stainless Alloys (stainless Paduan)
Memenuhi bahan dan proses dasar persyaratan dari banyak stainless steel
dan aplikasi pengelasan paduan tinggi.
|
|
Nickel Alloys (Paduan nikel)
Memenuhi bahan dasar dan proses persyaratan seperti korosi dan aplikasi
suhu tinggi
|
|
Hardfacing
Untuk memulihkan bagian untuk ukuran aslinya yang telah lelah karena
logam-ke-logam gesekan atau dampak yang parah.
|
|
Aluminum MIG and TIG
Casting aluminium batang sendiri memungkinkan memegang toleransi sangat
ketat dalam komposisi kimia dari paduan.
|
|
Murex
nilai opsi habis Lincoln Electric untuk tongkat elektroda, kabel MIG
dan TIG dipotong panjang.
|
2.
Welding and
Cutting Equipment
PERALATAN PENGELASAN
peralatan las meliputi tongkat tukang las, tukang
las tig, tukang las MIG, tukang las multi-proses, proses tukang las canggih,
tukang las multi-operator, drive mesin, terendam peralatan busur, dan
pengumpan kawat untuk pengelasan busur.
|
|
PERALATAN MEMOTONG
Cutting peralatan termasuk pemotong plasma, sistem
pemotongan plasma, sistem pemotongan CNC, pemotong pipa mesin, fabrikasi baja
struktural, gerak dan bentuk pemotongan pengendali, dan bahan habis pakai
obor yang tulus untuk obor plasma.
|
|
Memakai pelindung diri meliputi sarung
tangan tahan api las, pakaian, topi dan kain doo, dan perlindungan wajah termasuk
gelas, memotong kacamata, dan perisai. Dapatkan paket lengkap dengan tas
pengelasan kami. VIKING Auto Penggelapan Helm yang ringan, nyaman dan penuh
fitur. alat las meliputi oven batang untuk mencegah kelembaban menjemput di
tongkat elektroda, sikat kawat untuk membersihkan baja, tirai dan selimut
untuk perlindungan.
|
|
Aksesoris
Aksesoris untuk tukang las dan peralatan las termasuk add-ons dan
pilihan untuk meningkatkan fungsi dari peralatan las dan bagian dibuang untuk
menjaga peralatan las Anda dengan benar. Pilih fitur opsional kasar untuk
peralatan Lincoln Electric Anda, termasuk undercarriages, selimut, kit dan
banyak lagi.
|
|
Eceran
Peralatan ritel termasuk tongkat tukang las, mesin
digerakkan tukang las, tukang las kawat feeder, senjata pengelasan, dan
pemotong plasma tersedia di gerai ritel seperti Home Depot, Lowes, NAPA, Alat
& Peralatan Utara, Lumber 2 Rumah dan Peternakan, dan Blain ini Farm
& Fleet.
|
3.
New
and Featured Equipment
Top Features(fitur top)
· Gunakan
dengan berbagai input daya 3 phase tersedia
· Mudah satu-knob
proses seleksi
· Termasuk
kekuatan 380/460/575/3/50/60
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored, Submerged Arc, Gouging
|
|
Top Features
· Jarak jauh mengendalikan las
output tanpa kabel kontrol untuk proses Stick dan TIG
· Dilengkapi non-CrossLinc jarak
jauh mengontrol output menggunakan yang ada kawat pengumpan
· Processes
· SMAW,
GTAW, GMAW, FCAW
|
|
Top Features
· Perakitan rak Lengkap tanpa
tukang las.
· Sesuai untuk/dengan (4) Flextec
350X tukang las.
|
|
Top Features
· Memperluas
K3400-1 4-pack rak dengan atau tanpa tukang las ke rak 8-pack.
· Memungkinkan
dua rak inverter Flextec 350X K3400-1 untuk berlari bersama-sama berfungsi
sebagai satu kesatuan.
|
|
Top Features
· 4C Lens Technology meningkatkan
visibilitas dan mengurangi ketegangan mata
· kejelasan yang lebih baik,
pandangan warna nyata - 1/1/1/1 Kejelasan Optik
|
|
Top Features
· Pencegahan
karat berbasis minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam
ruangan selama enam bulan
· Tidak akan
mempengaruhi mampu las logam besi dilapisi
|
|
Top Features
· pencegahan karat berbasis
minyak Proprietary yang menyediakan perlindungan korosi dalam ruangan selama
enam bulan
· Tidak akan mempengaruhi mampu
las logam besi dilapisi
|
|
Top Features
· Ekstraksi Reach -. Pilih
ekstensi selang untuk maksimal mencapai hingga 32 ft (9,7 m)
· Airflow - ekstensi selang
tambahan memfasilitasi kondisi aliran udara hingga 765 CFM
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored
|
|
Top Features
· Sederhana Konfigurasi -
Menggunakan ekstraksi asap tunggal pistol las atau hisap nosel lampiran
· Filter Cleaning System - Unik
sistem rotary udara jet memungkinkan filter polyester harus dibersihkan
menggunakan kompresi udara tanpa mengeluarkannya dari X-Tractor® 1GC
· Input
Power 120V/1/50/60
· Processes
· Stick,
TIG, MIG, Flux-Cored
|
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Lincoln Electric
memiliki proses manajemen dari yang sederhana dengan seiring perkembangan zaman menjadi proses yang
rumit. Strategi yang
di lakukan oleh manajer Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply
chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk
menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas,
harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan
Lincoln sendiri yang dianggap
relevan,
atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut
dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.
Personil Lincoln
Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan kewenangan untuk
kontrak dengan pemasok.
Hal ini
akan menjadi tanggung jawab pemasok untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi apapun pemasok
memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara langsung
atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah
pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian
Persetujuan Proses” sebelum pengiriman dari bagian produksi.
Dengan melihat perjalanan perusahaan Lincoln Electric
membuktikan bahwa dirinya telah mampu bersaing dan memasuki pasar global. Hal
ini di buktikan oleh adanya kerjasama antara perusahaan pusat Lincoln yang
berada di Amerika dengan sebagian Negara yang ada di dunia. Selain kerjasama
yang mampu mengembangkan perusahaannya, produk yang dihasilkan oleh Lincoln juga
dapat di terima oleh masyarakat di negara-negara yang telah bekerjasama serta
mampu di sesuaikan dengan kondisi culturnya.
4.2.
Saran
Menurut kelompok
kami, Perusahaan Lincoln Electric membuat anak perusahaan atau akuisisi di
benua yang masing sedikit unit perusahaannya. Contohnya di benua Australia dan
benua Afrika. Perusahaan Lincoln Electric haruslah mencari pemasok yang tepat
supaya tidak terjadi lead time saat produksi.
REFERENSI
Comments
Post a Comment